SKA 11

1159 Words
Pelajaran diliburkan namun para siswa-siswi tidak boleh libur, mereka semua hadir untuk melihat pertandingan antara sekolahnya dan sekolah lain, selain itu kehadirannya mereka hari itu menjadi absen agar tidak kosong di buku. Alifa dan Hani masih berada di dalam kelas, sedangkan sebagian sudah berkumpul untuk melihat. "Lif, ayuk keluar kita lihat tanding basket," kata Hani. Alifa yang merebahkan kepalanya di atas tangannya sontak menoleh ke arah sang sahabat. "Lu aja Han, gue males banget," kata Alifa membuat Hani mengerucutkan bibirnya. "Ah Alifa mah gitu, kan gue mau bareng lu," kata Hani dengan raut wajah merajuknya. Gadis tersebut sontak menatapnya jengah, ia beranjak berdiri membuat Hani mengerutkan keningnya. "Yaudah ayuk," kata Alifa membuat Hani beranjak berdiri kesenangan. "Benar nih lu mau lihat?" tanya Hani untuk menyakinkan. Alifa menyela, "Kalau enggak mau yaudah, gue duduk lagi nih." Baru saja ingin berlaga duduk, Hani sudah menahannya sambil berkata, "Eits jangan, gitu aja ngambek." Gadis tersebut hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat sahabatnya. Mereka berdua kini beranjak menyusuri koridori kelas yang sepi karena sebagian siswa-siswinya berada di lapangan menyaksikan pertandingan basket. "Ke kantin dulu, gue mau beli minum," kata Alifa membuat Hani mengangguk saja menuruti. Alifa dan Hani melangkahkan kaki memasuki area kantin dan langsung membeli air minum serta cemilan yang akan ia nikmati selama pertandingan berlangsung. Setelah itu mereka berdua kembali melangkahkan kaki menuju lapangan terbuka disekolahnya, dan sudah banyak siswa-siswi yang menonton. "Banyak banget si," kata Alifa dengan malas. "Iya gimana enggak banyak, Eron dkk kan tanding buat sekolah kita," balas Hani membuat Alifa menoleh ke arah sang sahabat dengan tatapan bingungnya. Alifa bertanya, "Eron anak basket juga?" Hani mengangguk menjawab pertanyaan sahabatnya. "Eron tuh multitalent banget, bisa jadi pembasket, pesepak bola, bodyguard, jago berantem, dia paket lengkap Lif, cocok diidam-idamkan," jelas Hani, sedangkan Alifa sudah melangkah meninggalkan sahabatnya ketika mendengar ocehan tersebut. Hani yang menyadari sahabatnya tidak ada disampingnya sontak berteriak, "Alifa!" Lalu mengejarnya hingga kini kembali berada di samping Alifa. "Ngeselin banget si ish!" seru Hani. Alifa menoleh ke arah sumber suara lalu berkata, "Lu yang ngeselin, terlalu muja-muja tuh cowok." Hani lantas mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban perkataan sahabatnya tersebut. Mereka berdua kini sudah berada di lapangan terbuka yang dipenuhi para siswa-siswi sekolahannya, ia melihat ke arah apra pemain basket yang sedang bersiap. "Ron, Alifa tuh," kata Aldy membuat Eron yang sedang duduk kini beranjak berdiri dengan senyum manisnya, tanpa pikir panjang ia menghampiri keberadaan gadis tersebut. Semua para siswi bersorak ketika melihat Eron berlari dengan baju basket yang membuat laki-laki tersebut semakin menawan dilihatnya. "Eron kayanya mau nyamperin lu deh," bisik Hani membuat Alifa hanya menatap datar saja. Seorang gadis beranjak berdiri seolah dengan pedenya mengira laki-laki tersebut menghampiri dirinya, ia tersenyum manis dengan menyibakkan rambut di belakang telinganya. "Hai, Lif," kata Eron yang membuat Jeselyn yang sudah mengangkat tangannya sontak menatap kesal, ia menurunkan tangannya lalu mengepalkan tangannya. "Lu mau nontonin gue ya?" tanya Eron dengan pedenya membuat gadis tersebut jelas mengerutkan keningnya bingung. "Pede banget lu, gue kesini nemenin Hani," balas Alifa dengan sarkas. "Semangatin gue dong, biar menang," ujar Eron dengan senyuman tipis di wajahnya, sedangkan Alifa hanya menatap dengan sorot mata yang tajam. "Mending lu pergi sana, muak banget gue lihat lu," cetus Alifa. Eron yang mendengarnya sontak hanya membalas dengan senyuman tipis namun enggan pergi dari gadis dengan mulut tajam tersebut, Alifa hanya memutar bola matanya dengan jengah ketika melihat Eron. Teriakan para siswi yang melihat lawan mainnya sontak membuat mereka menoleh, Alifa memicingkan matanya ketika melihat lawan dari sekolahnya. "Lah itu bukannya Akbar?" batin Alifa bertanya. "Jangan lihatin yang lain! Lihatin gue aja," kata Eron dengan nada merajuk, ia tidak suka Alifa menatap laki-laki selain dirinya. Alifa menyela, "Lah terserah gue, gue punya mata." Di sisi lain, Akbar memasuki lapangan basket sekolahan Bhizar25. Yaps, ia dan kawan-kawannya ada tandimg basket disekolah tersebut, sambutan hangat dan teriakan memuka jelas terdengar ditelinganya. Laki-laki tersebut melihat keselilingnya hingga sorot matanya tertuju kepada gadis dengan rambut sebahu, tanpa pikir panjang ia menghampirinya dengan senyum tipisnya. "Alifa!" seru Akbar yang membuat mereka semua terkejut, terlebih dengan Eron yang kini menatap dengan perasaan tidak suka. Akbar merangkul langsung bahu gadis tersebut, dan yang bikin semua terkejut Alifa tidak marah sama sekali, bahkan ia tersenyum. "Jadi lu yang jadi lawan anak basket sekolah gue," kata Alifa membuat Akbar menaikkan kedua alisnya. "Yoi, semangatin gue dong," kata Akbar sambil menaiki kedua alisnya. Alifa yang mendengar jelas terkekeh melihatnya. "Kalau gue semangatin, lu mau traktir gue apa?" tanya Alifa menantang. Akbar terdiam sejenak lalu menoleh ke arah gadis yang sedang ia rangkul. "Apapun asal lu senang," jawab Akbar membuat Alifa tertawa pelan, Eron melihta jelas ketawa gadis tersebut dan itu membuat wanita tersebut semakin cantik. "Kenapa ketawa lu harus karena dia?" batin Eron, ia jelas kesal. "Nanti aja gue keliling sekolah lu ya kalau sudah kelar basket," ujar Akbar. Eron menyela, "Gue aja yang nganter kalau mau keliling sekolah." Akbar sontak mengerutkan keningnya menatap laki-laki dihadapannya. "Enggak usah Ron, gue mau Alifa yang temanin gue," ujar Akbar sambil menoel sedikit dagu gadis tersebut. "Asih kebiasaan lu," balas Alifa membuat Akbar hanya menyengir kuda, jangankan yang lain Hani sebagai sahabat Alifa jelas membeku melihatnya. Alifa menjadi hangat dan friendly ketika berada di dekat Akbar, berbanding jauh dengan saat mereka lihat sehari-hari. Eron hanya menatap tidak suka kepada Akbar yang dekat dengan gadis tersebut, ia melangkah menjauh dengan raut wajah emosi. "Kayanya ada yang panas nih," kata Kiky ketika melihat Eron melangkah dengan tangan terkepal ke arahnya. Eron duduk di antara para sahabatnya, ia menatap tajam ke arah laki-laki yang masih setia merangkul bahkan bercanda dengan Alifa. "Panas mas'e?" tanya Aldy. "Akbar dekat sama Alifa? Kira-kira hubungannya apa bisa sedekat itu," kata Tian seraya memanasi sahabatnya tersebut. "Kita harus kalahin dia!" seru Eron membuat ketiga sahabatnya saling mengerutkan keningnya. "Lu seriusan panas ya nglihat mereka?" tanya Aldy dengan penasaran. Eron mengelak, "Enggak." Ketiga sahabatnya sontak terkekeh mendengarnya, namun sorot mata Eron tercetak jelas bahwa ia tidak suka akan kedekatan mereka berdua. Pertandingan dimulai namun Eron tiada hentinya menatap sengit kepada lawan mainnya, bahkan ketiga sahabatnya menyadari bahwa Eron dalam perasaan tidak baik-baik dilihat dari permainannya yang sedikit kasar dan terkesan hanya ingin menumbangkan. "Lif, ngerasa enggak Eron permainannya sedikit kasar gitu," kata Hani membisik, Alifa yang melihat sontak mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Eron yang sedang menghalang Akbar. Alifa menjawab, "Emang kasar kali permainannya dia." "Enggak Lif," balas Hani, gadis tersebut hanya menghembuskan nafasnya gusar, ia menggelengkan kepalanya pelan lu kembali melanjutkan fokus melihat pertandingan yang sedang berlangsung. Pluit berbunyi menandakan sesi pertama telah selesai, Akbar langsung menghampiri gadis yang masih setia menonton pertangan tersebut. Eron sontak mengurungkan niatnya membuta ketiga sahabatnya menepuk bahu Eron. "Sabar bro," kata Aldy. Tian menimbrung, "Dia bukan jodohmu." Eron yang mendengar langsung menatap sengit ke arah sahabatnya. "Gimana pertandingan gue?" tanya Akbar sambil mengambil air minum yang berada di genggaman gadis tersebut. Alifa yang melihat sontak terkejut. "Akbar ish!" seru Alifa membuat Akbar yang mendengar hanya tertawa pelan saja, ia mengacak-ngacak pelan rambut gadis tersebut dengan gemas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD