Bara memeluk Danira lama, mereka masih tinggal dan berada di kota yang sama. Tapi mengapa rasanya seberat ini berpisah dengan Ibu dari calon anaknya.
"Makan yang teratur dan jangan lupa minum vitamin sama susunya ya Ra. Kalau nanti waktunya cek ke Dokter dan kamu masih di sana, tetap saya temenin. Saya akan berusaha secepatnya bicara dengan Ayahmu Ra."
Danira mengangguk, ia lalu mendaratkan ciuman di pipi Bara dengan kaki sedikit berjinjit.
Mereka turun ke bawah bersama, Bara bisa saja melawan Ayah Danira demi mempertahankan isterinya, dia tentu berhak alan hal itu. Tapi ia tak mau melakukan itu, mengetahui jika Danira mau dia perjuangkan saja sudah sangat cukup bagi dirinya yang penuh dosa ini. Bara tidak akan memaksa apalagi menggunakan kekerasan untuk tetap menjadikan Danira sebagai
