MOMMY

974 Words
Ririe duduk sendiri di taman kota sambil ngemil keripik kentang kesukaannya. Banyak bungkusan keripik yang dia beli tadi sebelum ke sini. Juga ada beberapa juice buah kemasan serta sussu kemasan dalam botol dingin sesuai kebiasaannya. Sejak kecil Ririe jarang minum air putih. Dia lebih banyak minum susuu kemasan dan sari buah. Kalau di rumah dia akan minum juice sepanjang hari. Hanya bila sedang makan, dia minum air putih. Ririe duduk sendirian memandangi anak-anak yang sedang berlarian. Itu kegiatan rutin sejak dia kehilangan buah hatinya. Hessa tahu kebiasaan ini. Tapi mau bagaimana lagi? Kondisi mengharuskan dia berbuat seperti ini. “Andai kamu ada, pasti aku sedang mengajakmu bermain-main dengan teman-temanmu di sini,” kata Ririe sambil membayangkan anaknya masih ada. Dalam benaknya dia sedang bermain balon dengan anak lelakinya. “Mommy!” panggil seorang anak lelaki yang berjalan tertatih menuju ke arah Ririe. Di belakangnya tampak seorang nanny yang sudah berumur bukan baby sitter muda seperti yang biasa mengawal anak-anak seumur itu. Ririe terus memakan keripiknya tanpa memperhatikan anak yang menghampirinya. Dia masih memperhatikan anak yang berlarian. Anak tersebut kembali memanggilnya dengan panggilan mommy. Ririe menoleh dan melihat anak lelaki berumur sekitar dua tahun yang berlari ke arahnya. Ririe meletakkan bungkus keripik kentang yang di tangannya lalu dia berdiri dengan lututnya dan mengembangkan tangannya. Takut anak tersebut lari ke arah ke arahnya dan jatuh. “Mommy, I looked fol you eveliwhel,” kata anak tersebut chubby yang belum jelas huruf R nya. ‘Mukanya muka Indo, tapi kenapa dia pakai bahasa Inggris dengan dialek Aussie?’ batin Ririe kaget saat batita itu erat memeluknya. “Heiiiiii, who are you sweetheart? I’m not your mom’s,” kata Ririe. Tak urung dia ciumi pipi anak itu gemas. ‘Wajah anak ini mirip kak Hessa waktu kecil yang aku lihat di album foto ibu,’ batin Ririe. “You al my Mommy. I could’t be wlong. You al lit my mommy!” kata anak itu ngotot dengan bahasa Inggris yang fasih tapi tak jelas di huruf R. Rupanya dia hanya bisa bahasa Inggris tak bisa menggunakan bahasa Indonesia. “What’s your name?” tanya Ririe. “Ama,” balas anak itu, dia masih memeluk lengan Ririe seakan takut Ririe melarikan diri darinya. “Namanya Tama Nyonya,” kata pengasuhnya. “Lalu tinggal di mana dan mana mommy-nya?” tanya Ririe dengan bahasa Indonesia karena si pengasuh menggunakan bahasa Indonesia. Ririe menengadah karena masih berjongkok dengan lutut di rumput. “Dari rumah dia bilang dia ke sini ingin bertemu mommy-nya dan mommy-nya adalah Anda,” jawab pengasuh tersebut. “Ibu jangan ngaco. Kami baru bertemu jadi pasti yakin bukan saya mommy-nya. Di rumah kan ada mommy-nya. Sekarang mommy-nya ke mana?” tanya Ririe. Dia angkat anak tersebut dan dia duduk kembali di kursi taman sambil memangku anak lelaki kecil itu. Pengasuh itu mendekat, ”Saya tidak tahu Nona, saya mulai kerja sekitar lima bulan lalu. Saya di rekrut di Jekardah lalu di bawa ke Brisbane, di sana pengenalan dengan den Tama agar tak rewel dengan saya setelah pisah dengan nanny Deborah di Brisbane.” “Memang Tuan Sepuh mencari yang bisa bahasa Inggris, jadi sehari-hari memang menggunakan bahasa Inggris saja. Kata nanny sebelumnya sejak lahir den Tama tidak punya mommy. Dia hanya tinggal dengan daddynya dan grandpanya saja.” “Lalu kenapa dia menggunakan bahasa Inggris apa dia tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia apa orang tuanya bukan orang Indonesia asli?” tanya Ririe lagi. “Orang tuanya asli Indonesia cuma dia lahir di luar negeri sehingga dari lahir dia menggunakan bahasa Inggris dengan nannynya.” “Daddy dan grandpa-nya kan jarang bicara dengan dia sehari-hari, jadi ya ikut bahasa nanny Deborah saja. Daddy-nya mengikuti,” kata pengasuh itu. ‘Dia lahir di Brisbane, sama dengan anakku,’ batin Ririe. “Kamu mau ini?” tanya Ririe lembut pada Tama dalam bahasa Inggris tentunya. “Ibu kasih tahu yang dia tidak boleh dari makanan yang saya punya. Saya takut salah memberikan,” kata Ririe. Diperlihatkannya sussu serta keripik kentang serta juice kemasan yang dia miliki. “Itu semua kesukaannya den Tama. Semua sama seperti yang Anda punya. Dia memang suka sussu coklat merek itu, tidak mau merek yang lain. Lalu dia suka juice tersebut walau kalau sama daddy-nya tidak boleh minum juice kemasan, harus juice asli. Tapi kalau sedang di jalan kadang diberi sussu kemasan seperti ini,” kata pengasuh itu. “Cemilan yang paling dia suka adalah keripik kentang. Segala macam keripik kentang. Pokoknya keripik kentang, kalau cemilan lain dia tidak mau, tapi kalau kentang di sop dia tak mau makan,” jelas si nanny sambil melihat anak asuhnya ngemil. ‘Sama persis denganku, sejak kecil hanya suka keripik kentang. Baru sejak SMA mau keripik lain gara-gara kenal keripik balado yang ayah bawa dari Bukit Tinggi. Dan aku enggak suka kentang di sayur kuah apa pun, bahkan kentaang di siomay, kecuali sambal goreng kentang atau perkedel kentang, atau kroket,’ batin Ririe. Ririe membuka mulutnya karena Tama menyuapi keripik ke mulutnya. ≈≈≈≈≈ Anesh baru saja pulang menemani kakek Bian ke pertemuan keluarga besar. Biasanya hari Sabtu atau hari Minggu, Anesh menyediakan waktu untuk Tama saja. Tapi karena kakek Bian sedang kurang sehat jadi terpaksa Anesh menemani kakek sesuai permintaannya. Anesh paling malas bertemu dengan keluarga besar, baik dari pihak ibunya mau pun dari pihak ayahnya. Kakek Bian itu dari pihak papanya. Karena semua pasti akan mendorong-dorong gadis untuk menjadi istrinya dan dia tidak suka. Anesh tak peduli ada rumors dia dikatakan penyuka sesama atau apa pun. Yang penting dia tidak. Dan Anesh sangat beruntung kakek Bian tak pernah mendorongnya untuk mendekati seorang gadis seperti kisah klise pengusaha yang dinikahkan demi alasan bisnis. Bahkan kakek Bian memberi nasihat gadis siapa pun yang akan Anesh dekati harus kakek Bian teliti lebih dulu dan sampai sekarang memang Anesh belum ingin punya kekasih. Hidupnya hanya untuk kuliah kemudian bekerja dan sekarang buat Tama. Hanya itu saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD