7

1955 Words
Urusan yang Pangeran Kennrick maksud adalah mendatangi kediaman Allura secara diam-diam. "Jadi, ini kamar yang kau maksud?" Pangeran Kennrick memperhatikan sekitarnya. Ia berdecak, Perdana Menteri benar-benar memperlakukan malaikat kecilnya dengan buruk. Kandang babi memang lebih bagus dan lebih luas dari kamar itu. Allura yang tidak menyadari kapan Pangeran Kennrick masuk merasa sedikit terkejut. "Dari mana Anda masuk, Yang Mulia." Pangeran Kennrick memiringkan kepalanya. Ia menunjuk ke arah jendela dengan wajah acuh tak acuh. "Bisakah Anda masuk dengan cara normal?" cibir Allura. Senyum tipis terlihat di wajah Pangeran Kennrick. "Haruskah aku mengulangi cara masukku dengan benar?" "Apa yang Anda inginkan dariku? Aku yakin bantuan Anda tadi memiliki motif tersembunyi." Permata hijau Allura menatap tegas Pangeran Kennrick. "Aih, kau terlalu curiga." Pangeran Kennrick mendekati Allura. Allura bukan terlalu curiga, tapi berdasarkan pengalaman hidupnya yang pahit, orang-orang baik padanya karena ada maksud terselubung. Karena pengkhianatan Pangeran Jourell dan Arlene, ia tidak bisa mempercayai kebaikan siapapun lagi. Ia memilih untuk mencurigai semua orang daripada harus jatuh ke penderitaan yang sama lagi. "Saya tidak percaya dengan kata-kata membantu tanpa pamrih, jadi cepat katakan apa yang Yang Mulia inginkan." "Dirimu." Suara Pangeran Kennrick terdengar serius. Iris obsidian nya menatap Allura lekat. "Anda tidak pandai membuat lelucon, Yang Mulia." "Aku serius. Aku menginginkanmu." Meski Pangeran Kennrick bicara dengan sungguh-sungguh, Allura tidak bisa mempercayainya. Dari sekian banyak wanita di dunia ini kenapa pangeran tertua Kerajaan Estland menginginkannya. Ia adalah putri perdana menteri yang memiliki banyak kekurangan. Orang-orang mengenalnya sebagai wanita pengecut, wanita buruk rupa dan lainnya. Pangeran Kennrick memang telah melihat rupanya, tapi ia yakin Pangeran Kennrick telah melihat wajah yang jauh lebih cantik darinya. Jadi, tidak ada alasan bagi Pangeran Kennrick untuk menyukainya. "Jika Anda merasa bosan dan ingin bermain-main, maka jangan datang pada saya, karena hidup saya bukan sebuah permainan." Allura menolak untuk dipermainkan oleh orang lain lagi. "Kau punya seluruh hidupmu untuk melihat bahwa aku tidak bermain-main denganmu." Pangeran Kennrick tahu bahwa apa yang ia katakan tidak akan bisa dipercaya dengan mudah oleh Allura. "Saya adalah tunangan Pangeran Jourell, jadi maafkan saya, keinginan Anda tidak bisa terpenuhi." Allura menolak Pangeran Kennrick. Pangeran Kennrick tersenyum kecil. "Aku tidak peduli. Jika aku mengatakan aku menginginkanmu maka aku harus memilikimu." Pangeran Kennrick tidak pernah tertarik pada banyak hal di dunia ini selain dari seni berperang, beladiri dan Allura. Hanya tiga hal itu yang ia sukai di dunia ini. Sebelumnya ia hanya ingin mencintai Allura dari jauh karena ia tahu Allura mencintai Pangeran Jourell. Namun, satu tahun lalu ia mengetahui bahwa Pangeran Jourell memiliki hubungan dengan Arlene. Sejak saat itu ia bertekad untuk merebut Allura dari Pangeran Jourell. Beberapa kali ia mencoba untuk menunjukan pengkhianatan Pangeran Jourell pada Allura, tapi cinta buta Allura membuat semua usahanya tidak terlihat. Bagi Allura, Pangeran Jourell dan Arlene adalah manusia paling baik di dunia. Pangeran Kennrick tidak tahu apa yang terjadi pada Allura dua hari lalu. Wanita yang begitu mencintai adiknya itu bisa melakukan sesuatu yang kejam pada orang yang ia cintai. Hingga akhirnya Pangeran Kennrick menyelidiki hal-hal yang bersangkutan dengan kejadian di penginapan, ia mengetahui bahwa orang yang membawa Perdana Menteri ke penginapan itu adalah orang bayaran Pangeran Jourell. Jika Pangeran Kennrick tidak salah menebak, seharusnya target Pangeran Jourell adalah Allura, bukan Arlene. Pangeran Kennrick mengaitkan banyak hal, hingga ia mengambil kesimpulan bahwa Pangeran Jourell ingin menjebak Allura agar pernikahan di antara Pangeran Jourell dan Allura dibatalkan. Ia tidak bisa membayangkan jika Allura benar-benar terjebak di dalam kamar itu. Hidup Allura akan hancur. Memikirkan hal itu Pangeran Kennrick meradang. Dua manusia jahat itu, ia tidak akan pernah melepaskan mereka. "Kenapa Anda menginginkan saya? Ada banyak wanita yang jauh lebih baik dari saya. Saya yakin Anda mendengar seberapa buruk reputasi saya di luar sana. Di benua ini terdapat banyak wanita cantik dengan segudang talenta," seru Allura. "Aku tidak perlu alasan untuk menginginkanmu. Dan aku tidak peduli pada reputasimu. Apa yang orang-orang katakan tidak bisa dipercaya sepenuhnya." Pangeran Kennrick telah jatuh hati pada Allura sejak lama, jauh sebelum wajah Allura kembali cantik. Ketika ia bertemu dengan Allura, ia melihat Allura sebagai penyelamatnya. Ia berhutang nyawa pada Allura, gadis kecil dengan wajah yang dipenuhi bintik merah yang disebabkan oleh racun. Saat itu Pangeran Kennrick berusia 15 tahun, ia disergap oleh para pembunuh bayaran. Para prajurit yang melindunginya telah mengorbankan nyawa mereka demi keselamatannya. Ia yang terluka berjuang untuk menyelamatkan diri, tapi tenaganya telah terkuras, luka-luka di tubuhnya terasa begitu menyiksa. Pada akhirnya ia berakhir bersembunyi di belakang pohon, menghindari para pembunuh yang mengejarnya. Kesadarannya perlahan-lahan sirna, dan jatuh dalam kegelapan. Entah sudah berapa lama ia terpejam, ketika ia membuka mata ia menemukan seorang gadis kecil bermata hijau tengah mengobati lukanya. "Siapa kau?" tanyanya dengan waspada. "Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku ingin membantumu." Suara gadis itu terdengar tulus. Pangeran Kennrick hanya bisa mempercayai hidupnya pada gadis kecil itu. Ia membiarkan gadis itu melumuri luka-lukanya dengan berbagai tumbuhan yang sudah ditumbuk jadi satu. Gadis itu bahkan menjadikan bagian bawah gaunnya sebagai perban untuk luka di lengan Pangeran Kennrick. "Yang Mulia! Yang Mulia!" Suara orang yang dikenal Pangeran Kennrick sampai ke telinganya. Gadis kecil yang membantu Pangeran Kennrick tidak menyukai keramaian. "Aku sudah selesai mengobatimu. Aku harus pergi." Pangeran Kennrick ingin menahan gadis itu, tapi yang ia dapatkan hanyalah cadar yang digunakan oleh gadis itu. Beberapa detik ia bisa melihat wajah gadis itu, wajah yang ia kira dipenuhi oleh jerawat. Gadis yang wajahnya sudah terbuka itu segera memalingkan wajahnya. "Kembalikan cadarku." Pangeran Kennrick mengulurkan tangannya. Alih-alih memberikan cadar ia malah memegang pergelangan tangan wanita itu. Pada saat itu ia tahu bahwa gadis itu telah diracuni untuk waktu yang lama. Bintik merah di wajah wanita itu bukanlah jerawat, melainkan efek dari racun yang dikonsumsi secara terus menerus oleh si gadis. Tidak menahan gadis itu lebih lama, Pangeran Kennrick membiarkan dia pergi. Kemudian penjaga kepercayaannya berhasil menemukannya. Ia berhasil melewati maut karena pertolongan gadis kecil yang kini sudah pergi. Sejak saat itu Pangeran Kennrick bersumpah ia akan menemukan gadis itu lagi dan mengobati racun yang diderita oleh gadis itu. Kembali ke masa sekarang, Pangeran Kennrick telah berhasil menyembuhkan racun gadis yang tidak lain adalah Allura. Namun, bukan berarti hutang nyawanya telah lunas. Ia belum melakukan sesuatu yang berarti untuk Allura. Dan setelah ia mengawasi Allura untuk waktu yang lama, ia menyadari sesuatu bahwa ia telah tertarik pada Allura. Setiap saat ia ingin melihat Allura. Berada di dekat Allura membuat perasaannya menjadi tenang. Ketika ia tidak bisa mengawasi Allura untuk waktu yang lama, ia akan sangat merindukan Allura. Entah apa yang sudah Allura lakukan padanya, ia benar-benar tersihir oleh Allura. "Saya adalah wanita yang kejam. Anda melihat sendiri apa yang sudah saya lakukan pada adik saya." "Tidak apa-apa menjadi sedikit kejam. Aku menyukai itu." Apapun yang Allura katakan untuk menolaknya, Pangeran Kennrick akan memberikan jawaban yang berlawanan. "Kau hanya punya satu pilihan, menjadi milikku." Melewati Pangeran Kennrick jelas bukan hal yang mudah bagi Allura. Ia bebas dari mulut harimau dan kini masuk ke dalam mulut buaya. Benar-benar sesuatu yang baik. "Beri aku waktu sampai urusanku selesai," seru Allura pada akhirnya. Pangeran Kennrick tersenyum manis, sebuah senyuman yang hanya bisa dilihat oleh beberapa orang saja di dunia ini. "Jangan terlalu lama, aku tidak memberikanmu banyak waktu." Allura tidak menjawab lagi. Saat ini ia hanya perlu berhenti berdebat dengan Pangeran Kennrick, mengenai apa yang akan terjadi ke depannya biarlah takdir yang menentukannya. Dia hanya berharap bahwa ia akan memenangkan pertempurannya kali ini, jika tidak maka kesempatan keduanya untuk hidup hanya akan menjadi sia-sia. Suara langkah kaki terdengar di telinga tajam Pangeran Kennrick. "Aku akan meninggalkanmu sekarang. Jangan pernah lunak pada orang lain. Jika seseorang menindasmu kau harus membalas mereka. Ingat, kau memiliki aku yang akan selalu melindungimu." Mendengar kata 'melindungi' yang Pangeran Kennrick ucapkan, hati Allura menjadi sangat sakit. Orang yang harus melindunginya bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukan hal itu. Baik ayah atau tunangannya, mereka berdua tidak pernah peduli padanya. Selama ini ia benar-benar buta. Ketampanan dan kasih sayang palsu Pangeran Jourell telah menutup matanya dan membuatnya menjadi sangat bodoh. Saat Allura hanyut dalam pemikirannya, Pangeran Kennrick telah meninggalkan kamar Allura. Ia keluar melalui tempatnya masuk tadi. Ketika pintu terbuka, sosok Pangeran Jourell terlihat di sana. Pria dengan penampilan murni dan menawan itu mendekati Allura. Perasaan Allura campur aduk ketika melihat tunangan yang telah ia cintai sekian lama. Jika saja ia tidak mengetahui kebusukan Pangeran Jourell, saat ini ia pasti akan seperti orang bodoh dengan jantung berdebar tidak beraturan. Namun, sekarang yang ia lihat bukan lagi tunangan yang penuh cinta, tapi pria b******n yang akan ia hancurkan hingga jadi debu. Pangeran Jourell, ia harus merasakan seribu kali lipat rasa sakit yang telah dirasakan oleh Allura. Tatapan Allura biasanya sangat lembut dan memuja ketika ia berhadapan dengan Pangeran Jourell, tapi kini tatapan itu terlihat sangat dingin seolah tidak pernah ada cinta sebelumnya. Dari tatapan itu Pangeran Jourell semakin yakin bahwa Allura mengetahui hubungannya dan Arlene. Karena sudah seperti ini maka ia tidak perlu bersandiwara lagi di depan Allura. Itu terlalu melelahkan untuknya tersenyum pada sampah seperti Allura. "Apakah kau merasa senang sekarang karena sudah berhasil menghancurkan adikmu sendiri?" Suara Pangeran Jourell seperti es, sangat dingin. Allura tersenyum, matanya terlihat melengkung seperti bulan sabit. "Jadi, Yang Mulia datang ke sini untuk adikku, bukan untuk menenangkanku?" "Kau benar-benar wanita licik!" "Licik?" Allura tertawa mengejek. "Lalu bagaimana dengan kalian yang merencanakan hal mengerikan itu padaku? Jika aku tidak mengetahuinya lebih dahulu mungkin akulah yang akan berada di sana. Setelah itu aku akan dipenjara, dipukuli sampai mati." Semua kini jelas untuk Pangeran Jourell, Allura memang sudah mengetahui rencananya dan Arlene. "Itu semua salahmu sendiri. Kau terlalu tidak tahu diri dan terus ingin melanjutkan perjodohan. Kau pikir aku sudi menikah dengan wanita sepertimu." Allura mendengus sinis. "Jika kau sangat tidak menyukai perjodohan antara kau dan aku, seharusnya kau mengatakan pada Yang Mulia Raja bahwa kau tidak ingin menikah denganku. Kenapa? Apakah kau tidak mampu mengatakannya karena kau ingin menunjukan sisi terbaikmu pada Yang Mulia Raja?" Tatapan Allura penuh cemoohan. "Tutup mulutmu!" seru Pangeran Jourell marah. "Semua ini karena wanita sampah sepertimu, kenapa aku yang harus menanggung penderitaan." "Pria pengecut sepertimu hanya bisa menyalahkan orang lain. Ckck, sangat menggelikan aku pernah mencintai pria sepertimu." Pangeran Jourell merasa terhina. Siapa Allura hingga wanita menjijikan itu bisa menghardiknya sesuka hati. "Aku akan membatalkan perjodohan ini. Tidak peduli apapun yang terjadi aku tidak akan pernah menikahi wanita menjijikan sepertimu." Wajah asli Pangeran Jourell benar-benar terlihat. Topeng elegan dan lembutnya telah sirna. Allura lagi-lagi mengasihani dirinya sendiri yang begitu buta tidak menyadari itu. "Kau pikir aku sudi menikah dengan pezina sepertimu. Lebih baik aku tidak menikah seumur hidupku," balas Allura sengit. Kedua tangan Pangeran Jourell mengepal. "Tak akan ada yang mau menikahi wanita sepertimu. Babi bahkan lebih baik darimu." Setelah mengatakan kalimat tidak berperasaan itu, Pangeran Jourell meninggalkan Allura. Kata-kata yang keluar dari mulut Pangeran Jourell tidak menyiratkan bahwa pria itu adalah orang terpelajar. Allura yakin kerajaan pasti akan hancur jika seorang sampah seperti Pangeran Jourell yang memimpin. Dan Allura akan menggunakan kekuatan penuhnya unuk memastikan bahwa Pangeran Jourell tidak akan pernah bisa menaiki singgasana. Tanpa Allura sadari, Pangeran Kennrick masih berada di balik jendela, mendengarkan setiap kata-kata yang diucapkan oleh Allura. Ia merasa lega karena Allura benar-benar mengetahui tentang hubungan menjijikan antara Pangeran Jourell dan Arlene. Hati Pangeran Kennrick terasa sakit ketika ia memikirkan bagaimana perasaan Allura setelah mengetahui bahwa ia dikhianati oleh orang-orang yang ia sayangi. Namun, itu lebih baik daripada Allura terus dibodohi. Waktu akan menyembuhkan segala sakit yang Allura rasakan. Dan ia juga akan ikut campur dalam penyembuhan itu. Jika Pangeran Jourell menyia-nyiakan Allura, maka ia akan memperlakukan Allura seperti permata yang sangat berharga. Ia akan menjadikan Allura sebagai wanita paling beruntung di dunia ini. Saat ini akan sulit bagi Pangeran Kennrick untuk membuat Allura kembali percaya pada cinta, tapi seberapa pun sulit hal itu, Pangeran Kennrick akan terus memperjuangkan Allura. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD