awal legenda dan sebuah tanda
[__________________1____________________]
Dahulu kala terdapat sebuah negara bernama Centraland yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana dan dihormati semua rakyat nya. Raja tersebut masih cukup muda untuk memimpin sebuah negara, bahkan ia belum memiliki istri.
Suatu ketika saat raja sedang berburu, tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang wanita yang sedang memetik buah. Wanita itu sangat cantik. Wajahnya yang bersinar bagai bulan purnama, dengan tubuh tinggi semampai, kulit seputih salju, serta rambut panjang sehitam arang yang selalu menari saat diterpa angin membuat sang raja yang saat itu sedang bersembunyi dibalik pohon pun terpesona melihatnya.
Belum pernah raja melihat wanita secantik itu selama hidupnya. Bahkan semua wanita yang pernah dikenalnya maupun wanita yang mencoba mendekatinya hanya demi statusnya sangat berbeda jauh dengan wanita yang saat ini tidak diketahui identitasnya.
"Siapa wanita itu?" Pikir sang raja.
Wanita itu selesai memetik buah dan berjalan menyusuri jalan setapak menuju tengah hutan. Raja pun mengikuti wanita itu diam-diam, semua pengawal sontak mengikuti sang raja untuk mencegah terjadinya hal buruk pada raja. Namun raja hanya menyuruh 2 pengawal pribadinya saja untuk mengikutinya, sedangkan pengawal yang lain ia suruh menunggu ditempat sampai raja kembali. Tanpa protes semua pengawal menuruti perintah raja. Sedangkan raja kembali mengikuti wanita itu sampai akhirnya terlihat sebuah pagar kayu yang tertata dengan apik membentuk sebuah gerbang.
Raja masih bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar, terlihat wanita itu menoleh ke kanan dan kiri lalu mengangkat tangannya ke arah gerbang dan sebuah cahaya putih menyilaukan mata muncul. Raja dan kedua pengawalnya seketika menutup kedua matanya kerena cahaya yang sangat menyilaukan itu. Saat cahaya itu sudah berangsur redup, raja membuka kedua matanya dan wanita yang sejak tadi ia ikutin sudah menghilang entah kemana.
"Kemana wanita itu?" Tanya sang raja sambil menghampiri gerbang tempat menghilang nya wanita itu. Kedua pengawalnya pun saling pandang lalu menggeleng karena mereka juga tidak tahu kemana perginya wanita itu.
"Hancurkan gerbangnya" titah raja. Salah satu pengawal yang membawa pedang mencoba untuk menghancurkan gerbang yang terbuat dari kayu. Namun saat pedang itu hampir menyentuh gerbang, si pengawal langsung terpental jauh hingga menabrak sebuah pohon dan akhirnya tidak sadarkan diri.
"Sial" raja menggeram marah. Tidak ingin membuat sang raja marah, pengawal yang masih tersisa pun berusaha untuk menghancurkan gerbang itu juga. Namun naas, kejadian yang dialami pengawal pertama pun terjadi juga padanya.
"Aargghh.. bagaimana bisa ada tempat seperti ini tanpa ku ketahui? Dan bagaimana cara wanita tadi masuk?" Raja semakin kesal karena rasa penasarannya namun raja enggan mencobanya karena tidak ingin kejadian yang menimpa kedua pengawalnya terjadi padanya.
Tidak lama kemudian gerbang itu terbuka, wanita yang sejak tadi ditunggu pun muncul dihadapannya membuat raja terpaku.
"Kau..." raja tidak bisa mengeluarkan kata-kata saat melihat keanggunan wanita itu. Namun wanita itu menatap raja tajam. Seakan menatap musuh yang siap dia habisi.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa ada disini?" Wanita itu bertanya penuh selidik. Salah satu tangannya sudah terangkat berniat untuk melakukan sesuatu jika saja raja bertindak mencurigakan.
"Maaf nona. Aku tidak berniat buruk. Aku hanya mengikutimu saat aku sedang berburu" ujar raja dengan senyuman, berusaha agar tidak gugup dihadapan wanita yang sudah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sebuah cahaya putih muncul dari tangan kanan wanita itu dan seketika pedang panjang berada di genggamannya, mengacungkannya tepat di wajah sang raja membuatnya sedikit tersentak.
"Hei tenanglah nona. Aku sungguh tidak memilki niat buruk. Aku hanya tertarik padamu. Kau wanita pertama yang mampu membuatku terpesona" karena baru pertama kali diperlakukan seperti penjahat oleh seorang wanita yang baginya lemah, raja pun menjadi gugup. Namun rasa gugupnya membuatnya senang, wanita itu semakin membuatnya tertarik karena wanita itu memiliki kekuatan yang belum pernah dilihatnya.
"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya wanita itu lagi dengan pedang panjangnya yang kini dia arahkah ke leher raja.
"Sudah ku katakan aku tertarik padamu. Aku ingin kamu menjadi istriku" tanpa basa basi raja langsung mengutarakan isi fikirannya. Padahal raja tidak tahu identitas wanita didepannya, dia berbahaya atau tidak pun tidak ada yang tahu.
"Aku tidak berminat, sebaiknya kau pergi dari tempat ini sebelum aku memotong seluruh tubuhmu dan ku lempar kedalam sungai untuk jadi santapan Crocobuya yang ada di Blacara ini" ujar wanita itu tegas. Namun raja malah maju satu langkah untuk mendekati wanita itu. Wanita itu pun reflek mundur dua langkah.
"Kenapa kamu sangat membenciku?" Tanya raja, raut wajahnya menampilkan kesedihan yang membuat wanita itu merasakan sesuatu yang aneh ditubuhnya.
"Aku hanya ingin mengenalmu lebih dalam" raja kembali maju satu langkah. Wanita itu terpaku, menatap tepat di manik sang raja. Tatapan yang akan membuat siapa saja yang melihat akan merasa iba.
Saat menatap mata raja, wanita itu merasakan sesuatu yang sangat familiar pedang yang dipegang wanita itu pun lenyap membuatnya sedikit tersentak. Dan ternyata raja sudah tepat dihadapannya, wajahnya sangat dekat hingga wanita itu mampu merasakan hembusan nafas hangat sang raja.
"Apa kamu tidak mengenalku?" Tanya raja. Kerena pedang wanita itu sudah menghilang raja leluasa untuk mendekati wanita yang saat ini masih menatapnya terkejut.
"Aku raja negara ini. Deovano Elberham Central. Maukah kau menjadi ratuku?" Raja Deovano menyentuh pipi wanita itu membuatnya kembali tersadar dari rasa terkejutnya. Wanita itu pun mengucapkan sesuatu yang tidak raja Deovano ketahui maknanya "Aquisielt" kata itu seketika membuat raja Deovano membeku tidak bisa menggerakkan tubuhnya bahkan mulutnya.
Raja Deovano melihat wanita itu tersenyum misterius dan kembali mengucapkan sebuah kata "Baarmases" dan angin yang sangat kencang pun menerbangkan semua dedaunan yang sudah berguguran serta tubuh Raja Deovano yang masih membeku. Tubuh raja terpental menghantam pohon besar yang ada dibelakangnya hingga darah bercucuran dari keningnya dan akhirnya tidak sadarkan diri.
_________________________________________
Raja Deovano terbangun saat merasa tubuhnya sangat sakit. Saat sudah sadar sepenuhnya, raja menatap seluruh isi kamar yang asing baginya. Ia tidak tahu dimana ia berada saat ini, yang pasti seorang wanita yang berdiri diambang pintu dengan sebuah nampan ditangannya membuat raja tersenyum dan mengabaikan rasa sakitnya.
"Kau sudah bangun rupanya" ujar wanita itu, wanita cantik yang ditemuinya sebelumnya.
"Kamu menyelamatkanku" ujar raja Deovano dengan senyum masih mengembang di bibirnya. Tanpa mengatakan apapun wanita itu menghampiri raja dan duduk dipinggir ranjang yang raja tempati saat ini lalu meletakkan nampan yang ia bawa diatas meja.
Wanita itu menyentuh perut raja lalu bergumam dan seketika sinar putih itu kembali muncul. Saat sinar itu sudah meredup, seluruh tubuh yang tadinya sakit kini sudah sembuh seketika.
"Kamu menyembuhkanku?" Tanya raja dengan raut wajah bahagia, hampir saja raja memeluk wanita itu jika wanita itu tidak langsung berdiri.
"Jangan salah paham, aku melakukan ini karena kau mengingatkanku pada seseorang" ujar wanita itu. Raja mengerutkan keningnya "siapa dia?" Tanyanya penasaran.
"Kau tidak perlu tahu"
"Aku ingin tahu, mungkin saja orang yang kamu maksud memang aku"
Seketika tubuh wanita itu membeku. Kembali menatap wajah raja Deovano untuk memastikan apakah orang yang ia tunggu memang pria yang saat ini dihadapannya dan mengaku raja atau bukan?
