BAB 22

915 Words

Dara mengendarai mobilnya dengan kecepatan kencang, benar-benar hancur, semakin dia mengikhlaskan Varel, semakin bertambah sakit. Ternyata rasanya patah hati, sedalam ini. Sore ini jalanan Jakarta cukup sepi, sehingga dia bisa leluasa menguasai jalanan. Dara meninggalkan Jakarta, dia ingin ke puncak Bogor. Berharap di sana bisa memberikan ketenangan hati dan jiwa. Dara hanya menyetir, namun pandangannya kosong, pikirannya entah ke mana, benar-benar tidak fokus, dan air mata yang terus mengalir. Dia merasa dunia tidak lagi berpihak pada kepercayaan. Dara benci selemah ini, Dara benci dirinya yang payah hanya karena cinta. Dara sudah kehilangan semua orang yang dia cinta, untuk bertahan hidup pun rasanya enak percuma. Dia semakin melaju dengan kecepatan tinggi, tidak perlu lagi melipat ti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD