POV Darren Aku masih mendengar ia berbincang dengan Hans, mungkin secara virtual. Aku berdoa semoga saja batrai hpnya habis dan batrai laptopnya juga drop. Aku seperti penguntit di belakang pintu. Hatiku panas dingin mendengar mereka saling bercanda dan Intan tertawa lepas dengan banyolan garing Hans. b******k si Hans. Bisa bisanya dia mencuri waktu romantisku. Aku juga tidak bisa menyalahkan rekan bisnisku itu, mereka memang telah terlibat kerja sama sebelum Intan rujuk denganku. Tak ingin berlarut dalam rasa cemburu, aku kembali ke kamarku. Mencoba sibuk dengan laptop. Dengan penerangan lampu cas. Aku mulai bekerja. Aku mulai kosentrasi dengan pekerjaanku, sekitar lima belas menit aku berjibaku dengan file file bisnisku. Samar samar aku mendengar suara memanggilku. " Mas....Mas...