"Harusnya kamu nggak berlebihan bicara sama Airin. Mau bagaimana pun juga, dia pemilik rumah ini." Athar kemudian meneguk pelan teh melati di cangkirnya. Ia bersungut-sungut, memberi peringatan kepada Nonie. "Siapa yang berlebihan, sih?" Nonie mendadak sewot. Ia agak tidak terima ketika Athar menegur perbuatannya yang dianggap tidak sopan karena tahu-tahu ikut ngobrol dan akhirnya berucap macam-macam. Seperginya Airin, Athar memang tidak langsung berangkat. Pria itu memilih untuk menghabiskan sarapannya terlebih dahulu, kemudian sengaja mengajak Nonie berbicara serius. "Kalau pun setelah bercerai ada pembagian harta gono-gini, aku juga nggak punya hak untuk meminta rumah ini menjadi bagian di dalamnya." "Ya minta lah, Mas. Kan kamu suaminya. Lumayan rumah ini nanti bisa kita tinggal