5

2637 Words
"Tidak! Bagaimana mungkin?!" Arlene terkejut saat ia melihat jalan rahasia yang kemarin ia lewati bersama Allura sudah tertutup oleh batu yang tersusun rapi. Bukan hanya Arlene yang terkejut, Allura juga sama terkejutnya tapi ia terlihat tenang. Siapa yang telah menutup jalan rahasia itu? Mata Arlene kini beralih pada Allura. "Apa yang sudah kau lakukan pada lubang besar di sini!" "Kau benar-benar konyol, Arlene. Jadi ini jalan rahasia yang kau sebutkan? Apakah aku bisa membawamu menembus dinding?" Allura menggelengkan kepalanya. Bukan hanya Allura, Perdana Menteri juga berpikir Arlene tidak masuk akal. "Ayah, sebelumnya ada jalan di sini, tapi sekarang sudah tertutup. Ini semua pasti perbuatan Allura. Dia sengaja menutupi jalan itu, wanita licik ini telah merencanakan semuanya dengan matang." Arlene benar-benar jengkel. Bagaimana bisa jalan rahasia itu sudah tertutup. Allura, jalang itu benar-benar licik. "Suamiku, beri keadilan untuk Arleneku yang malang." Selir Samantha meneteskan air matanya. Rubah betina itu terlihat sangat rapuh. Siapapun yang melihatnya pasti akan berpikir bahwa Selir Samantha telah dianiaya dan sangat menderita. Perdana Menteri percaya pada ucapan Arlene. Ia tahu Allura selalu mencoba mencelakai Arlene. Ia mengetahui kepribadian Arlene dan baik. Putrinya adalah wanita lembut dan bermoral, tidak mungkin putrinya sengaja melemparkan diri pada dua pria hanya untuk bersenang-senang. Ia tahu ambisi putrinya untuk menjadi ratu kerajaan ini, jadi tidak mungkin putrinya melakukan hal tercela kecuali itu dijebak. Allura benar-benar keterlaluan, kebencian di dalam diri Allura telah membutakan hati nuraninya hingga menjebak Arlene dengan keji. Perdana Menteri sudah mengambil kesimpulan. "Allura, kau harus membayar apa yang telah kau lakukan pada Arlene!" tegasnya. "Prajurit! Tangkap dan beri hukuman untuk Allura!" Allura menggelengkan kepalanya. Ayahnya benar-benar Perdana Menteri yang adil dan bijaksana. Sangat luar biasa. "Aku menolak menerima hukuman!" Allura menatap ayahnya tajam. Riak kemarahan terlihat di sana. "Aku tidak melakukan apa yang Arlene tuduhkan. Tidak ada yang membuktikan bahwa aku yang menjebak Arlene. Jika Ayah berkeras ingin menghukumku maka aku akan membawa masalah ini ke kerajaan. Aku akan meminta keadilan pada Yang Mulia Raja. Aku ingin kasus ini diselidiki ulang!" Allura bicara dengan lugas, tak tersirat keraguan sedikit pun. "p*****r sialan! Kau masih berani membawa Yang Mulia Raja dalam skema busukmu!" geram Arlene. Ia tidak tahu sejak kapan Allura menjadi sangat berani seperti ini. Ia juga menjadi sangat pintar dalam memainkan kata-kata. Sementara itu Perdana Menteri tengah berpikir. Jika Allura membawa masalah ini ke pengadilan istana maka keluarganya akan menjadi sorotan. Nama baiknya akan menderita lebih banyak. Permasalahan di dalam keluarganya akan banyak terungkap. Ia tidak akan siap untuk menderita seperti itu. "Arlene, akui saja bahwa kau memang datang ke tempat itu untuk bersenang-senang. Jangan mengarahkan tuduhan mengerikan untukku karena sisi liarmu terungkap. Kau seolah-olah menderita padahal sebelumnya kau menikmatinya." Ucapan Allura membuat kesan bahwa Arlene adalah wanita tanpa moral yang hidup tanpa aturan. "Aku akan merobek mulutmu!" Arlene secara membabi buta mendekati Allura, kukunya yang terawat dengan baik hendak menghancurkan wajah Allura yang tertutupi cadar. "Pertunjukan apa yang terjadi di sini?" Suara dingin itu terdengar dari arah belakang keributan. Semua orang kini melihat ke arah pria yang mendekati keributan. Begitu juga dengan Arlene yang menghentikan serangannya. "Pangeran Pertama." Pangeran Jourell menatap saudaranya heran. Kenapa saudaranya bisa ada di sini? "Tidak ada yang mau memberi salam padaku?" tanya Pangeran Pertama. Wajahnya terlihat acuh tak acuh. Semua orang yang ada di sana kemudian tersadar dan memberi salam pada Pangeran Pertama. Perdana Menteri mendekati Pangeran Pertama, ia tidak tahu kenapa Pangeran Pertama datang ke kediamannya. "Yang Mulia, apa yang membawa Anda datang ke kediamanku?" tanyanya sopan. "Aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu masalah. Sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat." Pria itu kini mengalihkan pandangannya pada Allura. Perasaan Allura menjadi tidak enak. Pria yang mengetahui rahasianya ternyata Pangeran Pertama, Pangeran Kennrick. Allura merutuki dirinya sendiri, dari sekian banyak orang, kenapa harus Pangeran Kennrick yang menangkap basah dirinya. Bagaimana jika pria itu memberitahukan kebenaran yang ia sembunyikan? Ia tidak akan bisa membalas dendam. Hidupnya akan kembali pada kematian untuk satu kali lagi. Tidak! Ia tidak bisa mati untuk kedua kalinya karena orang yang sama. "Maafkan hamba yang tidak menyambut kedatangan Anda, Pangeran Pertama." Perdana Menteri terlihat menyesal. "Tidak apa-apa, Perdana Menteri. Jadi, apa yang terjadi di sini? Kenapa putri keduamu ingin merobek mulut wanita itu?" tanya Pangeran Kennrick. "Bukankah dia putri sulungmu?" Perdana Menteri tidak ingin membuat Pangeran Kennrick terlibat dalam permasalahan keluarganya. "Ini hanya masalah kecil, Yang Mulia." "Masalah kecil? Seperti apa itu?" Pangeran Kennrick bertanya ringan, ia tidak memperlihatkan rasa ingin tahu yang besar, tapi jelas ia memaksa Perdana Menteri untuk memberitahunya. Allura mengambil kesempatan ini untuk bertaruh. Pangeran Kennrick tidak terlihat ingin membocorkan rahasianya, lalu kenapa ia tidak memanfaatkan keberadaan pria itu untuk menakut-nakuti keluarganya. "Yang Mulia, karena Anda telah berada di sini, maka aku ingin mendengar pendapat Anda tentang masalah yang terjadi saat ini. Secara pribadi aku ingin meminta keadilan karena aku telah dituduh melakukan sesuatu yang tidak aku lakukan," seru Allura. Perdana Menteri ingin menampar mulut Allura yang sangat lancang, putri sulungnya itu sangat menguji kesabarannya. "Lalu, jelaskanlah." Pangeran Kennrick akan mendengarkan dengan seksama. Air mata Arlene jatuh. Sebelum Allura bicara ia telah lebih dahulu membuka mulutnya. "Yang Mulia, aku telah menderita jebakan. Kemarin Allura menjebakku dan mengirimku ke penginapan... Di sana sudah ada dua orang pria yang dibayar oleh Allura untuk memperkosaku. Aku dibius, lalu dua pria di sana memperkosaku. Berikan aku keadilan, Yang Mulia. Jika aku tidak mendapatkan keadilan hari ini maka aku tidak akan pernah bisa mati dengan tenang." "Bagaimana denganmu, Nona sulung?" Pangeran Kennrick beralih ke Allura. "Yang Mulia, itu semua tidak benar. Aku tidak menjebak adikku. Kemarin aku berada di kamarku seharian. Bagaimana aku bisa meninggalkan kamarku dengan tubuh yang lemah. Aku tidak mendapatkan makan malamku, lalu aku juga tidak mendapatkan sarapanku. Jadi untuk bangkit dari ranjang saja aku harus dibantu oleh pelayanku. Lalu bagaimana mungkin aku bisa keluar dari kediaman ini. Dan jika memang aku keluar dari kediaman ini para pelayan atau penjaga pasti telah melihatku. Yang Mulia bisa bertanya pada mereka apakah aku meninggalkan kamarku atau tidak. Selain itu, adikku menuduhku keluar melalui jalan rahasia." Allura menjeda sesaat, ia mengalihkan pandangannya ke jalan rahasia yang sudah tertutup. "Saat ini aku tidak melihat adanya jalan rahasia, di sini hanya ada dinding yang tertutupi oleh bebatuan. Aku tidak punya kekuatan iblis yang bisa membuatku menembus dinding. Dan lagi, jika aku membawa adikku dari sini, aku juga harus membawanya ke penginapan dengan kereta kuda, sedangkan aku tidak memiliki kereta kuda. Aku juga tidak memiliki uang untuk menyewa kereta kuda. Selama aku hidup, aku tidak pernah diberikan uang bulanan." "Cukup, Allura!" Wajah Selir Samantha merah padam. Beraninya Allura mengadu pada Pangeran Kennrick. "Kenapa, Selir Samantha? Aku ingin mendapatkan keadilan. Apakah kau ingin menyangkal bahwa aku tidak pernah mendapatkan uang bulanan dari aku lahir? Nah, aku juga mendapatkan makanan sisa. Sangat mengerikan, aku putri sulung keluarga ini, tapi makanan yang aku dapatkan bahkan tidak lebih baik dari makanan pelayan. Kakekku adalah jenderal yang telah berpartisipasi membangun kerajaan ini. Ia dihormati dengan baik. Namun, aku cucunya diperlakukan lebih buruk dari pelayan." "Cukup, Allura!" Perdana Menteri tidak tahan lagi. Allura bicara terlalu banyak. Ia telah kehilangan muka di depan Pangeran Kennrick. "Pangeran Kennrick, Allura sangat membenciku, ia telah berbohong mengenai hal-hal yang ia bicarakan." Selir Samantha kembali terlihat seperti ia telah teraniaya. "Yang Mulia, keluarga ibuku sangat kaya raya. Aku memiliki banyak harta warisan, tapi aku tidak memiliki satu perhiasan pun. Karena Yang Mulia sudah ada di sini, maukah Yang Mulia melihat kamarku? Anda pasti tidak akan pernah mengira bahwa kamar putri sulung Perdana Menteri tidak lebih baik dari kandang babi." Selir Samantha ingin memuntahkan darah sekarang. Dari mana datangnya semua keberanian Allura? Allura tersenyum dari balik cadarnya. Orang-orang yang ada di sana ingin menghancurkannya, maka inilah balasan darinya. "Perdana Menteri, apakah semua ini benar?" Pangeran Kennrick menatap Perdana Menteri tak percaya. "Yang Mulia, aku terlalu banyak bekerja, jadi aku tidak begitu mengetahui apa yang terjadi di rumah. Aku tidak tahu jika Allura tidak hidup dengan baik." Perdana Menteri mana mungkin mengakui kesalahannya, ia menjadikan pekerjaannya sebagai alasan kenapa ia tidak memperhatikan Allura selama ini. "Selir Samantha, kenapa kau tidak memperhatikan Allura dengan baik? Bagaimana caramu mengurusi kediaman ini?!" Ia menyalahkan Selir Samantha. Dalam hal ini ia memang tidak begitu mengetahui apa yang terjadi pada Allura. Ia tidak tahu bahwa Allura tidak mendapatkan uang bulanan, karena ia menyerahkan seluruh urusan di rumah pada Selir Samantha. "Perdana Menteri, aku telah memberikan uang bulanan pada Allura. Dia berbohong." Allura terkekeh geli. "Selir Samantha, aku rasa ingatanmu rusak. Aku tidak pernah menerima uang darimu. Kau menimbun uang itu untuk dirimu sendiri." "Lancang!" Wajah Selir Samantha menghitam. Ia ingin mengubur Allura hidup-hidup. Kenapa Allura terus mengoceh! "Perdana Menteri, jika hal ini sampai terdengar oleh orang-orang di luar tembok kediamanmu maka reputasimu akan hancur. Bagaimana bisa putri sulung keluarga ini hidup lebih menyedihkan dari pelayan? Keadilanmu akan dipertanyakan. Untuk putrimu saja kau tidak adil, apalagi untuk orang lain. Bagaimana kau bisa mengurusi masalah istana jika mengurusi masalah di dalam kediamanmu saja kau tidak bisa." Pangeran Kennrick menghela napas dalam. Ia meragukan integritas Perdana Menteri. "Selir Samantha kau telah tidak adil pada Allura. Segera berikan uang bulanannya, pindahkan kamarnya ke tempat yang lebih baik. Dan mulai sekarang kau harus memastikan ia mendapatkan makanannya." Perdana Menteri memarahi selir kesayangannya. Jika saja Pangeran Kennrick tidak terlibat dalam masalah ini maka ia akan menutup mata atas apa yang terjadi pada Allura. Anak tidak berguna seperti Allura tidak perlu hidup mewah. Bisa makan dan memiliki kamar sendiri sudah cukup baik untuknya. "Baik, Perdana Menteri." Selir Samantha tidak bisa berkutik lagi. Arlene mengepalkan tangannya kuat. Ia ingin menghancurkan Allura, tapi hari ini Allura malah mendapatkan segalanya. "Yang Mulia, bagaimana denganku? Berikan aku keadilan, Yang Mulia." "Keadilan apa yang kau inginkan, Nona Kedua?" Pangeran Kennrick bersuara dingin. "Kau menuduh kakakmu sendiri padahal semuanya sudah jelas. Jadilah masuk akal. Bagaimana mungkin wanita lemah bisa membawamu keluar dari kediaman ini tanpa ada orang yang mengetahuinya. Untuk menjebakmu dengan dua pria, setidaknya dia harus memiliki uang untuk membayar dua pria itu, sedangkan dia tidak memiliki uang sama sekali. Apa kau memiliki saksi? Apa kau memiliki bukti? Jika itu hanya berdasarkan omonganmu maka kau hanya sedang mencoba untuk menutupi kehidupan bebasmu yang terbongkar." "Yang Mulia, itu tidak benar. Putriku bukan wanita seperti itu." Perdana Menteri langsung menanggapi ucapan Pangeran Kennrick. "Lalu, jelaskan padaku bagaimana putrimu bisa berada di sana, Perdana Menteri? Jangan katakan kau masih berkeras bahwa putri sulungmu yang telah menjebak adiknya sendiri," seru Pangeran Kennrick memojokan Perdana Menteri. Perdana Menteri kehilangan kata-kata. Allura, anak tidak bergunanya itu telah membuat ia dipandang rendah oleh Pangeran Kennrick. Benar-benar pembawa sial! "Ayah, ini benar-benar Allura yang menjebakku. Ayah tahu bagaimana Allura membenciku. Dia selalu iri padaku dan selalu ingin menyingkirkanku." Arlene menangis lagi. Ia tidak menyerah dengan sandiwaranya. Jebakan itu memang ia yang membuatnya, tapi Allura yang telah mendorongnya masuk ke dalam jebakan itu. Jadi Allura tetap bersalah, ia tidak akan membiarkan Allura