pacarku ngeselin

pacarku ngeselin

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
drama
humorous
like
intro-logo
Blurb

cheryl berdiri dipinggir jalan dengan muka super kesal. Tangannya menggenggam ponsel dan berkali-kali memencet nomor rumahnya. Namun sejak tadi belum juga ada yang mengangkat teleponnya. Padahal sejak jam enam pagi tadi Cheryl sudah memakai pakain rapi yang disetrika oleh Bik Inah,memakai kaus kaki dan sepatu baru.Serta berniat untuk berkelakuan baik di sekolah nanti. Tapi belum juga sampai di sekolah Cheryl sudah kembali ke Cheryl sebelumnya, marah-marah dan gampang emosi.

Cheryl pn kembali menghubungi  telepon rumahnya, berharap ada yang mengangkat teleponnya kali ini. Cheryl sudah luar biasa kesal karena ini. selang beberapa menit, akhirnya panggila pun dijawab.

"Bibik abis dari mana,sih? Dari tadi cheryl teleponin juga, tapi nggak diangkat-angkat?! omel cheryl

"Aduh maaf, Non. Itu,bibik tadi lagi bersin ikan. Mbah Jannah lagi bersihin kamarnya Non di atas."

"Terus Pak Ahmad sama Mang Mamat kemana ?Pada amnesia caranya angkat telpon apa?''

Tak terdengan jawaban dari seberang sana, Cheryl pun teringan bahwa tujuannya menelepon bukan untuk mempermasalahkan kenapa tidak ada yang mengangkat teleponnya.

" Bik, Pak Ahmad mana? Udah selesai belum bersihin kandang Ringgonya?" tannya Cheril dengan nada bicara yang sudah tidak setinggi tadi. Ringgo adalah burung hantu betina jenis brown Hawk Owl peliharaan Cheryl dan menjadi satu-satunya kesayangan gadis itu.

"Ng, anu, Non....,Pak Ahmad nya memang udah  selesai bersihi kandang Ringgo, tapi Pak Ahmad sekarang lagi nggak bisa kerja, Non. "jelas Bik Inah dengan nada suara yang tak enak.

"Kenap gitu? emangnya Pak Ahma kenapa?"tannya Cheril dengan suara yang mulai meninggi lagi.

"Anu, Non...., semalem Pak Ahmad kebanyakn makan sambal terasi bikinannya Bik Jannah. Terus sekarang Pak Ahmadnya kena diare , Non."

Cheryl menepuk jidatnya, Dan menghembuskan nafasnya keras-keras.

" Ya, ampun! Anda-ada aja, sih. Terus dimonil siapa yang ngurus ,nih?" tanya Cheryl pada dirinya sendiri.

" Memangnya mobil, Non kenapa, Non?" tannya Bik Inah.

" Mobil yang tadi aku bawa mogok,Bik. Lokasinya juga masih dekat sama komplek dekat rumah kita,makanya aku telpon orang rumah. Daripada panggil mobil derek, nggak mungkin juga, kan aku tinggal dipinggir jalan gitu aja." sungut Cheryl dengan cemberut.

Bik Inah pun dian diseberang sana. Cheryl berpikir keras. Jam tangan yang melingkar ditangannya pun terus saja berjalan maju, tapa peduli jika sang supir sedang terkena diare.

" Hm..., Bik,diare pak Ahmad lama nggak, sih?" tanyya lia Chryl putus asa.

"Aduh , nggak tau tuh,Non. Dari tadi pak Ahmad mondar-mandir kamar mandi terus,sih, Non.

"Hm..." Cheryl berguman. Lalu dia mendapat ide yang bagus."Bok, Pak Ahmad suruh minum obat dari sekarang. Nih mobil aku tinggalin di jalan pas keluar dari komplek kita. Depan mini market persis. Ntar ambil mobil ini pake kunci serep yang ada di kotak kunci kamarku,ya, Bik, ini udah aku kunci mobilnya,kok.sekarang Cheryl harus berangkat sekolah karena udah telat banget."

"Iya, Non, iya. Nanti Bibik bilang ke Pak Ahmad."

"Inget bak-baik lho,Bik, pesen Cheryl. Jangan lupa"

"I-ya ...Baik, Non"jawab Bik Inah gugup

Telepon ditutup,kepala Cheryl celingukan mencari taksi. Sepuluh menit kemudian, taxi merah melintas didepan Cheryl. Dan tanpa menunggu lama Cheryl pun langsung menghadang taksi itu.

" SMA garuda 1 ya pak, ngebut. Saya bayar dobel!"kata Cheryl sesampainnya didalam taksi.

supir taksi yang tadinya tersenyum dan berniat ingin meyapa Cheryl akhirnya mengurungkan niatnya dan lanngsung menginjak pedal gas mobilnya

"Pokoknya, Pak , kalo ada lampu merah dan nggak ada polisi didekas sana langsung gas aja , ya ,pak. Oke Pak?!"

Si supir taksi hanyya mengangguk. Taksi pun langsung meleset dan segera meninggalkan tempat tersebut. Sebetulnya, lokasi sekolah Cheryl tidah begitu jauh dengan rumahnya. Tapi, untuk menuju kesana harus menggunakan jalan memutar, sehingga membuat orang-orang kesal saat terburu-buru dan malah terjebak macet. Sama seperti apa yang dialami Cheryl saat ini. Padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit dan dia masih ada dijalan. Pak Rusdi sudah pasti akan memegokinya begitu ia memanjat pagar sekolah.

Jam setengah delapan, Cheryl baru saja sampai didepan gerbang sekolah SMA Garuda. Setelah membayar double ongkos yang sudah dijanjikan, cheril bergegas turun dan langsung akan memanjjat gerbang sekoah. Namun saat Cheryl sudah siap memanjat, Cheryl terpenjarat karena tiba-tiba garbang itu terbuka. Cheryl perperangah dia langsung bersiap-siap dengan siapapun yang akan dihadapinya begitu gerbang telah terbuka sepenuhnya. Cheryl langsung memasang wajah penuh senyum terbaiknya yang ia punya, ketika dilihatnya Pak Rusdi berkacak pinggang saat gerbang sepenuhmya terbuka.

" Selamat pagi, pak. Kemeja bbatik bapak bagus banget, beli di mana, Pak?" tanyya lia ramah serta tetap mempertahankan senyum terbaiknya.

Sayangnya gadis itu tak pandai berbasa-basi kepada orang. Dia juga tak pandai berpura-pura menderita. Karena langsung pandang saja orang lain

ic_default
chap-preview
Free preview
bab 1
cheryl berdiri dipinggir jalan dengan muka super kesal. Tangannya menggenggam ponsel dan berkali-kali memencet nomor rumahnya. Namun sejak tadi belum juga ada yang mengangkat teleponnya. Padahal sejak jam enam pagi tadi Cheryl sudah memakai pakain rapi yang disetrika oleh Bik Inah,memakai kaus kaki dan sepatu baru.Serta berniat untuk berkelakuan baik di sekolah nanti. Tapi belum juga sampai di sekolah Cheryl sudah kembali ke Cheryl sebelumnya, marah-marah dan gampang emosi. Cheryl pn kembali menghubungi telepon rumahnya, berharap ada yang mengangkat teleponnya kali ini. Cheryl sudah luar biasa kesal karena ini. selang beberapa menit, akhirnya panggila pun dijawab. "Bibik abis dari mana,sih? Dari tadi cheryl teleponin juga, tapi nggak diangkat-angkat?! omel cheryl "Aduh maaf, Non. Itu,bibik tadi lagi bersin ikan. Mbah Jannah lagi bersihin kamarnya Non di atas." "Terus Pak Ahmad sama Mang Mamat kemana ?Pada amnesia caranya angkat telpon apa?'' Tak terdengan jawaban dari seberang sana, Cheryl pun teringan bahwa tujuannya menelepon bukan untuk mempermasalahkan kenapa tidak ada yang mengangkat teleponnya. " Bik, Pak Ahmad mana? Udah selesai belum bersihin kandang Ringgonya?" tannya Cheril dengan nada bicara yang sudah tidak setinggi tadi. Ringgo adalah burung hantu betina jenis brown Hawk Owl peliharaan Cheryl dan menjadi satu-satunya kesayangan gadis itu. "Ng, anu, Non....,Pak Ahmad nya memang udah selesai bersihi kandang Ringgo, tapi Pak Ahmad sekarang lagi nggak bisa kerja, Non. "jelas Bik Inah dengan nada suara yang tak enak. "Kenap gitu? emangnya Pak Ahma kenapa?"tannya Cheril dengan suara yang mulai meninggi lagi. "Anu, Non...., semalem Pak Ahmad kebanyakn makan sambal terasi bikinannya Bik Jannah. Terus sekarang Pak Ahmadnya kena diare , Non." Cheryl menepuk jidatnya, Dan menghembuskan nafasnya keras-keras. " Ya, ampun! Anda-ada aja, sih. Terus dimonil siapa yang ngurus ,nih?" tanya Cheryl pada dirinya sendiri. " Memangnya mobil, Non kenapa, Non?" tannya Bik Inah. " Mobil yang tadi aku bawa mogok,Bik. Lokasinya juga masih dekat sama komplek dekat rumah kita,makanya aku telpon orang rumah. Daripada panggil mobil derek, nggak mungkin juga, kan aku tinggal dipinggir jalan gitu aja." sungut Cheryl dengan cemberut. Bik Inah pun dian diseberang sana. Cheryl berpikir keras. Jam tangan yang melingkar ditangannya pun terus saja berjalan maju, tapa peduli jika sang supir sedang terkena diare. " Hm..., Bik,diare pak Ahmad lama nggak, sih?" tanyya lia Chryl putus asa. "Aduh , nggak tau tuh,Non. Dari tadi pak Ahmad mondar-mandir kamar mandi terus,sih, Non. "Hm..." Cheryl berguman. Lalu dia mendapat ide yang bagus."Bok, Pak Ahmad suruh minum obat dari sekarang. Nih mobil aku tinggalin di jalan pas keluar dari komplek kita. Depan mini market persis. Ntar ambil mobil ini pake kunci serep yang ada di kotak kunci kamarku,ya, Bik, ini udah aku kunci mobilnya,kok.sekarang Cheryl harus berangkat sekolah karena udah telat banget." "Iya, Non, iya. Nanti Bibik bilang ke Pak Ahmad." "Inget bak-baik lho,Bik, pesen Cheryl. Jangan lupa" "I-ya ...Baik, Non"jawab Bik Inah gugup Telepon ditutup,kepala Cheryl celingukan mencari taksi. Sepuluh menit kemudian, taxi merah melintas didepan Cheryl. Dan tanpa menunggu lama Cheryl pun langsung menghadang taksi itu. " SMA garuda 1 ya pak, ngebut. Saya bayar dobel!"kata Cheryl sesampainnya didalam taksi. supir taksi yang tadinya tersenyum dan berniat ingin meyapa Cheryl akhirnya mengurungkan niatnya dan lanngsung menginjak pedal gas mobilnya "Pokoknya, Pak , kalo ada lampu merah dan nggak ada polisi didekas sana langsung gas aja , ya ,pak. Oke Pak?!" Si supir taksi hanyya mengangguk. Taksi pun langsung meleset dan segera meninggalkan tempat tersebut. Sebetulnya, lokasi sekolah Cheryl tidah begitu jauh dengan rumahnya. Tapi, untuk menuju kesana harus menggunakan jalan memutar, sehingga membuat orang-orang kesal saat terburu-buru dan malah terjebak macet. Sama seperti apa yang dialami Cheryl saat ini. Padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit dan dia masih ada dijalan. Pak Rusdi sudah pasti akan memegokinya begitu ia memanjat pagar sekolah. Jam setengah delapan, Cheryl baru saja sampai didepan gerbang sekolah SMA Garuda. Setelah membayar double ongkos yang sudah dijanjikan, cheril bergegas turun dan langsung akan memanjjat gerbang sekoah. Namun saat Cheryl sudah siap memanjat, Cheryl terpenjarat karena tiba-tiba garbang itu terbuka. Cheryl perperangah dia langsung bersiap-siap dengan siapapun yang akan dihadapinya begitu gerbang telah terbuka sepenuhnya. Cheryl langsung memasang wajah penuh senyum terbaiknya yang ia punya, ketika dilihatnya Pak Rusdi berkacak pinggang saat gerbang sepenuhmya terbuka. " Selamat pagi, pak. Kemeja bbatik bapak bagus banget, beli di mana, Pak?" tanyya lia ramah serta tetap mempertahankan senyum terbaiknya. Sayangnya gadis itu tak pandai berbasa-basi kepada orang. Dia juga tak pandai berpura-pura menderita. Karena langsung pandang saja orang lain akan langsung tau kalo Cheryl ini adalah anak dari seorang pejabat tinggi di salah satu perusahaan besar. Karena Cheryl lebih sering datang kesekolah dengan menggunakan mobil pribadi ketimbang angkutan umum. Dulu diawal masuk sekolah saja, cheryl sudah bertingkah dengan membawa ford yang masih belum berpelat nomor. Yang menandakat itu belum lama dibeli. Memangnya orang tua mana yang mau membelikan ford terbaru untuk anak perempuannya yang baru saja masuk sekolah menengah atas? Itu jugalah kenapa membuat para guru berwaspada terhadap Cheryl agar tidakl menjdikannya berbeda diantara murid-murid yang,lain. Meskipun usaha itu benar-benar menguras tenaga sekali. Sama halnya yag terjadi saat ini. " Ke mana, Pak? tanya Cheryl polos.sok polos sebenarnya karena Cheryl sudah jelaas tau, akan dibawa kemana dirinya. Tak mungkin juga Pak Rusdi mengajaknya makan di Mc. D atau menikmati bakso dikanti Bu Surti. " Kita sarapan sama-sama di ruang BK!" Cheryl meringis ngeri. Bagi para siswa, ruang BK atau bimbingan konseling selalu identik dengan siswa nakal atau tukang buat onar.Dan murid-murid yang bermasalah lainnya.Tapi sayangnya Cheryl slalu saja punya catan dan alasan kuat kenapa dia harus sering masuk ke ruang Bk. Salah satunya bukan hanya dia sering bolos atau datang terlambat, tapi juga tingkahnya yang nge-bossy dan rtukang marah-maah , maka tak ayal membuat orang-orang disekitarnya merasa terancan dengan kehadirannya. Gadis itu tak pernah bisa membuat siapa pun nyaman di dekatnya. Pak Rusdi terus saja brjlan menuju ruang Bk,yang diikuti Cheryl dibelakangnya. Ada sebagian ana ips yang sedang melakukan olahraga. Beberapa anak cewek yang kenal dengan Cheryl dan cukup akrap----sebab sama-sama cewek yang suka merasa dirinya bisa melakukan apa saja seenaknya, menyapa gadis itu dengan ramah. Ramah fersi mereka, tapi lebay dimata cowo-cowok. hay , Cer? Telat lagi, lho?" tannya bunga sambil melambaikan tangannya. Ceryl mengankat dagunya dan membalasnya degan santai. "Yo'i!" "Nggak bosen ke Bk mulu, lho? tannya yola,salah satu cewek manja yang ikut bergabung di geng-nya bunga. " Mau gimana lagi? Kayaknya ruang Bk emang tercipta buat gue doang, bukan buat yang lain."selorohnya smbil terbirit-b***t mengikuti langkah lebar Pak Rusdi. Bunga,Yola, dan beberapa anggota gengnya terkikik geli melihat tingkahnya. Sesampainya diruang Bk , Pak Rusdi memanggil Bu Desi, guru kimia sekaligus guru kesiswaan yang sudah hafal dengan list kenakalan Cheryl. Lalu dua guru itu duduk berhadapan dengan Cheryl.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
294.1K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
170.4K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.4K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
213.2K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.5K
bc

TERNODA

read
192.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook