When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Danira terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah, ia mengalami mimpi buruk, di mana Bara tengah berjalan jauh meninggalkannya. Dan tak mengindahkan panggilannya untuk kembali. Hati Danira kian merasa takut dan kecewa saat ia tak menemukan sang suami tidur di sampingnya. Itu berarti Bara belum kembali, padahal sudah lebih dari dua jam dia pergi. Danira berjalan ke kamar mandi karena merasakan kandung kemihnya penuh. Ia juga mencuci mukanya, kemudian duduk di atas kloset untuk sedikit menenangkan hatibdan degup jantungnya. Sekeluarnya dari kamar mandi, Danira meraih ponselnya berusaha menghubungi Bara. Namun hingga beberapa kali percobaan nomor ponsel Bara tetap tidak dapat di hubungi. Daripada stres sendirian, Danira keluar kamar dan menuju kamar Zio. Tapi saat ia sampai di sana, Da