"Adam!" Seru Tio. Yang di panggil pun menoleh. "Napa lo?" Tanya Adam sembari menenteng tas ranselnya.
"Gue denger lo macarin anak baru ya"
"Elah percaya aja lo, gue cuman iseng doang, oh ya mana yang lain?"
"Raja jemput si cewek misteriusnya dan Dika gue juga gak liat dari tadi"
Keduanya berjalan menuju parkiran "Gue penasaran sama cewek yang tinggal di rumahnya Raja, lagian Raja juga pelit banget gak mau ngenalin ke kita" Celetuk Tio.
"Gimana kalo kita ajak Dika sekalian buat kejutan kerumahnya Raja. Gak biasanya Raja menyembunyikan cewek dari kita"
"Setuju sekalian aja kita jahilin si Raja gimana?"
"Setuju" Tio dan Adam tersenyum jahil.
**
"Raja nya ada tante" ucap Dika beserta Tio dan Adam bersamaan.
"Kalian kompak sekali tapi Raja lagi gak di rumah barusan tante suruh dia keluar sama Tasya ke minimarket, kalian masuk aja gak lama mereka juga pulang kok"
"Makasih tante cantik, ohya tante Tasya itu cewek yang tinggal di sini ya?" Tanya Tio.
"Emangnya Raja gak ngenalin Tasya ke kalian?" tanya tante Diva. Dengan kompak ketiga nya menggeleng "Dasar anak itu. Yaudah tunggu aja di sini bentar lagi mereka pulang. Duduk aja tunggu mereka oh ya itu di meja ada cemilan gak usah malu ya anggap rumah sendiri"
"Siap tante" sahut Adam semangat.
Sekitar lima belas menit berlalu terdengar suara mobil berhenti di depan di susul suara ribut ribut sampai Raja dan Tasya masuk saling marah marah.
"Lo itu cowok seharusnya kan yang bawa itu lo"
"Sekali kali gak papa lah tinggal bawa aja apa susahnya sih lagian gue yang nyetir tadi"
"Tapi ini kan berat"
"Bodo amat"
"Ih Raja ngeselin"
Langkah kaki Raja terhenti melihat ketiga temannya menatapnya dengan geleng-geleng.
"Napa lo liatin gue kaya lagi liat ondel ondel kecemplung kali?"
"Masa lo suruh cewek bawa berat sih ja', tega banget" Tio mengambil bawaan Tasya dan gadis itu menghela nafas lega.
Raja mengedikkan bahu masa bodo, meraih toples yang berisikan kacang goreng dan duduk di kursi bersebelahan dengan kedua temannya.
"Oh itu cewek yang tinggal di rumah lo. Manis orangnya" ucap Adam.
Raja memutar bola matanya malas. Tak lama Tio menyusul duduk setelah meletakkan belanjaan Tasya tadi.
"Gila, gue gak nyangka lo tega nyuruh cewek bawa barang berat gitu, gue aja yang cowok capek bawanya"
"Lagian kalian datang ke rumah kok gak ngomong ngomong sih"
"Kita kan penasaran kenapa lo gak ngenalin cewek itu ke kita ternyata cantik orangnya" celetuk Dika tak lama langsung terkena lemparan bantal sofa di wajahnya dari Tio.
"Apa sih lo main nimpuk muka gue"
Tio cengengesan mendapat balasan lemparan bantal dari Dika.
"Kalian teman teman Raja ya, kenalin Gue Tasya" sahut Tasya dan duduk di sofa single di sebelah Raja.
Adam bersiul mengulurkan tangannya yang langsung di tabok Raja. Adam mengelus tanganya sambil mencibir.
"Dia Adam, itu Dika dan yang bantu lo tadi itu namanya Tio" Tunjuk Raja satu persatu.
"Senang bertemu kalian" Tasya melambaikan tangan menyapa sembari tersenyum ramah.
"Jangan tersenyum karena senyummu membuatku meleleh" Sekali lagi Tio melempar bantal ke wajah Dika "alay banget sih lo Dik" celetuk nya.
"Kalian hobi sekali lempar teman sendiri untung cuman bantal gimana kalau kelapa kan pasti sakit itu" sela tante Diva.
Mereka tertawa.
"Gak sekalian aja pake labu tante. Kan enak tuh" Celetuk Tio. Tante Diva tertawa pelan lalu meletakkan beberapa toples berisikan cemilan.
"Wah mama cantik baik banget gak rugi kita datang" Dika segera mengambil salah satu toples.
"Oh ya. Raja. Lo itu kan paling pinter nih di antara kita bentar lagi ada ujian gue minjem catatan lo dong" pinta Dika.
"Nanti gue juga belum selesai catatnya" jawab Raja.
"Eh gimana kalau kita belajar bareng aja. Gue rasa lebih baik supaya kalau ada yang mau di tanyakan bisa langsung kejawab" Usul tasya. Raja meliriknya.
"Ide bagus tuh. Gue setuju" Jawab Adam.
"Idih napa sih ikut ikutan aja lo" Ucap Raja tidak suka pada Tasya.
"Kebetulan gue belum punya banyak kenalan jadi mau belajar juga sama kalian" ucap tasya mengabaikan gerutuan raja.
"Setuju gue juga ikutan" Sahut Tio sambil terbatuk karena tersedak keripik. Adam menepuk bahunya.
"Yaudah tentuin aja dimana tempat kita belajar bareng kalo rame-rame kan seru" Timpal Dika.
"Kenapa gak dirumah Raja saja" celetuk Tio.
"Setuju. Lagian di sini juga ada Tasya" sahut Dika.
Tasya tersenyum
"Jadi kapan?"
"Besok bisa" jawab Adam.
"Hei! lo jangan rebut punya gue dong" seru Tio yang berebut toples dengan Dika.
"Bagi bagi dong masa lo embat semua" sahut Dika tidak terima sambil menjauhkan toples dari jangkauan Tio.
Tasya tertawa pelan. Terlihat Adam ikut merebut toples ditangan Dika dan mereka bertiga saling berebut. Raja hanya menggelengkan kepala dengan tingkah absurd teman temannya itu.
Bagi tasya teman teman Raja cukup menyenangkan.
Ke esokan harinya Tasya berangkat bareng Raja. Seperti biasa Raja akan menurunkan Tasya sebelum sampai di gerbang sekolah.
Di depan gerbang Tasya tak sengaja berpapasan dengan cowok yang waktu itu dia lihat sedang terluka. Cowok itu juga menatap nya sekilas sebelum mengabaikan Tasya.
"Hei kamu! Bentar lagi mau bel. Lo mau kemana?" seru Tasya.
Cowok itu berhenti dan menatap tasya.
"Bukan urusan lo. Mendingan masuk sana gak usah ikut campur urusan orang" jawab cowok itu sedingin es dan meninggalkan Tasya.
"Aneh" gumam Tasya kemudian dia berlari menuju kelasnya.
Di perjalanan menuju kelas dia melihat teman teman Gama sudah berdiri di atas tangga sambil menyilangkan tangan mereka di depan perut.
Tasya mengerutkan dahi bingung.
"Apa aku sedang mimpi?" ucap Tasya pada dirinya sendiri.
Adam berjalan menuruni tangga dan menarik tangan Tasya. Kemudian Tio dan Dika ikut di belakang mereka seperti bodyguard.
"Kalian mau bawa aku kemana?" tanya Tasya
"Udah diam nanti juga lo tau" sambar Dika.
Cewek itu akhirnya diam dan ikut saja apa yang mau mereka lakukan. Tasya yakin mereka bukan anak anak nakal.
Tepat di ujung lorong Adam berseru
"Woi semua!" teriak Adam.
Dan anak anak yang penasaran keluar melihat arah suara Adam. Tasya merasa ada hal yang tidak beres akan terjadi terlebih sudah ada banyak orang melihatnya sekarang.
Adam akan melanjutkan apa yang akan dia katakan namun keburu Raja datang dan menyumpal mulut Adam dengan roti.
"Udah bubar bubar bentar lagi mau bel" Seru Raja membubarkan kerumunan.
Setelah semua bubar dengan gerutuan tidak jelas mereka Raja menatap horor ketiga teman nya.
"Kalian mau cari masalah ya?" ucap Raja. Tio dan Dika menggeleng sedangkan Adam memakan roti yang Raja jejalkan.
"Kalo mau ngenalin Tasya ke anak anak bukan kayak gini caranya. Secara gak sadar tuh kalian akan nambah masalah buat Tasya. Paham gak sih kalian?" ucap Raja memberi pengertian.
Dika mengedikkan bahu
"Jujur gue gak paham sama yang lo omongin" katanya.
Raja menghela nafas rendah
"Mikir gak sih kalo tiba tiba ada cewek yang lo kenalin di tengah tengah kita akan datang grub yang bakal ngebuli tasya. Terlebih kalian juga tau gue gak bisa deket deket sama cewek"
Secara kompak ketiga teman Raja membulatkan bibirnya membentuk O.
Tasya sendiri berpikir, rupanya diam diam Raja yang sok cool ini peduli padanya. Tanpa sadar bibir Tasya membentuk senyuman.
"Lo denger sendiri kan Mel. Anak baru itu mau rebut Raja dari lo" ucap Wilda pada Melinda.
Melinda meremas kaleng soda yang dia pegang hingga tak berbentuk.
"Gue gak akan biarin murid baru itu berhasil rebut Raja dari gue" ucap Melinda gregetan.
Welda tersenyum menyeringai.
-----
To be continue