bc

Chocolate Heart

book_age18+
937
FOLLOW
5.8K
READ
sex
kidnap
family
age gap
drama
sweet
bxg
bxb
like
intro-logo
Blurb

[Angelo Series book 5]

[Peringatan : Mengandung konten l***q]

Marvella Amorette Angelo, seorang gadis kecil yang selalu merasa tidak diterima di mana pun dia berada. Gadis kasar sok tegar ini pu, akhirnya jatuh dalam keterpurukan saat kedua orang tua angkatnya tertengkar dan melampiaskan emosi mereka padanya. Membuat Marvella merasa ditolak oleh kedua orang yang paling disayanginya.

Marvella menyerah mengharapkan sebuah keluarga yang harmonis. Gadis kecil itu pergi meninggalkan rumah dan tersesat di jalan yang gelap.

Entah keberuntungan atau kesialan, Marvella dipertemukan dengan seorang pria dewasa bernama Jouis, hitman profesional berdarah dingin dan kejam.

Tanpa bisa melawan, Marvella akhirnya hanya bisa pasrah dibawa pulang dan dijadikan boneka hidup oleh Jouis, jatuh ke ranjang sang malaikat pencabut nyawa.

Apa yang akan terjadi pada hidup Marvella nantinya?

Akankah gadis kecil itu kembali pulang ke keluarganya atau malah berakhir menjadi hitman seperti Jouis?

© 2016 Dhew

chap-preview
Free preview
Prologue
Marvella POV Aku bersembunyi di balik pintu saat Bunda dan Si Jalang bertengkar hebat. Kali ini Bunda bahkan menyebut-nyebut soal cerai, berbeda dengan pertengkaran biasanya. Salah Si Jalang yang membawa uke manisnya ke rumah. Membuat Bunda merasa bahwa dirinya tidak lagi menjadi satu-satunya di hati Si Jalang. Si Jalang t***l itu telah menghancurkan satu-satunya kepercayaan dan keyakinan Bunda, aku bahkan masih bisa mengingat kata-kata Bunda yang mengatakan bahwa Bunda Ella bisa memaafkan segala penghianatan Si Jalang selama dia tidak membawa pria lain ke rumah kami. Batas di mana hati dan kepercayaan itu dibangun. Aku meringkuk, memeluk lututku saat teriakan kemarahan bunda kembali terdengar bersamaan dengan suara bantingan pintu. "Bunda, jangan pergi.." Mohon aku seraya mengenggam tangan Bunda, menahan langkahnya yang menyeret koper. "Lepaskan, Vella!" Perintah Bunda dengan nada bicara dingin. Hal yang tidak pernah Bunda lakukan padaku, aku mengelengkan kepalaku dan mempererat genggaman tanganku. "Vella mohon, Bunda.. maafkan Si Jalang, kita bisa menghukumnya sama-sama." "Tidak akan pernah. Sekarang lepaskan!" Bentak Bunda Ella, aku yang terkejut langsung melepaskan tangannya. Bunda pun pergi begitu saja, tanpa mau menoleh kembali. Begitu Bunda pergi, aku langsung masuk mencari keberadaan Si Jalang yang ternyata sudah teler di dapur. "Cepat kejar Bunda Ella, bodoh!" Maki aku ke Si Jalang. "Diam kau bocah, jangan ikut campur!" Bentak Si Jalang kasar. Aku mendengus, memukuli kepalanya berkali-kali. "Itu salahmu, Jalang! Harusnya kau tidak membawa slave-mu ke rumah, hati bunda aku yang rapuh jadi terluka tahu!" "AKU BILANG DIAM MARVELLA!! KAU PIKIR HANYA ELANOR YANG TERLUKA!?" Bersamaan dengan itu, si jalang mendorongku menjauh, hingga terduduk di lantai. "KALAU KAU TIDAK TERUS MENJALANG SEMUANYA TIDAK AKAN MENJADI SEPERTI INI! DASAR JALANG t***l!!" Aku bangun, memakinya lagi, menahan sakit diacuhkan oleh mereka berdua. "BOCAH SEPERTIMU TAHU APA? BAGUSKAN, INI YANG KAU INGINKAN! KENAPA KAU TIDAK PERGI JUGA? JANGAN PULANG SEKALIAN! SANA TEMUI BUNDA KESAYANGANMU ITU!!" Bentaknya lagi seraya melempari sebotol gin ke samping aku. Tidak mengenai aku, tapi pecahan kaca itu sempat terpental dan mengores lenganku. Rasanya sakit.. bukan luka di lenganku, tapi luka di hatiku saat mendengar kata-katanya. "Ayah mengusir aku?" Tanyaku lirih, sedikit bergetar. Si Jalang mendengus, menatap dingin ke arah aku. "Sudah dengarkan, buat apa tanya lagi? Baru sekarang mau panggil ayah, hah? Sana pergi! Lagi pula kau bukan anakku." Sudah cukup! Aku benci padanya. Dia bukan ayah aku! "KAU MEMANG BUKAN AYAH AKU! BAIKLAH, AKU AKAN PERGI SELAMANYA DARI HIDUPMU! AKU BENCI PADAMU, TIDURI SAJA PELACURMU ITU SAMPAI MATI!" Teriak aku, lalu pergi sambil membanting pintu. Setelah Bunda membuang aku, Si Jalang juga membuang aku, ternyata dugaan aku selama ini benar, mereka tidak pernah benar-benar sayang padaku. Mana mungkin aku pergi ke tempat Bunda, mengingat aku adalah anak keluarga Angelo. Jika mereka bercerai, maka aku menjadi hak Si Jalang, tapi dia tidak menginginkan aku. Sekarang aku benar-benar sendirian, dengan langkah gontai, aku berjalan tanpa arah di gelapnya malam musim gugur. Duduk di tepi jalan, memeluk tubuhku sendiri, menatap lurus ke arah jalanan di mana orang-orang berlalu lalang. Aku tidak menangis kok, aku kuat, aku perempuan yang tegar. Aku tidak akan menangis dan memohon pada orang yang telah membuangku, aku sudah cukup dewasa untuk sadar bahwa dunia itu memang kejam. Tidak ada kebahagiaan yang abadi, dan tidak ada orang yang mau menawarkan rumah yang hangat untuk perempuan dengan mulut berbisa sepertiku. Harusnya aku tahu itu dan tidak pernah berharap bisa mengubah Si Jalang, tidak pernah mendambakan sebuah keluarga yang harmonis dari dua orang pria yang tidak sedarah dengan aku. Sekarang inilah yang aku dapatkan, penolakan.. jatuh ke jurang tanpa dasar. Sementara aku terus menyakinkan diri bahwa aku bisa hidup sendiri, seorang pria dengan bola mata hitam pekat berjongkok di hadapanku. "Tersesat, Nona?" Tanyanya. Suaranya begitu jernih tapi terkesan tajam dan berbahaya, seketika itu juga tubuhku gemetaran. Terlebih aroma darah yang pekat tercium dari tubuhnya. Bola mata itu menatapku lurus, mata yang memancarkan kegelapan yang pekat, kekejian dan rasa sakit. Membuat aku terpaku menatapnya. Wajah cantik bak poselin, namun terkesan seram dan kelam. Tangannya yang ternyata kasar, mengelus pipiku pelan, menyalurkan rasa dingin yang membuat jantungku terpacu cepat. Sekali lihat saja, aku sudah tahu bahwa pria ini berbahaya, dia seorang pembunuh. Aku yakin itu.  "Bukan urusanmu!" Ketus aku, mengeluarkan semua keberanian aku yang tersisa. "Tidak takut padaku?" Wajahnya makin mendekat hingga berjarak hanya satu inci dari wajahku. "Tidak!" Aku pun menendangnya, mencoba menyerangnya dengan sebilah pisau yang aku bawa, aku yakin dia dibayar seseorang untuk membunuhku. Tapi gagal, kaki aku ditangkap, pisau aku direbut dan pria ini telah berhasil menjatuhkan aku aspal. Detik berikutnya, aku menjerit keras. "ARGHHHHH!" Bersamaan dengan kaki kananku yang dia patahkan. "Kenapa kamu tidak membunuh aku sekarang juga? Mau menyiksa aku pelan-pelan, hah?" Sindirku, meringis menahan sakit. "Untuk apa? Membunuh anak-anak sepertimu tidak memberiku keuntungan." Eh? Bukannya dia hitman yang mengincarku ya? "Kamu tidak dibayar untuk membunuh aku?" Tanyaku bodoh, saat dia membantu aku duduk di aspal setelah mematahkan kakiku tadi, orang aneh. "Tidak. Tadinya aku hanya ingin iseng mengerjai bocah yang kabur dari rumah sepertimu, tapi ternyata kamu menarik, Nona. Baru kali ini aku bertemu perempuan yang berani menyerangku, menatap mataku langsung dan tidak menangis setelah aku patahkan kakinya." "Tentu saja! Karena aku kuat, aku bukan perempuan cengeng yang lemah." "Baiklah. Sudah aku putuskan, aku menginginkamu." Ucapnya yakin dengan senyum yang amat keji, aku merinding ngeri. "Jangan seenaknya! Keluarga aku akan menghabisi kamu jika berani-beraninya mengusik aku!" Bantah aku, berusaha menyembunyikan tanganku yang gemetaran terintimidasi olehnya di belakang tubuhku. Namun sepertinya kata-kata aku salah, soalnya dia kembali mematahkan kaki kiri aku. "ARRGHHHH! s**t! KAMU MAU MEMBUAT AKU LUMPUH!" umpatku marah. Tapi pria itu malah tertawa, "Hahaha.. kamu mau membohongi siapa, Nona? Jika keluargamu sungguh peduli padamu, kamu tidak akan duduk sendirian di tengah jalan seperti ini hanya dengan mengenakan pakaian tipis seperti itu. Kamu dibuang bukan?" Tebaknya, tepat menikam mengenai dasar hatiku. Seketika itu juga semangatku lenyap, benar juga.. aku lupa kalau aku sudah sebatang kara sekarang. Kepala aku langsung menunduk, berhenti melawan, pasrah membiarkanya membawa aku dipelukannya yang ternyata hangat. "Kamu tidak akan menbunuhku?" Tanya aku lirih, kala pria itu memasukan aku ke dalam mobilnya. "Tidak, kamu boneka ku mulai sekarang, sampai aku bosan baru akan aku bunuh." Jawabnya, kata-kata itu terdengar serius di telinga aku. Sudahlah, mungkin ini yang pantas aku dapatkan, jatuh ke dalam neraka di mana malaikat pencabut nyawa menginginkan aku menjadi bonekanya. Kurasa mati juga tidak masalah, lagi pula memang tidak ada yang menunggu kepulangan aku. "Masih bisa melawanku, Nona?" Ejeknya. "Lakukan sesukamu aku milikmu, lagi pula kamu benar. Aku sendirian, mau hidup atau mati apa bedanya?" Balasku, menatap kosong ke arah jalanan, menahan sakit di kedua kakiku yang dibiarkan begitu saja oleh pria itu. Entah apa yang membuatnya berubah pikiran, dia kemudian mengubah tujuannya. "Aku berubah pikiran, Nona. Akan aku latih kamu menjadi seorang hitman, kita bisa menjadi partner yang sempurna!" Ternyata benar.. dia seorang hitman. "Kenapa?" Tanya aku penasaran, berbalik menatap ke arahnya. "Karena bola matamu menyimpan begitu banyak rasa sakit, dan itu membuat aku jatuh cinta. Tidak ada yang lebih indah dari hati manusia yang hancur, namun orang itu masih bisa menyembunyikan dan bersikap tegar." Pria itu akhirnya menghentikan mobilnya, menciumku lembut. Amat sangat lembut, membuat aku terhanyut dan membalas ciumannya. Siapa yang sangka first kiss aku malah dengan seorang hitman yang tidak aku ketahui namanya? "Namaku Jouis, siapa namamu?" Setidaknya sekarang aku tahu namanya. "Berikan aku nama, aku milikmu bukan." Jawabku, sebab aku tidak mau lagi menggunakan nama pemberian mereka, setelah jelas-jelas aku didepak dari hidup mereka yang dulunya mengaku sebagai orang tua aku. "Baiklah Jules, itu namamu sekarang.” Ucapnya dengan seringai jahat dan membopongku memasuki rumahnya yang terlihat seperti sebuah kastil yang angker di tengah hutan. Aku menyerah, menjadi Julesnya mungkin lebih baik, setidaknya Jouis tidak akan menolak dan mengusir aku. Jika dia bosan atau membenciku, dia akan langsung membunuhku, jadinya aku tidak perlu takut terluka nantinya. Sebab sebuah mayat tidak akan lagi bisa merasakan sakit. Selamat datang kehidupan baru.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(LYMPB1) LOVING YOU MY POSESSIVE BOYFRIEND

read
216.8K
bc

BROKEN PRINCESS

read
22.0K
bc

Gadis Kartu Kredit

read
199.1K
bc

Saklawase (Selamanya)

read
68.1K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
77.0K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
75.7K
bc

The Terror of Evolution

read
6.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook