”Feeling mommymu tajam, mommy tidak mbolehin Daddy kasih rumah untuk Inesh, dan melarang Inesh menarik Athrav ke usaha keluarga kita sejak satu minggu sebelum Inesh menikah,” papar Darvi pada kedua jagoannya.
“Urusan mommy nanti Daddy yang akan bicara pelan-pelan. Sekarang kita urus masalah Athrav dulu saja. Menurut kalian bagaimana sikap Inesh bila dia tau suaminya punya banyak perempuan lain bahkan sudah ada anak-anak di tiap perempuan itu?” pancing Darvi menunggu pendapat kedua lelaki muda di depannya.
“Abang yakin Inesh seperti mommy. Dia langsung minta cerai karena tak mau dimadu dan jijik diselingkuhi,” jawab Zadda sambil kembali menyalakan sebatang cigarette baru
“Ya, Maz pun berpikir begitu, dia pasti akan langsung minta cerai,” jawab Dhana dengan pasti.
“Kalau begitu, Maz siapkan berkas, satu minggu setelah Inesh melahirkan ajukan proses perceraian, agar anak Inesh lahir masih dalam ikatan pernikahan sehingga akta kelahirannya mudah dibuat,” Darvi memberi keputusan pertama.
“Selanjutnya lusa malam kita bertiga ke rumah Athrav kita kasih tau orang tuanya, dan bila mommy tanya kita beralasan ke rumah Athrav akan membahas masalah nujuh bulannya kehamilan Inesh. Tapi semoga saja mommy tidak curiga kita keluar bertiga lusa sehabis maghrib,” kata Darvi mengatur waktu dengan kedua anaknya tersebut.
“Lalu bagaimana dengan Inesh, Dadd? Kapan Daddy akan memberitahunya?” tanya Zadda yang sangat perasa. Dia sangat lembut kalau urusan keluarga, tapi garang bila urusan keadilan.
“Kalau tidak berpikir jernih, sejak Khaira kasih tau data ini aku pengin bikin Athrav tidak bisa bangun lagi,” kata Dhana, dia adalah karateka senior, atlet nasional yang sering menjadi andalan Indonesia turun di lomba internasional.
“Daddy pikir Inesh biar mommy yang kasih tau, bagaimana menurut kalian?” Darvi kembali bijaksana dengan melempar pertanyaan untuk membuat anak-anaknya ikut berpartisipasi memberi masukan.
“Iya Dadd, sebaiknya mommy saja yang memberitahu Inesh. Namun harus kita pikirkan juga kondisi kehamilan Inesh,” jawab Dhana yang sekarang plong karena sudah berbagi beban dengan Darvi dan Zadda.
“Daddy akan cerita ke mommy setelah kita lihat reaksi keluarga Athrav. Dulu mommymu sendirian menghadapi ulah suaminya karena dia memang jagoan, tapi Inesh beda, jadi harus kita yang backingin dia menghadapi Athrav. Daddy minta sepulang kita dari rumah orang tua Athrav, Inesh kita bawa ke Sedayu,” usul Darvi.
“Tidak bisa Dadd, begitu kita keluar rumah orang tua Athrav, tentu mereka akan langsung menegur Athrav by phone. Nah saat itu pasti Athrav akan langsung bereaksi. Jadi saat lusa kita ke rumah orang tua Athrav posisi Inesh harus sudah di Sedayu,” cetus Zadda memperkirakan side effect dari kunjungan mereka ke rumah keluarga Athrav.
“Kalau begitu besok Maz akan minta Khaira mengajak Inesh menginap di Sedayu ya, besok Khaira telepon, minta lusa sore mereka sudah ketemuan di Sedayu, jadi pas kita pergi mommy juga ada teman Inesh dan Khaira,” usul Dhana.
“Oh iya Bang. Tadi kamu mikir kak Khaira hamil maka Maz galau. Maz dan Khaira tak akan berzina. Dan lagi kalau kami melakukan hal itu, Khaira tentu tahu bagaimana agar tak hamil. Tapi sekali lagi. Jangan pernah berpikir buruk. Maz bukan lelaki seperti ayah biologis kita yang kotor!” Dhana menepuk pundak adiknya untuk mengingatkan dia tak sama dengan Ricky.
≈≈≈≈≈≈≈
‘Pulang dinas ke kantorku ya?’ chat Dhana baru Khaira baca. Memang dia baru bisa pegang HP setelah selesai periksa pasien, sehingga Dhana atau keluarganya yang lain tak pernah menghubunginya via telepon saat jam kerja.
‘Yes Honey, maaf baru baca, kamu tau kan jadwal kerjaku. Ya habis dinas aku akan ke kantormu. Aku bawa mobil atau bagaimana?’ tanya Khaira juga melalui chat, dia tahu Dhana juga bukan orang yang kapan saja bisa terima telepon saat jam kerjanya.
Dhana berencana meminta Khaira atur waktu dengan Inesh ketemuan di rumah mommynya. Dia juga mau cerita tentang rencana daddy dan meminta agar Khaira membawa peralatan dasar bila mommy drop mendengar khabar tentang kelakuan Athrav.
‘Bawa saja mobilmu, kita lihat kondisi. Kalau nanti kita keluar berdua ya tidak apa-apa pakai mobilmu, biar mobilku di kantor saja,’ balas Dhana.
‘Ok’ jawab Khaira lalu selesai, Dhana hanya membacanya tanpa menjawab.
≈≈≈≈≈≈≈
“Kalian mau ke mana?” tanya Farah pada suaminya yang minta izin pergi sore nanti.
“Pengin tuker pendapat saja Mom, kan sudah lama juga Daddy tidak ngobrol dari hati ke hati sama Abang dan Mas”, kilah Darvi.
“Assalamu’alaykum Mommy and Daddy,” pekik Inesh saat memasuki ruang keluarganya, dilihatnya daddy-nya sedang tiduran dengan paha mommy-nya sebagai bantal.
“Wa’alaykum salam princess Daddy. Pulang kerja Sayang?” Darvi langsung duduk dan memeluk anak kesayangannya setelah Inesh mencium tangannya.
“Wa’alaykum salam Sayangnya Mommy, sehat kan Sayang?” jawab Farah sambil mengusap perut Inesh yang sedang hamil hampir tujuh bulan.
“Sehat Mom. Aku janjian dengan kak Khaira mau menginap sini, dia pengin tau tentang acara tujuh bulanan adat Jawa,” jawab Inesh senang. Calon kakak iparnya memang dari suku Ambon. Jadi wajar bila ingin tahu soal nujuh bulanan. Darvi dari Sunda sedang Farah asli Jogja.
“Suamimu pulang kantor ke sini dan menginap sini juga kan?” pancing Darvi.
“Tadi pagi dia bilang mau menginap di rumah umi, karena abi kurang sehat,” kata Inesh yang mengatakan Athrav akan menginap di rumah orang tuanya.
“Harusnya kamu menemani suamimu menginap dong, nanti dikira kamu tidak attensi, pas mertuamu sakit,” kini giliran Farah menegur putrinya.
“Tidak Mom, aku kemarin habis dari sana, jadi tidak apa-apa Mas Athrav sekarang menginap sendiri. Tadi Mas Athrav sudah bilang ke umi kalau aku janjian dengan kak Khaira mau bahas tujuh bulanan,” sanggah Inesh.
“Aku taruh sepatu dulu ya Mom,” Inesh pamit menuju kamar tidurnya.
Tak lama kemudian Khaira datang bersama Dhana, Khaira sudah diberitahu rencana Dhana dan daddynya jadi dia mau membantu agar rencana mereka sukses. “Assalamu’alaykum Tante, Om,” sapa Khaira sopan.
“Wa’alaykum salam Sayang, sampai kapan mau panggil Om dan Tante? Teman-teman Maz, Abang dan Inesh saja panggil mommy dan daddy lho,” jawab Farah sambil membiarkan Khaira mencium tangannya dan dia langsung memeluk kekasih Dhana tersebut.
Khaira tersipu malu mendapat teguran calon mertuanya itu.
“Kamu langsung ke kamar Inesh saja sana, atau mau tidur di kamar tamu?” tanya Farah.
“Memang Athrav tidak menginap sini?” tanya Khaira karena tak ingin ganggu keluarga kecil adik iparnya.
“Athrav menginap di rumah orang tuanya, karena abinya sedang tidak enak badan,” jawab Farah sambil mengiringi Khaira ke dalam, dia ingin meminta para asisten rumah tangga menyiapkan makan malam.
Zadda datang saat semua sudah siap di meja makan. “Assalamu’alaykum, maaf telat. Silakan makan saja duluan, Abang mau mandi dulu.”
“Ya sudah, nanti langsung ke sini ya Bang” jawab Farah lembut.
≈≈≈≈≈≈≈