bc

The Sweet Mission

book_age18+
99
FOLLOW
1K
READ
spy/agent
revenge
arrogant
billionairess
tragedy
comedy
bxg
genius
high-tech world
assistant
like
intro-logo
Blurb

Terseret dalam sebuah kasus pencarian pencuri. Steve seorang anggota rahasia badan intelijen negara harus mendapatkan informasi mengenai pencuri kelas kakap yang mendapat julukan The Lost Cat. Dia pun harus berusaha bisa menangkapnya.

Siapa pencuri tersebut?

Apa ada hubungannya dengan pertemuannya dengan Sandy sang tulang punggung keluarga yang memiliki trauma akut?

Berbagai bencana pun bermunculan sejak kejadian itu. Ancaman kematian bagi anggota keluarga Steve sampai misi penyelamatan sebuah negara.

Mampukah semua misi terselesaikan dengan manis termasuk hubungan Steve dan Sandy yang ditentang oleh Ibu Steve?

chap-preview
Free preview
1. Prolog
Langkah kakinya keluar dari toko kue milik kakak dan ibunya dengan senyum yang melebar. Ponsel pada tangannya terus bergetar dan dia harus segera menjawab panggilan tersebut. Panggilan ini adalah alasan dirinya datang ke toko kue kakaknya dengan hati riang gembira. Namun, tetap saja dia masih malu untuk mengumbar kedekatannya dengan pria yang cukup berpengaruh di negara ini meski selalu merahasiakan identitasnya. Bagaimana tidak dirahasiakan, pria itu bekerja sebagai agen rahasia dan mungkin hanya dirinya yang mengetahui seluruh tentang pria itu. Semoga kali ini, Sandy tidak akan salah menambatkan hatinya. Entah pria itu membalas atau tidak, keadaannya seperti ini saja, Sandy sudah senang bukan kepalang. "Ya, Steve, aku baru saja tiba di toko kakakku," kata Sandy keluar dari toko itu. "Kau sudah memesan kue kesukaan Mommy-ku?" selidik Steve di seberang sana. "Sudah, beres! Apa kau ingin mengambilnya ke sini?" tanya Sandy lagi. "Kita bertemu langsung di resto terbaru Hotel Prime saja. Aku dan Grandma hendak mencari hadiah kecil untuk Mommy-ku," ujar Steve memberitahu rencananya sebelum malam nanti. "Ah, kau benar. Baiklah kalau begitu, aku dan Mamaku yang akan membawa kuenya," sahut Sandy. "Aku sudah meminta Sydney dan Joshua untuk menjemputmu nanti, jangan menolak!" kata Steve kemudian. "Astaga, Steve, Kak Marco bisa menemani kami," tutur Sandy yang sejujurnya tersipu malu. "Aku yang membutuhkan kalian, jadi aku yang harus menyiapkan semuanya bukan?" kata Steve lagi. "Baiklah, kalau begitu. Em, apa kau sedang mengemudi?" selidik Sandy kemudian. "Ya, aku baru saja keluar dari kawasan perumahan Grandma," kata Steve. "Yasudah, jangan menelepon terlalu lama sambil mengemudi! Hati-hati di jalan," pesan Sandy. "Ok, bye!" Panggilan dimatikan. Sandy tersenyum karena senang. Hari ini dia diundang khusus oleh Steve dan saudara kembarnya, Sydney mengikuti perayaan ulangtahun Ibu Steve. Mereka sudah saling mengenal, tapi tidak terlalu dekat. Semoga saja Ibu Steve menyukai dirinya dan dia akan bisa selalu dekat dengan Steve. Sandy pun berniat kembali ke toko kakaknya mempersiapkan kue pesanan Steve, tapi seorang pria menarik lengannya dengan sangat kasar. "Argh!!! Siapa kalian!" decak Sandy terseret dengan tidak sepantasnya. Dia mencoba menyeimbangkan diri agar tidak terjatuh. "Ikut kami atau kami tidak segan segan menembaki toko kue kakak dan ibumu!" ancam bodyguard tersebut. Sandy mendongakan kepalanya dan melepas kacamata hitam yang pria ini gunakan. "Kalian? Anak buah Zidan? Lepaskan aku!" desis Sandy. Dor! Satu tembakan diarahkan ke pohon yang ada di sekitar toko tersebut. Sontak banyak orang yang berteriak terkejut dan melihat ke asal suara termasuk kakak dan Ibu Sandy. "Ok! Ok, fine! Aku ikut kalian, tapi lepaskan aku!" pinta Sandy. "Kau mau aku menembakan satu kali lagi langsung ke kepala Kakakmu?!" ancam bodyguard itu lagi. Sandy menarik napas dalam-dalam seraya mengumpulkan seluruh tenaga. Dengan cepat dia memberikan sebuah tendangan ke daerah terlarang bodyguard yang mengukuhkan dirinya dengan lututnya. Pria itu tentu saja kesakitan. Tak sampai di situ, Sandy dengan lihai melakukan salto lalu dan tepat menendang dagu bodyguard yang memegang pistol. Sekejap Sandy kini yang menguasai pistol dan para bodyguard itu tumbang. Namun, keadaannya tidak berbalik semudah itu. Masih ada dua bodyguard lagi yang menunggu di dalam mobil keluar dengan juga membawa pistol. "Cepat ikut kami atau sekarang juga kuhancurkan toko itu!" Ancam salah satu bodyguard yang keluar dari mobil. Sandy agak mematung dan rasanya sebentar lagi ibunya akan keluar lalu menyaksikan dirinya yang agak brutal. "Wanita gila! Cepat ikut kami!" pekik salah satu bodyguard yang tersungkur tadi dengan menarik belakang rambut Sandy. Sandy pun tak punya pilihan lain. Dia pun mengikuti para bodyguard itu sebelum ibunya melihat semua kekacauan ini. Sandy lalu ikut bersama mereka. Mereka hanya menjaga Sandy sementara Sandy mencari cara untuk melarikan diri. Laju mobil semakin cepat ke arah pusat kota. Entah apa yang diinginkan empat anak buah pria yang bisa dikatakan musuhnya. Tak lama saat sudah tiba di jalan besar nan lurus arah ke pusat kota, Sandy melihat sebuah mobil yang tak asing baginya. Dia lalu melihat ke arah ke empat bodyguard ini. "Apa yang kalian lakukan? Mobil siapa itu?" Tanya Sandy. "Masa kau tidak mengenalnya?" sebuah suara muncul dari ponsel yang dipegang oleh salah satu bodyguard. "Zidan?! Apa yang kau inginkan! Kau pengecut! Kau tidak berani langsung melawan aku dan Steve 'kan?!" umpat Sandy. "Kalian sudah mengabaikanku, tentu saja aku harus bertindak. Tenang saja, sebentar lagi aku akan melepaskanmu, tapi biarkan aku melihat kemusnahan pria yang kau sukai karena aku pun tak akan sudi jika kau menyukai pria lain selain aku!" ujar pria bernama Zidan itu dengan nada penuh kelicikan dan kecurangan. "Pria terkutuk! pengecut!" teriak Sandy. Tut! Tut! Panggilan sudah dimatikan dan mobil yang Sandy tumpangi menjadi sangat cepat. Sandy yakin ada yang tidak beres. "Mobil itu tidak akan pernah berhenti, kau akan melihat pertunjukan seru antara cucu dan neneknya," kata salah satu bodyguard yang membuat Sandy mendidih. "Apa?! Kalian pria-pria gila!!" pekik Sandy. Buak! Buak! Buak! Tanpa takut sedikit pun Sandy memberi pukulan kencang pada daerah terlarang bodyguard itu lalu Sandy juga mencolok mata mereka dengan sangat cepat dan berusaha ke arah jendela hendak memberitahu steve. Dia menekan tombol jendela mobil dan mengeluarkan setengah tubuhnya. "STEVE! BUKA KACA JENDELA MU! STEVE!" teriak Sandy dengan sekuat tenaga. Kini mobil yang membawa Sandy sudah beriringan dengan mobil yang menjadi incaran para penjahat tidak jelas ini. Mobil yang Steve kemudikan tidak terlalu cepat tapi mobil yang ada di sampingnya lumayan memiliki kecepatan tinggi sehingga Sandy berteriak dengan berlebihan. "Steve, dia memanggilmu," kata seorang wanita paruh baya yang juga berada satu mobil dengan Steve. Steve mengernyitkan keningnya. Wanita yang ada di mobil itu adalah wanita yang saat ini tengah dekat dengannya. Tanpa pikir panjang, Steve mempercepat laju mobilnya. "Sandy!" Teriak Steve sudah membuka kaca jendela mobilnya "TURUNKAN KECEPATAN STEVE! REM MOBILMU SUDAH DIRUSAK!" pekik Sandy memberitahu mengenai kondisi mobil yang Steve tumpangi. Steve makin mengernyitkan keningnya. Dia agak panik karena saat ini dia tengah bersama neneknya. "Apa yang terjadi, Steve?" tanya sang nenek agak cemas dengan kondisi ini. Pasalnya mereka tengah berada di jalan raya yang cukup besar. "Tenang, Grandma," kata Steve mencoba menenangkan neneknya. Neneknya malah mengkhawatirkan wanita yang tengah berteriak nama cucunya. "Sepertinya, wanita yang ada di mobil itu sedang dalam bahaya, Steve! Mungkin dia sedang diculik, Steve! Dia terus memanggilmu!" kata neneknya yang tidak memusingkan keadaannya yang sudah tua. Entah bagaimana pikiran Steve saat ini. Dua-duanya sangat penting untuknya. Steve tahu, Sandy memiliki banyak musuh sejak dia membantunya. Namun, kecepatan mobil Steve kini beriringan dengan mobil yang menangkap Sandy. "Sandy!" Panggil Steve malah ingin menyelamatkan wanita itu terlebih dulu dan mengabaikan kondisi mobilnya. "Turunkan kecepatan, jangan hiraukan aku! Akkhhhh!!" kata Sandy lagi yang seketika rambut Sandy ditarik paksa oleh pria dari dalam mobil agar tidak memberontak dan kembali ke dalam. "Sandyyy!!!" teriak Steve terbawa emosi dan mengejar mobil tersebut. "Grandma, kuatkan peganganmu. Aku akan mengejar mobil itu!" pinta Steve pada sang nenek yang langsung dituruti. Neneknya juga ingin menolong wanita itu. Namun, belum saja Steve mengencangkan kecepatan laju mobilnya, sebuah mobil lain menabrak sisi mobil Steve sehingga mobil Steve terbentur ke pembatas jalan yang menyebabkan sedikit cairan bahan bakar keluar dari mobil Steve. Lalu, tampaklah seorang pria di mobil yang menabrak sisi mobil Steve membuka kaca jendela mobilnya. "Goodbye, Nyonya Prime! Jangan pernah mengabaikan pesanku, Tuan Muda Dimitri!" tuturnya lalu melemparkan sebuah puntung rokok di samping mobil Steve. Steve melihat apa yang pria itu lakukan di mana puntung rokok itu menimbulkan api yang mengikuti mobil Steve. Dengan sangat terpaksa, Steve kembali menginjak gas mobil agar menghindar dari percikan api itu, tapi sayangnya, Steve malah menabrakan mobilnya ke taman jalan di mana terdapat pohon yang sangat besar. BANG! BAM! Suara benturan mobil Steve pada pohon yang besar itu terdengar nyaring. Asap mencuat dari kap depan mobil yang akan membuat sebuah ledakan kecil. Mobil yang terdapat Sandy di dalamnya berhenti setelah melihat kecelakaan itu. Sandy keluar dari mobil dengan terseok Seok bersamaan ledakan yang akhirnya terjadi pada mobil pria yang tengah dekat dengannya. "STEVE!!!" teriaknya bertelut lemas sambil meneteskan air mata. ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook