Bab 16. KISAH DONA "DONA." Larasati menatap genggaman tangan mereka. Begitu erat. Seakan menunjukkan betapa wanita di depannya itu berkepribadian kuat. "Ayok masuk, aku sudah memesan satu saung khusus untuk kita," ucap Dona setelah mereka saling melepas tautan jemari. "Kurasa kita tidak saling kenal. Aku penasaran apa yang membuatmu ingin bertemu dengan wanita biasa ini," ucap Larasati di antara derap langkah keduanya. "Nanti kamu akan tahu semuanya, jangan khawatir," sahut Dona dengan senyum terus tercetak do raut wajahnya yang cantik. Larasati mengagumi kecantikan wanita di depannya itu. Keduanya berjalan beriringan tanpa ada yang memulai pembicaraan lagi. Larasati merasa sedikit canggung bertemu dengan orang yang baru ditemuinya. Dona mempersilakan Larasati naik di atas balai-ba