"Jika kau memang dia, maka kau akan mengenalku" ujar wanita itu lagi. Wanita itu menatap kalung yang melingkar dileher raja Deovano tanpa permisi wanita itu menyentuhnya dan menunjukkan kalung itu pada raja "kau mendapatkan kalung ini dari mana?" Tanya wanita itu lagi penuh selidik. Pasalnya kalung itu merupakan kalung yang ia buat untuk pria yang dicintainya dan pergi meninggalkan nya.
"Entahlah, aku tidak yakin mendapatkan ini dari mana. Yang pasti aku sudah memiliki sejak 10 tahun lalu saat aku ditemukan tidak sadarkan diri dihutan ini. Saat itu aku tidak mengingat apapun dan aku tetap mengenakan kalung ini sampai sekarang" ucapan raja membuat wanita itu semakin yakin jika pria dihadapannya ini adalah pria yang sudah ia tunggu selama 10 tahun.
"Aku merindukanmu" wanita itu memeluk raja secara tiba tiba, rasa yang terkejut pun reflek memeluk wanita itu balik.
Wanita itu melepas pelukannya dan mengucapkan sesuatu yang sekali lagi tidak raja pahami "Remembraa" tubuh raja menegang, kepalanya terasa berdenyut sampai rasa sakit yang tak tertahankan "aarrgghhh" karena tidak kuat merasakan sakit dikepalanya raja pun kembali tidak sadarkan diri.
_________________________________________
"Aku sudah mengingat mu Nira. Nirayya Angelissia" ujar raja Deovano sesaat membuka matanya setelah 1 jam tidak sadarkan diri. Sedangkan Nira wanita cantik yang merupakan cinta pertamanya sejak 10 tahun yang lalu mulai mengeluarkan air matanya, terisak dipelukan raja.
"Aku ingat saat itu ketika aku dalam perjalanan pulang setelah menemuimu, seekor Nekalion menyerang ku hingga aku hampir sekarat. Para pengawal menemukanku sudah tidak sadarkan diri. Pihak kerajaan mencari seluruh tabib terbaik untuk menyembuhkan ku. Saat proses penyembuhan itu aku kehilangan semua ingatanku. Ingatan tentangmu sehingga aku melupakan janjiku untuk kembali kesini. Maafkan aku Nira, aku sangat menyesal meninggalkan mu selama ini" raja Deovano memeluk Nira semakin erat. Melepaskan rasa rindunya yang selama ini ia pendam.
"Aku fikir kamu tidak mau menemuiku lagi karena aku wanita yang aneh dan bisa menggunakan sihir. Aku takut tidak bisa bertemu denganmu lagi. Bahkan saat aku melihatmu tadi aku menepis fikiranku jika itu memang kamu. Karena penampilanmu sangat berbeda sejak terakhir kali kita bertemu" ujar Nira masih terisak. Raja Deovano mengusap air mata Nira lalu tersenyum "apa aku semakin tampan?" Ujarnya berusaha mencarikan suasana.
Nira mencubit lengan Raja Deovano lalu ikut tersenyum "ya, kamu memang lebih tampan dan.. lebih menyebalkan" ujar Nira membuat raja tertawa terbahak bahak karena baginya ucapan Nira hanyalah sebuah lelucon.
"Maukah kamu ikut denganku ke kerajaanku?" Permintaan raja Deovano membuat Nira seketika menundukkan wajahnya dan menyatukan kedua tangannya.
"Ada apa? Kenapa kamu muram seperti ini?" Raja Deovano mengusap pipi Nira sampai akhirnya Nira mendongak menatap raja "aku takut. Bagaimana jika mereka tahu aku berbeda? Aku akan mempermalukanmu"
Rasa gundah Nira malah membuat raja semakin mantap membawa Nira ke istananya. "Aku akan memenggal semua orang yang menghinamu. Karena kamu akan menjadi ratu ku"
_________________________________________
1 bulan setelah Nira tinggal di istana hidupnya sangat berubah 180⁰, Nira yang sebelumnya tinggal bersama kaumnya sesama penyihir pun kini harus menyembunyikan kekuatannya karena ia tidak ingin orang lain mengetahui fakta bahwa ia berbeda. Nira yang kini sudah menjadi seorang ratu pun tidak bisa lagi seenaknya menemui raja, harus melalui protokol yang sangat ketat walaupun menemui suaminya sendiri. Namun Nira bisa bertemu dengan raja satu kali dalam seminggu itupun raja yang akan datang ke kamarnya. Hal itu membuat Nira merasa sangat bosan karena tidak ada teman untuk sekedar mengobrol hingga akhirnya ia menggunakan kekuatan sihirnya didalam kamar untuk menghilangkan rasa bosannya.
