Aji Satya Wijaya

1292 Words
"Cukup katakan apa yang ada di hatimu karena aku lelaki yang to the point untuk urusan perasaan". -Aji Satya Wijaya - Sebuah perasaan pernah datang dan pergi. Datang dengan penuh gelora dan Pergi dengan penuh rasa sesal. Waktu pernah membawa seseorang tuk mengenal kata Cinta. Hingga semua berawal dari pdkt menjadi sebuah Hubungan. Namun bagaimana dengan hati yang masih merasakan kebekuan? akan kah sebuah cinta bisa tersisipkan di antara relung hati? Kini waktu membawa pertemuan antara Aji Satya Wijaya dan Diajeng Meyrindu Anggita dewi.. #### Diajeng Meyrindu Anggita dewi seorang mahasiswa di universitas ternama. Selain sebagai mahasiswa dirinya juga seorang asisten dosen. Di pertengahan semesternya Rindu selalu berusaha semaksimal mungkin agar kehidupannya bisa berjalan dengan baik. Para dosen sangat menyukai Rindu karena dirinya rajin dan pintar, karena sifat itulah Rindu bisa menjadi asisten dosen. Dan untungnya hari kerja menjadi asisten dosen tidak tabrakan dengan jadwal kuliahnya. "Diajeng.., Nanti jam 3 kamu ke ruangan saya ya. Ambil soal ujian buat kelas A semester 6 ya. Terus seperti biasa kamu bagikan langsung ya dan jaga juga. Nanti saya ada rapat jadi tidak bisa menjaga. Kamu mengerti kan? " Ujar Bu Melani "Siap bu.., saya mengerti. " Jawab Rindu "Baiklah saya duluan ya.., ini kunci ruangan saya." Ucap bu Melani sembari memberikan kunci ruangan pada Rindu "Terimakasih bu..". Jawab Rindu menundukkan kepalanya. Memberi salam pada Bu Melani Bu Melani tersenyum dan melangkahkan kakinya meninggalkan Asisten dosennya. Setelah kepergiaan Rindu bersandar di dinding. Menghela nafas setelah melakukan semua tugasnya. Rindu duduk di bangku depan ruangan E1. Ia menata mapnya yang berantakan. Sembari melihat jadwal kuliahnya. Ia mengecek grup w******p yang ada di ponselnya. Dan ternyata ada selebaran pengumuman jika kuliah hari ini libur. Fiuh.. Akhirnya kosong juga jadwal hari ini .. Ia langsung mengetikkan pesan di grup miliknya dan sahabatnya. Mengabari jika dirinya bisa ketemu bareng. Saking asyiknya bermain ponsel Rindu tak menyadari jika ada kehadiran seorang pemuda di sampingnya. "Ehem.. ". Deham Kak Aji Rindu menoleh dengan kaget ketika wajah kak Aji begitu dekat dengannya "Eh, astagfirullah. Kakak kelasnya bu melani bukan? " Tanya Rindu dengan memegang gemetar dadanya "Iya, Aku dari tadi memanggilmu tapi kamu gak noleh-noleh ya udah aku samperin kesini. " Ujar Kak Aji "Oh iya, maaf ya kak.. Aku gak kedengeran hehe. " Kak Aji adem melihat wajah imut Rindu yang sedang tersenyum. Ia akui jika asisten dosennya begitu cantik dan menarik perhatiannya. Meskipun dirinya belum mengenalnya sepenuhnya tapi di hatinya Rindu membuatnya berdebar. "Oh iya ini tugas rangkumanku yang kemaren. Maaf ya telat..". Ucap Kak aji dengan canggung sembari memberikan selembar kertas folio yang berisi tugasnya Rindu menerimanya dengan kikuk "Oh iya kak, terima kasih yaa.. ". Setelah itu ia langsung masukkan ke map putih miliknya. Setelah itu mereka diam membisu. Tanpa ada yang memulai percakapan. Rindu menatap kak Aji yang membenarkan topi putih yang dipakainya. Memiringkan poni miliknya ke dalam topi. "Bukannya kakak lebih cakep kalo poninya di depan topi ya kak? " Celetuk Rindu dengan tak sadar "Oh iya kah? " Jawab kak Aji tersenyum dengan lesung pipinya yang begitu terlihat. "Eh maaf kak.. ". Rindu tersadar dan mulai memalingkan wajahnya. Ia begitu malu setelah mengucapkan komentarnya dengan asal. Kak Aji melirik mata Rindu yang memalingkan wajahnya. "Hei, Beginikah? " Tanya Kak Aji Rindu menolehkan wajahnya dan menatap kak Aji yang tersenyum dengan kedua lesung pipinya. Rindu menjawab dengan malu-malu "Iya begitu lebih baik.. ". Kak Aji tersenyum ketika mendapati wajah merona Rindu. Kak Aji mengulurkan tangannya ke arah Rindu. "Oh iya, aku Aji Satya Wijaya. Salam kenal ya hehe. " Ucap Kak Aji mengenalkan dirinya "Oh iya kak, Aku Diajeng Meyrindu Anggita dewi. Salam kenal juga kak.. ". Tutur Rindu sembari menjabat tangan Kak Aji "Boleh lah kita saling kenal dulu siapa tau bisa jadi nyaman dan sandaran hati eh.. ". Ucap kak Aji dengan asal "Maaf Rin, Aku cuma bercanda hehe.. ". Lanjut Kak Aji "Hehe iya kak, Rindu mengerti kok.. ". Jawab Rindu "Woi Aji, Ayo kita cabut!! ". Teriak Seseorang dari sudut lorong Kak Aji menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Iye bentar lagi. Lu duluan dah." "Okee, gua tunggu di parkiran. Cepetan ya bro kalo lu lagi pdkt sama cewek haha." Ledek teman Kak Aji "Sialan lu.. ". Kak Aji hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah. Sedangkan Rindu tertawa kecil melihat kak Aji. Drrtt.. Dina's Calling.. "Halo din, Iya gua di lobby E1. Lu dimane? " "Gua di depan fakultas lu Rin.., gua kesana apa lu yang kesini? " Tanya Dina "Gua aja yang kesana. Gua jalan nih.. ". Jawab Rindu "Okey.. Bye.. ". Tuttt... Rindu bersiap merapikan semua mapnya dan berdiri. Kak Aji pun ikut berdiri. "Oh iya kak, aku duluan ya.. ". Pamit Rindu "Gua temenin lu bolehkan? Kan kita searah dengan tempat parkir motor gua." Tawar Kak Aji "Oh iya kak.. Silahkan. " Mereka berjalan bersama. Mereka tak saling menatap karena yang mereka lakukan hanyalah terus berjalan. Rindu berdebar dan bingung. Kenapa kak Aji mengantarnya? Padahal parkir motor ada di belakang. Gumam Rindu dalam hati Ya sudahlah toh cuma nganter aja gak lebih diajeng!! Sampailah mereka di depan fakultas Rindu. Ketika dirinya ingin menyebrang kak Aji menarik tangannya "Eh maaf Rin..". Ucap Kak aji dengan kikuk "Iya kak gak apa-apa. Aku boleh duluan kan? " Tanya Rindu "Iya, oh iya Rin.. ". Ucap Kak Aji terputus-putus "iya kak kenapa? " Tanya Rindu "Boleh gak aku Rindu kamu Rin? " Tanya Kak Aji tersenyum hangat Blush! Wajah Rindu langsung memerah. Ia langsung melepaskan genggaman tangan kak Aji. "Aku duluan ya kak! " Ucap Rindu berlari meninggalkan kak Aji yang terdiam. Dalam hati Rindu bertanya 'Kenapa bisa semudah itu cowok mengatakan hal itu? Padahal mereka baru saja kenal? ' Dalam benak Rindu, Kak Aji adalah seorang lelaki yang asal melontarkan perkataannya tanpa malu sedikitpun. Dan bagi Rindu sikap kak Aji begitu aneh. Tapi entahlah kita tak bisa menilai orang dari luarnya karena itu bukanlah hal yang baik. Rindu mengabaikan kak Aji yang masih berdiri menatapnya. Ia menghampiri sahabatnya yang tengah menunggunya. "Din, lu udah lama nunggunya? " Tanya Rindu pada sahabatnya dengan terengah-engah "Gua gak lama kok nunggunya. Nih lu minum dulu..". Ujar Dina menyodorkan es lemon untuk Rindu Rindu menerimanya dan langsung menyedot es yang diberikan dina dengan tandas. Dina geleng-geleng melihat sahabatnya yang begitu kehausan. "Thanks yak.., Fiuh seger bet. " Ujar Rindu "Lu abis kesambet ape sih? Sampe segitunya lu habisin es nya dalam sekejap. " Tanya Dina "Kagak kesambet ape-ape lagian.. ". Balas Rindu menyembunyikan raut wajahnya yang memerah "Hilih lu gak bisa nyembunyiin perasaan lu kali rin.., cerita sama gua. " Balas Dina menyerang Rindu Haduh, Gua lupa kalo si Dina peka banget orangnya. Gumam Rindu dalam hati Maudina Arinta Ayu adalah sahabat Rindu yang sangat peka dengan perasaan maupun keadaan Rindu. Hampir dari SMA hingga sekarang mereka tinggal bersama. Ya, semua terjadi saat Rindu mulai kehilangan bundanya. Dan itulah alasan kuat Dina selalu berada di sisi Rindu. Sembari melangkahkan kaki Rindu merasakan semua rasa hangat yang baru ia rasakan. Memejamkan matanya dan menoleh ke arah sahabatnya yang tengah bersengut tak sabar menantikan cerita Rindu. "Oke gua akan cerita, jadi.. ". "Jadi lu baru kenal tuh cowok? Atau diajak kenalan sama tuh cowok? " Sahut Dina sebelum Rindu menjawabnya "Iya Maudina Arinta Ayu.. ". Jawab Rindu geregetan "Hehe sorry ya, Terus terus gimana? Ciyee." Ledek Dina "Ya gak gimana gimana maudinaa.., udah gitu aja. " Jawab Rindu menyembunyikan cerita lucu yang sesungguhnya "Apakah Lu siap menjalin hubungan lagi Rin? " Tanya Dina Rindu berhenti dan menatap sahabatnya "Maskud lu gimana Din? "Tanya Rindu "Iya siapa tau kamu bakal diajak tuh cowo buat ngejalin hubungan. Lagian ujung dari 'pdkt' itu menjalin hubungan, So lu siap kagak? " Ungkap Dina bertanya pada Rindu atas kesiapannya "Entahlah, tapi satu hal yang pasti Hati akan berlabuh di waktu yang tepat... ". "Dan bagi gua sekarang adalah menunggu waktu yang tepat untuk menemukan seseorang yang tepat.. ". Lanjut Rindu Ya, Itulah semua yang dirasakan oleh Rindu. Sejenak ia hanya ingin mulai berjalan apa adanya hingga hatinya siap tuk kembali mengenal arti "Cinta"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD