69. Jihan

1192 Words

Acara akan di mulai satu jam lagi, tapi Danira harus mulai merias wajahnya dari awal lagi. Dalam kesendirian ia tak bisa menahan air matanya. Bahkan jawaban dari seseorang yang akan bertanya apa yang meyebabkan ia menangis di hari pernikahannya tak ia pikirkan. Danira tak mungkin mundur dan mengecewakan keluarganya. Tak apa jika ia harus memendam sebentar rasa sakitnya. Toh membatalkan atau tidak sama saja karena ini hanyalah sebuah resepsi. Di adakan atau tidaknya resepsi ini ia tetaplah istri Bara. "Loh Ra, kok belum siap?" tanya Ibunya bingung, seingatnya Danira sudah bersiap dari beberapa jam lalu. "Maaf Ma, riasanku luntur. Nggak bisa nahan tangis." "Memangnya kenapa sayang?" "Nggak apa-apa Ma, cuma terharu aja. Telat dikit nunggu aku benerin make up dulu nggak apa-apa kan?" tany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD