“Yak bagus! Kalian bisa beristirahat sejenak sekarang sebelum waktu pulang setengah jam lagi.” Ucap Haejin selaku manager utama yang selama ini membantu perjalanan member STIGMA.
“Baik!” ucap member serempak. Lalu mereka mulai menyebar satu-satu. Kim Dongmin dan Yang Sungkyu segera mendekati stylist noona untuk membantuu membersihkan make up mereka, lalu Lee Juna yang memilih melepas soft lense yang dikenakannya terlebih dahulu, sedangkan Park Soojin dan Jeon Sungmin sudah beralih mendekati beberapa kudapan yang memang telah disediakan di sana untuk member dan staff.
“Uwahh apa ini?” tanya Park Soojin yang terlihat tertarik dengan kudapan lain dari pada yang lain. Kudapan itu dibungkus dengan sebuah daun. Terlihat seperti manggaetok namun bukan itu juga. Jeon Sungmin yang memang member serba ingin tahu itu sudah beralih membuka bungkusnya dan mencicipinya sedikit demi sedikit.
Haejin yang tengah membantu melepaskan kostum luar yang dikenakan oleh Lee Juna kini menoleh ke arah mereka berdua.
“Ah itu dari penggemar kalian. Katanya makanan dari Indonesia. Bagaimana? Apa kau sudah mencobanya?” jawab Haejin sambil melipat jaket yang dikenakan Lee Juna.
“Hyung, ini kenyal sekali. Cobalah!” seru Jeon Sungmin sambil mengarahkan kudapan itu di depan bibir Park Soojin. Park Soojin menerima gigitan pertamanya lalu mulai merasakan teksturnya.
“Wah kau benar. Ini sungguh kenyal tapi lengket sekali. Rasanya juga tidak biasa. Kira-kira mereka memakai bahan dasar apa ya?” seru Park Soojin sambil mengambil gigitan keduanya dari milik Jeon Sungmin.
“Tidak tahu. Sepertinya semacam ubi tapi bukan ubi dan gula merah.” jawab Haejin sambi lalu.
“Ubi tapi bukan ubi? Memangnya ada yang seperti itu?” tanya Park Soojin sambil melempar pandang bingung dengan Jeon Sungmin yang tengah menggigit bagiannya dengan nikmat.
“Ya kalian, hati-hati dengan kostumnya jangan sampai kotor karena makanan itu.” tegur Lee Juna memperingati mereka berdua.
“Nee!” jawab kedua member termuda di grup itu dengan serempak.
Sedangkan Kim Dongmin dan Yang Sungkyu kini sudah selesai membersihkan make up mereka. Diganti dengan Lee Juna dan Park Sojin.
“Haejin hyung, apa Ye Jun pdnim sudah pulang ke Korea?” tanya Kim Dongmin sambil melepas kostum luar mereka dan menggantinya dengan jaket miliknya sendiri.
“Pdnim sepertinya akan tiba nanti malam. Ada apa?” tanya balik dari Haejin.
“Tidak apa-apa. Hanya bertanya saja. Nanti malam sepertinya aku akan mengirimkan file demo untuk lagu baru kepada Ye Jun pdnim.” Ucap Kim Dongmin.
“Begitu? Baguslah.” Jawab Haejin yang lalu beralih mengambil botol air mineral untuk diberikan kepada Park Sojin. Pria tampan itu sepertinya membutuhkan air untuk membantu meloloskan jalan kudapan lengket namun nikmat yang baru saja ditelannya itu.
Jung Ye Jun memang saat ini tengah melakukan perjalanan bisnisnya yang telah merambat di industri hiburan luar, tepatnya Amerika. Terlebih setelah lagu STIGMA sempat berhasil memenangkan acara penghargaan ternama di Amerika dan mendapat banyak dukungan dari tempat itu membuat CEO muda itu menjadi semakin sibuk. Sudah dua minggu Jung Ye Jun melakukan perjalanan bisnisnya untuk melakukan rencana kerja sama dengan beberapa pebisnis lainnya mengenai perkembangan hubungan artis-artis yang dinaunginya itu.
“Bagaimana rasanya?” tanya Yang Sungkyu yang sudah selesai bergaanti pakaian dan kini menghampiri member termuda mereka, Jeon Sungmin, yang masih setia menikmati kudapan-kudapan yang tersedia di sana. Tanpa menjawab pertanyaan kakak ertuanya itu, Jeon Sungmin memberikan suapan kudapan miliknya ke arah Yang Sungkyu yang langsung diterimanya. Pria itu kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya yang berarti pria itu juga menikmati rasa kudapan itu. member STIGMA memang sudah terbiasa saling berbagi barang dan makanan satu sama lain karena mereka sudah lama tinggal bersama sejak sebelum debut.
“Ya, Jeon Sungmin, berhentilah mengunyah dan cepat ganti bajumu itu. Sebentar lagi kita akan pulang.” Tegur Yang Sungkyu kemudian menyadari pria itu masih belum membersihkan make up dan mengganti bajunya sama sekali.
“Hehehe bentar hyung. Ini enak sekali!” cengir pria dengan senyuman kelincinya itu.
Beberapa menit kemudian mereka siap melangkah menuju mobil agensi yang akan membawa mereka pulang ke dorm STIGMA. Kepergian member dari salah satu satisun tv ternama itu langsung disambut oleh banyak penggemar yang sengaja menunggu kepergian para member. Tidak jarang dari para member yang mendapatkan seruan ucapan selamat atas kemenangan mereka hari ini dan juga ucapan untuk menyuruh para member beristirahat dengan nyaman setelah ini. Para member juga menyempatkan diri untuk melambaikan tangan mereka sebelum kemudian memasuki mobil yang tertutup rapat itu dan lalu mobil itu melangkah pergi dari area stasiun tv tersebut.
“Beristirahatlah kalian setelah ini. Tinggal satu acara lagi yang harus dilakukan untuk minggu depan, setelah itu kalian akan menyiapkan album selanjutnya. Jadi tetap jaga kesehatan kalian. Aku sudah membuat jadwal baru untuk pemeriksaan rutin kesehatan kalian, nanti akan aku kirim filenya, apa kalian mengerti?” tanya Haejin setelah menjelaskan panjang lebar mengenai jadwal para member yang padat itu.
“Iya, kami mengerti, Haejin hyung!” jawab member serempak di dalam mobil. Layaknya seperti anak kecil yang baru saja mendapat petuah dari orang tuanya, mereka dengan teratur turun dari mobil setelah mengiyakan ucapan dari manager mereka itu. begitulah boygrup STIGMA, meski membernya sudah cukup sukses dan memiliki banyak uang, namun mereka tetap bersikap rendah hati dan mengikuti tiap instruksi yang diberikan layaknya anak kecil yang patuh. Mereka berdiri di samping mobil yang berisi Haejin dan satu staff sebagai supir di dalamnya.
“Ya sudah, kalau begitu aku pergi sekarang. Sampai jumpa anak-anak!” pamit Haejin yang langsung dibalas lambaian tangan dari para member juga.
“Hati-hati, hyung!” seru Jeon Sungmin yang paling bersemangat melambaikan tangan mengiringi perjalanan mobil yang dinaik Haejin keluar dari pekarangan dorm mereka.
“Sudah cukup, ayo masuk Sungmin-ah!” ajak Lee Juna yang kemudian diikuti para member memasuki dorm mereka. Satu persatu dari mereka memasuki kamar masing-masing. Beberapa dari mereka langsung memasuki kamar manadi untuk membersihkan diri lalu merebahkan diri di atas ranjang, sedangkan yang lain kini beralih keluar dari kamar menuju dapur untuk mencari makanan, seperti yang dilakukan oleh Jeo Sungmin dan Yang Sungkyu saat ini. Mereka berdua tengah merebus air untuk membuat ramen cup. Kim Dongmin yang baru saja selesai membersihkan tubuhnya ikut melangkah menghampiri mereka berdua.
“Apa yang kalian buat itu?” tanya Dongmin.
“Ramen. Kau mau Dongmin-ah?” tawar Yan Sungkyu tanpa menoleh ke arah leader mereka itu.
“Boleh, hyung. Ya Jeon Sungmin, apa kau tidak merasa kenyang? Bukankah tadi kau sudah menghabiskan sebagian kudapan di ruang ganti tadi?”
“Hyung, aku masih butuh banyak asupan untuk pertumbuhanku ini.” elak pria bunny itu yang mengundang gelak tawa dari kakak-kakaknya itu.
“Ya, ya lakukan sesukamu bunny. Hati-hati lemakmu akan tertimbun banyak ketika waktunya pemeriksaan kesehatan nanti. Kau akan mendapat masalah dari Haejin hyung.” Goda Kim Dongmin sengaja menakut-nakuti member termuda mereka.
“Tenang saja, Dongmin hyung. Aku akan meminta keringanan nanti kepada Haejin hyung. Mungkin sedikit sogokan kecil dari penjual teokbokki di sebelah kantor bisa membantuku merayu Haejin hyung, benar bukan?!” jawab Jeon Sungmin dengan santai.
“Ya, dari mana pikiran picik itu Sungmin-ah? Siapa yang mengajarimu melakukan trik seperti itu?”
“Tentu saja Yang Sungkyu hyung!” jawab pria berwajah kelinci itu mengkambing-hitamkan member tertua mereka dengan seenak jidat.
“Ya, kenapa aku yang kena, dasar anak ini!” protes pria yang menyanding visual grup mereka itu. alhasil terjadi perdebatan yang tiada henti di antara member termuda dan member tertua itu yang diringi juga saling mengejek satu sama lainnya seperti biasanya. Dan Dongmin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat interaksi kakak beradik itu yang selalu suka berdebat satu sama lainnya. Namun semua orang juga pasti bahwa sebenarnya mereka semua saling menyayangi satu sama lain.
Dongmin membantu mengaduk bumbu ramen ketika Lee Juna juga ikut menghampiri mereka di dapur.
“Dongmin-ah, dimana file demo kita yang akan kau kirim ke Ye Jun Pdnim nanti malam?” tanya Lee Juna yang berdiri di sebelah Kim Dongmin.
“Oh filenya ada di studioku, hyung! Kenapa? Apa ada yang salah?” tanya balik pria itu. Kim Dongmin dan Lee Juna sebenarnya berada di tahun lahir yang sama. Hanya selisih 4 bulan saja, namun karena perawakan Lee Juna yang terlihat begitu pendiam dan tenang dibanding member lainnya membuat Dongmin menganggap pria itu sebagai hyungnya juga. Tidak masalah bukan. Hal itu sudah biasa juga di kehidupan Korea.
“Tidak. Aku hanya ingin menambahkan beberapa part lagu di dalamnya saja. Akan aku ambil sekarang, ya.” Ucap Juna meminta ijin Dongmin sebelum memasuki studio pribadi milik Dongmin.
“Iya, hyung. Ambil saja. Sepertinya filenya ada di sebelah laci kanan.” terang Dongmin yang lalu diangguki Juna. Lee Juna langsung melangkahkan kaki meninggalkan ketiga membernya itu.
Sepeninggal Lee Juna, Kim Dongmin menyelesaikan adukan pada ramennya dan melapor kepada Yang Sungkyu.
“Sungkyu hyung, sepertinya ini sudah matang.”
“Oh benarkah. Kau mau topping telur, Dongmin-ah?” tawar Yang Sungkyu sambil memperlihatkan sebutir telur dalam genggamannya.
“Boleh saja.” jawab Kim Dongmin. Sungkyu lalu memecah telur mentah tersebut dan meletakkannya di atas ramen sebagai topping mereka. Sedangkan Jeon Sungmin mengambil kimchi yang telah mereka simpan di dalam wadah taperwear. Mereka membawa makanan itu ke arah meja makan dan mulai menikmatinya bersama-sama.
“Wahh ramen memang selalu menjadi yang terbaik!” seru Jeon Sungmin sambil mencupit untaian mie lagi.
“Dongmin-ah, apa list lagunya sudah selesai diperbaiki?”
“Sudah, hyung. Aku juga sudah menambahkan lagu buatan Sojin di dalamnya. Seperttinya lagu Sojin akan menjadi intro album kali ini. Anak itu sudah semakin berkembang saja dalam membuat musik yang bagus.” puji Dongmin sambil menghirup kuah ramennya dengan nikmat.