lolos begitu saja. "Karena Nona Kedua berkeras untuk menerima keadilan maka aku akan membawa semua ini ke pengadilan." Pangeran Kennrick membuat keputusan. "Nona Sulung, kau harus mengatakan apa yang kau katakan padaku tadi. Jangan menguranginya satu kata pun." "Baik, Yang Mulia." Allura menjawab patuh. Apapun motif Pangeran Kennrick, pria itu telah banyak membantunya. Perdana Menteri tidak ingin kehilangan muka lebih jauh. Semua orang akan tahu bahwa ia mengabaikan putri sulungnya dan membiarkan putri sulungnya menderita penganiayaan. Tidak, ia tidak bisa membawa kasus ini ke pengadilan. "Yang Mulia, saya rasa Arlene mengalami trauma jadi ia bicara tidak masuk akal. Mungkin ia telah keliru tentang hal yang tadi ia katakan. Allura tidak bersalah dalam hal ini." Perdana Menteri memilih menyelesaikan ini dengan damai. "Ayah, Allura menjebakku! Aku tidak keliru." Arlene meninggikan suaranya. "Tutup mulutmu, Arlene!" Ini adalah pertama kalinya Perdana Menteri memarahi Arlene. Biasanya ia selalu lembut pada putri kesayangannya itu. Namun, hari ini Arlene telah membuat ia terlihat buruk di depan Pangeran Kennrick, ia tidak ingin masalah ini bertambah besar lagi. "Pangeran Jaourell, kenapa kau diam saja? Kau tidak ingin mengatakan sesuatu? Tunanganmu menderita tuduhan palsu. Jika aku jadi kau aku akan menuntut keadilan untuk tunanganku." Pangeran Kennrick beralih pada adiknya. Pangeran Jourell memang menjadi penonton sejak tadi. Mengamati Allura yang menjadi lebih banyak bicara dan pandai dalam berkata-kata. Sesungguhnya ia sangat ingin Allura dihukum. Karena Allura lah wanita yang ia cintai sangat menderita. Ia ingin membalaskan dendam Arlene, tapi ia tidak bisa mengatakan apapun karena ucapan Allura sangat masuk akal. Dan jika ia tidak membela Allura sekarang ia akan terlihat aneh di mata Pangeran Kennrick. Pangeran Jourell heran kenapa Pangeran Kennrick repot-repot mengurusi permasalahan keluarga Perdana Menteri, padahal pria itu tidak pernah tertarik akan hal apapun, ia bahkan melepaskan tahta putra mahkota yang sudah diberikan padanya sejak kecil. Pangeran Kennrick berjiwa bebas dan liar. Ia tidak ingin terlibat dalam hal-hal rumit. Namun, hari ini ia memiliki banyak kata-kata untuk Allura. Otak Pangeran Jourell masih cukup waras untuk berpikir bahwa Pangeran Kennrick melakukan itu karena menyukai Allura. Siapa yang tidak tahu rumor tentang Allura, si wanita buruk rupa yang lemah dan pengecut. Jika pun Pangeran Kennrick akan menyukai wanita maka itu pasti Arlene yang merupakan wanita tercantik nomor satu di kerajaan itu dengan berjuta talenta yang Arlene miliki. Mencoba mengerti isi pemikiran Pangeran Kennrick sama seperti mencari jarum di tumpukan jerami, sangat sulit. Pangeran Jourell tidak ingin melakukan hal itu. Ia menyimpulkan hal yang sederhana saja, mungkin Pangeran Kennrick bosan dengan gaya hidupnya dan ingin sedikit mencampuri urusan orang lain. "Aku ingin melakukannya, tapi Kakak telah mendahuluiku. Aku berterima kasih pada Kakak karena telah membantuku membersihkan nama tunanganku." Pangeran Jourell bicara dengan bijaksana. Kemudian ia beralih pada Perdana Menteri. "Karena kalian tidak ingin membawa hal ini ke pengadilan maka jangan pernah menuduh Allura lagi. Tunanganku tidak mungkin melakukan hal sekeji itu." Allura mencibir Pangeran Jourell dalam hatinya. Pria bermuka dua itu ikut merencanakan semuanya. Tidak adil jika hanya Arlene yang mendapatkan balasan. Arlene tidak bisa menerima semua ini. Bagaimana bisa Allura dilepaskan begitu saja setelah menghancurkannya. Ayah dan kekasihnya sudah tidak menyayanginya lagi, bagaimana bisa mereka tidak merasa kasihan padanya. "Kalian semua tidak masuk akal! Allura telah menjebakku. p*****r sialan ini telah menghancurkanku!" geramnya. "Kau yang tidak masuk akal!" bengis Perdana Menteri. "Cepat kembali ke kamarmu!" perintahnya marah. Selir Samantha merasa ngeri melihat kemarahan suaminya. Ia segera memegangi bahu Arlene. "Ayo, kembali ke kamarmu, Putriku." Saat Arlene hendak menolak ajakan Selir Samantha, bahunya diremas kuat oleh Selir Samantha. Tatapan ibunya mengisyaratkan agar Arlene tidak membantah lagi. Dengan rasa tidak puas dan kemarahan yang semakin besar, Arlene meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya. "Apa yang kalian lihat di sini! Kalian semua sudah bosan bekerja di sini!" bengis Selir Samantha pada para pelayannya yang sejak tadi menonton kejadian di sana. Dengan cepat para pelayan itu bubar. Mereka masih ingin bekerja. Menjadi b***k di kediaman Perdana Menteri lebih baik daripada mereka terlunta-lunta di jalanan. Kini yang tersisa di sana hanyalah Perdana Menteri, Pangeran Jourell, Pangeran Kennrick, dan Allura, serta pelayan setia Allura yang berdiri cukup jauh dari keempat orang itu. Sejak tadi perasaan pelayan Allura tidak tenang. Ia takut jika majikannya akan dihukum lagi. Ia sangat benci pada Arlene yang selalu menuduh Allura atas kesalahan yang tidak Allura lakukan. Untunglah nonanya tidak lagi senaif dulu. Ia bersyukur nonanya bisa membela diri. "Allura, kembalilah ke kamarmu," perintah Perdana Menteri dengan wajah tidak senang. "Terima kasih untuk bantuan Pangeran Pertama hari ini. Jika Pangeran tidak ada di sini mungkin saya sudah dipenjara dengan tuduhan yang tidak saya lakukan." Allura bicara dengan tulus. "Aku hanya melakukan tugasku, tidak perlu berterima kasih," balas Pangeran Kennrick. Setelah itu Allura meninggalkan tempat itu bersama dengan pelayannya. Ia tahu Arlene tidak akan menerima semuanya, wanita itu pasti akan melakukan sesuatu terhadapnya. Untuk hari ini ia berhasil keluar dari tuduhan Arlene. Dan itu berkat bantuan Pangeran Kennrick. Suatu hari nanti ia akan membalas kebaikan pria itu padanya. "Nona Arlene benar-benar mengerikan. Bagaimana dia dengan begitu tega menuduh Nona Allura yang menjebaknya. Sangat tidak berperasaan," seru Diana dengan nada yang seolah ia baru saja bebas dari hukuman mati. "Tidak akan ada yang bisa menjebakku lagi, Diana. Mulai hari ini aku tidak membiarkan siapapun menindas dan memanfaatkan aku lagi." Allura bersumpah untuk dirinya sendiri. Diana senang mendengar ucapan dari majikannya. Seharusnya majikannya melakukan itu sejak lama jadi ia tidak akan terlalu menderita. Suasana hati Diana menjadi lebih baik, ia akan terus menemani majikannya sampai kematian menjemputnya. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD