Chapt 22. Misunderstanding. The Real

2631 Words

“Ada apa dengannya? Kenapa dia menangis seperti itu?” gumamnya hendak bangkit dari sana.             Pandangannya memang sedikit pudar. Entah alasan apa, tapi dia merasa tubuhnya sedikit pegal-pegal. “Bagaimana jika mereka benar-benar meminta bantuan Daddy dan Grandpa? Bisa tamat riwayatmu, Aka!” gumamnya seraya merutuki kesialannya.             Dia berjalan menuju ranjang dan hendak duduk disana untuk meluruskan kaki dan punggungnya. Tidak peduli jika tubuhnya masih lengket berkeringat.             Jika saja Caca memarahinya karena sprei ranjang akan terasa bau keringatnya, dia bisa menyuruh pelayan untuk segera mengganti sprei dengan yang baru. “Astaga, kepalaku kenapa menjadi pusing seperti ini. Sepertinya aku gegar otak,” gumamnya sembari memijit sisi kepalanya yang sangat pusing

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD