Setelah mamastikan kehamilan Nonie di dokter kandungan, Airin kembali ke ruang kerjanya diikuti Rayhan dan juga Ashraf. Sepanjang jalan menyusuri koridor, pria yang berprofesi sebagai pengacara tersebut tidak habisnya melayangkan protes. Terdengar terus saja bersungut-sungut kesal, pun gemas atas keputusan yang sudah Airin ambil.
Rayhan rasa, Airin kelewat sabar. Malah terkesan naif karena mau-mau saja menuruti permintaan tidak masuk akal yang disodorkan oleh Sakina.
"Demi apa pun, aku nggak paham jalan pikiran kak Airin."
Sampai di ruangan, setelah menutup pintu, Rayhan terus protes. Ia berusaha menyadarkan Airin agar tidak bersikap pasrah atas intimidasi yang diberikan sang mertua.
"Padahal..." lanjut Rayhan. "Kak Airin bisa aja lawan Nonie dan Bu Sakina. Mereka berdua udah benar-ben