Tanpa Nira sadari seorang pelayan melihatnya hingga hampir pingsan, pelayan itu berusaha untuk menjaga kesadarannya lalu menceritakan pada salah seorang pengawal namun pengawal itu tidak percaya dan hanya menganggap ucapan pelayan itu omong kosong. Saat itu seorang bangsawan yang ingin bertemu dengan raja tanpa sengaja mendengar cerita pelayan itu dan memaksa pelayan itu untuk menjelaskannya. Bangsawan itu tersenyum misterius seperti menemukan sebuah harta karun kemudian ia kembali melangkah menuju singgasana raja.
"Salam paduka raja" ujar bangsawan itu sambil berlutut dihadapan raja Deovano. Raja mempersilahkan bangsawan itu berdiri dan mengatakan maksud kedatangannya.
Bangsawan yang bernama Abigail pun menjelaskan maksud kedatangannya sekaligus rencana jahatnya yang sudah ia susun setelah mendengar tentang sang ratu yang memiliki sihir. Awalnya raja murka dengan usul Abigail, namun karena Abigail memiliki mulut yang sangat manis hingga akhirnya membuat raja luluh dan menyetujui rencana yang akan mengubah dunia.
[___________________2___________________]
Cahaya matahari mengintip di sela jendela menandakan jika saat ini sudah waktunya untuk beraktifitas. Namun, seorang gadis remaja yang masih asyik bergelung dengan hangatnya selimut enggan untuk membuka matanya. Hingga akhirnya seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar dan duduk di pinggir kasur remaja itu.
"Sayang bangun. Bukankah hari ini kamu study tour?" Tanya wanita paruh baya itu sambil mengguncang pelan bahu remaja yang merupakan anak semata wayangnya.
Remaja itu perlahan membuka matanya, berkedip beberapa kali sampai akhirnya matanya terbuka lebar.
"Selamat pagi hoaam bunda" ujar remaja itu sambil menguap, menarik oksigen sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan rasa kantuknya.
"Selamat pagi.. bangunlah 1 jam lagi bukankah kamu harus berangkat?" Pertanyaan sang bunda membuat remaja itu melihat ke arah jam dinding lalu mengangguk, mengiyakan pertanyaan sang bunda.
"Kalau begitu mandi dan bersiap. Bunda akan menyiapkan sarapan" remaja itu kembali mengangguk kemudian bundanya pun pergi meninggalkan remaja itu yang kini duduk diatas kasur. Mengusap kedua matanya, menguap, lalu melamun. Kegiatan yang wajib dilakukan saat bangun tidur.
Setelah 10 menit melakukan ritual khas bangun tidur, akhirnya remaja itu berjalan ke arah kamar mandi. Selesai mandi ia mengenakan pakaian yang sudah bunda nya siapkan sejak semalam untuk dikenakan khusus hari ini karena hari ini adalah study tour pertama nya sejak menjadi seorang siswa sekolah menengah. Tidak lupa ia mengenakan sedikit riasan agar wajahnya terlihat fresh, walaupun begitu, wajah polosnya memang sudah terlihat cantik berbeda dengan remaja pada umumnya dan setelah menggunakan riasan wajahnya akan terlihat semakin cantik memancarkan aura yang dapat menarik perhatian para pria.
Setelah dirasa cukup, remaja itu keluar kamar menuruni tangga dan berjalan ke arah meja makan. Di sana sudah duduk dua orang yang sangat ia hormati yaitu ayah dan bunda nya.
"Selamat pagi ayah" sapa remaja itu dengan ceria. Pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan pun tersenyum sembari membalas sapaan anak kesayangannya.
"Selamat pagi juga my Queen. Sepertinya putri ayah sangat bahagia karena anak berlibur" ujar sang ayah membuat putrinya mengangguk semangat.
"Tentu saja yah, aku sudah menunggu hari ini karena aku akan pergi ke pulau Anglest" remaja itu bertepuk tangan menyalurkan rasa bahagianya. Namun berbeda dengan kedua orang tuanya yang kini saling pandang dalam diam.
"Kenapa ayah dan bunda diam? Apa kalian tidam senang jika aku pergi berlibur selama 1 minggu?" Tanya remaja itu dengan raut sedih. Ia mengira jika orang tuanya tidak senang karena ia akan meninggalkan mereka walaupun hanya berlibur selama seminggu.
"Bukan begitu sayang. Kamu sebelumnya tidak mengatakan jika akan pergi ke pulau Anglest" ujar bunda dengan raut wajah menyesal. Menyesal telah membuat putrinya sedih sekaligus menyesal telah mengizinkan putrinya ikut study tour. Jika mereka tahu kalau tempat yang dituju adalah pulau Anglest mereka tidak akan mengizinkan putrinya ikut. Namun sayang, mereka sudah terlambat karena saat ini putrinya terlihat sangat sedih dan jika mereka melarang pasti putrinya akan membenci mereka.
"kami hanya cemas, pulau itu cukup berbahaya. Bagaimana bisa sekolah mu mengadakan study tour kesana?" Tanya ayahnya kini dengan raut wajah yang sulit di artikan. Sedangkan si remaja hanya diam tidak tahu harus menjawab apa.
"Maaf jika aku tidak mengatakan sebelumnya, aku fikir pihak sekolah sudah memberi tahu kalian. Tapi aku tetap ingin kesana bersama teman-teman ku" ujarnya setelah beberapa saat terdiam. Kedua orangtuanya pun hanya bisa menghela nafas berat. Mereka tidak ingin membiarkan putri mereka pergi kesana. Karena disana terdapat sesuatu yang harus keluarga mereka hindari.
Dengan berat hati sang ayah pun mengizinkan dengan syarat putri mereka harus selalu bersama rombongan dan tidak boleh pergi seorang diri. Dengan wajah yang kembali ceria remaja itu memeluk kedua orang tuanya dengan erat "terima kasih ayah, bunda. Queena sangat sayang sekali pada kalian" ujar remaja bernama Queena tersebut.
Queenara Axahraine, seorang remaja cantik berusia 16 tahun yang kecantikannya melebihi remaja seusianya. Queena memiliki dua orang tua yang sangat menyayangi nya, semua hal yang ia inginkan akan selalu dituruti. Walaupun begitu Queena sangat penurut, tidak manja, pintar, suka menolong membuatnya memiliki banyak teman. Bahkan banyak pria yang ingin menjadi kekasihnya namun sayangnya Queena tidak pernah menerima mereka karena sampai saat ini tidak ada satupun pria yang mampu menggetarkan hatinya.
_________________________________________
"Bunda aku berangkat dulu, sampai jumpa minggu depan. Aku akan membawakan oleh-oleh yang sangaaaat banyak" ujar Queena sambil melambaikan tangan dari dalam mobil kepada bunda nya yang saat ini berdiri didepan pintu. Tanpa Queena dengar sang bunda berkata "semoga mereka tidak menemukan mu" lirih nya.
Setibanya di halaman sekolah yang sudah ramai oleh para siswa, Queena pun menghampiri mereka. Semua orang langsung fokus kepada Queena yang terlihat semakin cantik menggunakan pakaian informal.
"Woww.. bidadari dari mana ini?" Ujar salah satu pria yang dilewatinya. Tanpa menjawab Queena tetap berjalan menghampiri ketiga sahabatnya.
"Queennn..." Teriakan ketiga sahabatnya membuat Queena berlari ke arah mereka. Mereka berempat pun berpeluka seperti kartun warna warni yang selalu berpelukan setiap saat.
"Lihatlah ratu kita, semakin cantik" ujar salah satu sahabat Queena yang berdiri disampingnya dengan rambut dikuncir kuda.
"Aku memang selalu cantik" balas Queena percaya diri. Sedangkan ketiga sahabatnya itu mengangguk setuju.
Tidak lama kemudian seorang guru memberikan aba-aba untuk semua murid masuk kedalam bis yang sudah tersedia. Setiap bis menampung 1 kelas, dan disana terdapat 4 bis dengan banner besar yang terletak didepan bis menandakan setiap kelas.
"Itu bis kita" ujar Queena sambil menarik sahabatnya untuk segera masuk kedalam bis. Queena pun duduk di kursi paling belakang yang berisi 2 bangku lalu duduk bersama salah satu sahabatnya. Sedangkan dua Sahabat lainnya duduk didepan Queena.
"Apa kalian siap bersenang-senang?" Tanya sahabat Queena yang duduk disampingnya, rambut sebahunya membuat wajahnya terlihat imut.
"I'm ready" ujar mereka berempat kompak.
Queena dan ketiga sahabatnya merupakan geng yang sangat terkenal disekolah. Mereka adalah kumpulan wanita cantik, pintar, dan banyak bicara. Walaupun begitu mereka tidak sombong dan tidak pernah membully orang lain, bagi mereka semua orang itu setara. Itu sebabnya mereka sangat disegani oleh semua orang, bahkan para guru pun bangga pada mereka.
Selain Queena, ketiga orang lainnya adalah Lyla si gadis bunga julukan itu diberikan oleh para pria karena wajah Lyla yang sangat imut dengan rambut sebahu serta suaranya yang lembut. Kedua adalah Careen gadis api, julukan itu diberikan karena setiap Careen bicara akan sangat cerewet hingga membuat siapa saja yang mendengar nya akan panas. Ketiga adalah Renatha si tomboy, tentu saja karena Renatha sangat jago bela diri bahkan kekuatan nya lebih besar dari para pria. Sedangkan Queena sendiri diberi julukan sang ratu, karena ia sangat sempurna idaman para pria.
Selama perjalanan bis yang ditumpangi oleh kelas Queena sangat heboh, karena mereka bernyanyi mengikuti alunan musik dari cd yang tersedia didalam bis tersebut. Dengan kompak mereka bernyanyi bahkan Queena pun ikut bernyanyi. Hal itu membuat guru wali kelas mereka tidak mau kehilangan momen yang sangat menyenangkan itu, beliau merekam menggunakan handycam yang memang sudah beliau siapkan untuk mendokumentasikan semua kegiatan selama 1 Minggu kedepan.
Akhirnya setelah 5 jam menempuh perjalanan melewati hutan, gunung serta lautan mereka pun tiba di tempat tujuan pulau Anglest. Semua orang sudah kelelahan, mereka langsung menuju kamar masing-masing yang setiap kamarnya diisi dua orang. Queena berjalan dengan gontai menarik kopernya menuju kamar yang akan ia huni bersama Lyla.
"Akhhh.. lelahhhh" ujar Queena sesampainya didalam kamar ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lyla pun mengikuti berbaring disampingnya.
Mereka langsung tertidur sesaat menempel kasur. Sampai malam tiba suara ketukan dari pintu membangunkan mereka menyuruh berkumpul untuk makan malam.
_________________________________________
"semuanya berkumpul. Hari ini kita akan menjelajahi hutan, lalu nanti malam kita akan mengadakan api unggun sekaligus games" suara seorang guru wanita yang memberikan instruksi itu seketika membuat semua siswa bersorak gembira. Termasuk Queena dan ketiga sahabatnya.
"Tapi jangan senang dulu, sebelum masuk hutan kalian akan dibagi berdasarkan tim yang akan diundi melalui pemungutan suara" ujar guru tersebut sambil mengangkat sebuah wadah bening yang berisi kertas bertuliskan nomor kelompok. Setiap siswa akan mendapatkan satu kesempatan untuk mengambil kertas berisi nomor acak. Nomor yang sama akan berada di kelompok yang sama.
"Yaaaaahhhhh..." Suara para siswa lesu. Mereka tidak ingin sekelompok dengan orang yang tidak mereka kenal. Queena pun demikian, ia ingin sekelompok dengan para sahabatnya. Namun peraturan itu tidak dapat diganggu gugat.
Akhirnya seluruh siswa pun pasrah, satu persatu maju mengambil sebuah kertas sampai semuanya dapat lalu mereka baru boleh membuka kertas itu.
"Kelompok 5" ujar Queena. Mencoba menyamakan dengan ketiga sahabatnya. Namun sayang mereka tidak sekelompok. Lyla berada dk kelompok 3, Renatha kelompok 1, Careen kelompok 4.
"Yah tidak ada yang sama" ujar mereka lesu. Tanpa diduga seorang pria tampan yang memang menyukai Queena pun mendekat. Ia mencoba untuk melihat nomor yang ada dikertas Queena dan mencocokkan nya dengan kertas miliknya.
"Kita sekelompok" ujar pria itu dengan senyum manis mengembang dibibirnya. Queena yang terkejut karena tiba tiba ada orang berbicara disamping nya pun hanya tersenyum canggung.
"Oke yang sudah tahu nomor kelompok nya silahkan bergabung bersama guru pembimbing yang ada didepan" ujar salah satu guru pria.
Queena pun melangkah maju menghampiri guru pria yang merupakan wali kelasnya bersama dengan 19 siswa lainnya. Jadi setiap kelompok akan berisi 20 siswa dengan total 5 kelompok.
"Apa kelompok ini sudah lengkap?" Tanya guru pembimbing kelompok 5. Mereka pun mengangguk. Lalu pembimbing tersebut menjelaskan semua peraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan agar semuanya bisa kembali dengan selamat. Setiap kelompok akan diberikan sebuah peta hutan yang akan mereka jelajahi, tujuan serta tugas setiap kelompok pun berbeda-beda. Kelompok Queena yang merupakan kelompok terakhir akan menuju arah barat untuk mencari tumbuhan yang bisa dijadikan obat karena di pulau ini sangat terkenal dengan tumbuhan langka yang bermanfaat.
Satu per satu kelompok mulai berangkat, kini saatnya kelompok Queena pergi mengikuti guru pembimbing yang ada didepan mereka sekaligus membawa peta. Sedangkan pria tampan yang menyukai Queena berjalan paling akhir untuk menjaga setiap anggota kelompok agar tidak tertinggal.
Sudah hampir 1 jam mereka menelusuri hutan, namun tumbuhan yang mereka cari belum ada satupun yang didapat. Guru pembimbing menyuruh anggotanya berpencar namun tidak boleh terlalu jauh, harus dalam jarak pengawasan. Queena berjalan seorang diri menghampiri salah satu tumbuhan yang menurutnya sangat unik. Tumbuhan itu memiliki batang dan daun berwarna hitam sangat kontras dengan tumbuhan lainnya yang berwarna hijau. Serta memiliki bunga kecil diujungnya berwarna putih seperti mutiara.
"Bunga apa ini? Aku baru pertama kali lihat bunga seperti ini" ujar Queena. Tanpa permisi Queena memetik tumbuhan itu dan menyimpannya di tas kecil yang ia bawa. Suara guru pembimbing yang menyuruh berkumpul membuat Queena berlari menghampiri kelompok nya, tanpa Queena sadari tumbuhan yang tadi sudah ia petik kini tumbuh lagi seperti semula.
_________________________________________
Setelah 5 jam berkeliling menjelajahi hutan, semua orang pun kembali ke penginapan dengan tampang lelah. Untung saja pihak sekolah sudah menyiapkan makan siang untuk mengisi kembali tenaga yang telah terkuras. Queena dan yang lainnya pun duduk menyantap makanan masing-masing tanpa bersuara. Saat makanannya sudah habis, Queena langsung berjalan menuju kamarnya untuk mandi dan beristirahat sampai acara nanti malam.
"Queena, kamu sudah mandi?" Tanya Lyla yang baru saja masuk kamar. Queena yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya mengangguk sambil berjalan ke arah kasur untuk membuka tas kecilnya dan mengambil tumbuhan yang tadi ia petik.
"Woahhh.. bunga apa itu? Kenapa warna nya seperti ini?" Tanya Lyla yang hampir masuk kamar mandi tapi urung karrna melihat tumbuhan yang sangat unik.
"Entahlah aku juga baru pertama kali melihatnya" Queena merasa terpikat dengan bunga mutiara yang ada diujung tumbuhan itu, ada perasaan nyaman saat melihatnya. Lyla kembali menuju kamar mandi meninggalkan Queena yang kini meletakkan tumbuhan itu di atas meja. Lalu ia pun tertidur karena tubuhnya yang sangat lelah. Saat Queena baru saja tertidur bunga mutiara itu bersinar terang.
Queena terbangun saat merasakan sinar matahari yang sangat terik, mengerjapkan matanya berkali-kali untuk memfokuskan penglihatannya. Hal yang pertama kali Queena lihat adalah sebuah padang rumput dengan sungai yang sangat tenang disamping kirinya serta rerimbunan pohon yang sangat lebat disamping kanannya. Queena mengusap matanya berharap hal yang ia lihat saat ini hanyalah ilusi semata. Namun nyatanya berapa kalipun ia mengusap matanya, hal yang ia lihat tetap sama.
"Dimana aku? Bukankah aku tadi sedang tidur dikamar? Bagaimana aku bisa ada disini?" Tanya Queena. Suara gemericik dari arah sungai mengalihkan perhatian nya. Queena bangun dan berjalan ke arah sungai, sungainya berwarna hitam pekat dengan banyak bebatuan yang timbul diatasnya.
Suara gemericik itu kembali lagi, batu batu yang ia lihat mulai berjalan ke arahnya "seperti nya aku sedang berhalusinasi, bagaimana bisa batu bergerak sendiri" ujar Queena lagi.
Nyatanya batu batu itu adalah hewan yang sejak tadi mengintai Queena, mereka semua mulai menampakkan tubuh aslinya dan berenang semakin dekat menghampiri Queena.
"Bu..buaayaaa...." Queena berteriak histeris ketika buaya yang paling dekat dengannya hampir menggigit kakinya. Queena berlari masuk ke arah hutan yang cukup gelap karena pepohonan yang sangat rimbun membuat sinar matahari tidak bisa masuk.
"Hosshhh.. Hossshhhh... Hossshhh" dirasa sudah cukup jauh, Queena berhenti disalah satu pohon yang tidak terlalu besar. Duduk menyender untuk memulihkan tenaganya.
"Tempat apa ini" tanya Queena lagi berfikir bagaimana caranya ia bisa ada di tempat seperti ini.
Crak..
Queena reflek menoleh ke asal suara, namun tidak ada apapun. Nafasnya sudah kembali tidak beraturan, Queena takut hewan sejenis harimau ataupun serigala datang menerkamnya.
Craakkk..
Suara itu kembali. Queena berdiri waspada, mengambil ranting pohon yang memang sudah patah dan ia arahkan ke asal suara.
Srakk.. Sraakkk..
Ggggrrrrrrr...
Seekor hewan dengan bentuk yang bagi Queena sangat tidak masuk akal pun muncul tidak jauh darinya. Hewan itu bertubuh seperti harimau namun memiliki kepala seperti ular bahkan hewan itu bisa menggeram layaknya seekor serigala. Saat hewan itu hampir menerkamnya, tanpa pikir panjang Queena berlari tak tentu arah. Sesekali ia menoleh ke arah belakang dan hewan aneh itu masih mengejarnya, dengan leher panjangnya hewan itu hampir menyentuh rambut Queena.
"Tolong.. Tolong.." Queena berteriak dengan putus asa. Namun sayangnya tidak ada siapapun yang akan menolongnya. Sedangkan hewan itu semakin dekat.
Peluh keringat dan air mata sudah bercampur membasahi rambut dan wajahnya. Wajahnya pun semakin pucat dengan nafas berat yang membuatnya tidak mampu berlari lagi.
"Kumohon siapapun tolong aku.. hikss.. ayah.. bunda.. maafkan aku.. aku selalu membuat kalian sedih"
Queena berhenti berlari saat dirasa hewan itu sudah menghilang. Dengan nafas lega ia kembali duduk menyender dipohon. Tanpa Queena sadari hewan aneh yang sejak tadi mengikutinya sedang bersembunyi dibalik pohon yang ia duduki saat ini. Saat mata Queena hampir terpejam, sesuatu yang sangat kencang mencekik lehernya. Ternyata hewan itu melilit leher Queena menggunakan lehernya yang panjang, Sedangkan mulutnya sudah terbuka lebar.
"Aaarrrgggghhhhhh... Hoshh.. hosshhh.. hosshhh"
"Queena kamu kenapa? Kamu mimpi buruk?" Lyla yang baru saja masuk kekamar terkejut melihat Queena berteriak histeris dengan nafas memburunya. Keringat sudah menbasahi seluruh tubuhnya membuat baju serta rambutnya basah.
Queena menatap Lyla dengan mata berbinar, memeluk tubuh Lyla dengan erat sesaat Lyla duduk dipinggir kasur.
"Aku takut. Hewan aneh itu ingin memakanku. Hikss.. hikss.."
"Sshuss.. tenanglah itu hanya mimpi buruk. Sebaiknya kita berkumpul untuk makan malam" ujar Lyla menenangkan. Dengan tubuh gemetar Queena mengangguk dan dibantu Lyla berjalan keluar kamar.
"Queena kamu sakit?" Tanya salah satu guru wanita saat melihat Queena yang masih pucat. Pertanyaan guru tersebut membuat siswa lainnya yang sudah berkumpul melihat ke arah Queena.
"Hei cepat bawakan teh hangat untuk ratu kita. Lyla biarkan Queen duduk disini" ujar seorang pria yang merupakan teman sekelas mereka. Lyla pun mendudukan Queena dibangku terdekat. Tanpa protes Queena duduk dan menerima teh hangat yang temannya berikan.
"Setelah makan sebaiknya kamu istirahat lagi, tidak perlu ikut kegiatan nanti" ujar guru wali kelasnya. Queena menggeleng, ia tidak ingin dikamar sendirian mungkin saja hewan aneh itu muncul lagi dan memakannya. Queena juga teringat pesan orang tua nya yang menyuruhnya agar tidak sendirian dimanapun ia berada.
"Tidak pak, aku ingin bersama teman-teman ku saja" ujar Queena berusaha untuk menutupi rasa takutnya.
"Baiklah kalau begitu" guru wali kelas pun pergi. Kedua sahabatnya yang lain datang dan duduk disampingnya.
"Kamu sungguh baik-baik saja?" Tanya Careen. Queena hanya mengangguk.
"Sebenarnya mimpi apa tadi? Kenapa terasa sangat nyata? Aku bahkan masih merasakan kakiku yang sakit karena berlari" batin Queena.