Rhea mengangkat dagunya tinggi-tinggi ketika mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Rumah.. Rhea tidak pernah bisa menyebut tempat yang selama ini dia tinggali sebagai rumah. Tidak, tidak ada. Baru dua hari tinggal di sini, entah kenapa Rhea bisa menyebutnya sebagai rumah. Tempat dia bisa pulang dan merasa aman. Astaga, Rhea memang sedikit kurang ajar. Dia menyebut tempat ini sebagai rumah padahal istri dari orang yang menjadi incarannya ada di depan sana, sedang menatapnya dengan nyalang seolah dia akan segera membunuh Rhea. “Akan ada pertemuan bisnis penting malam ini. Kamu harus bersiap untuk datang bersamaku” Rhea sadar jika kalimat itu memang sengaja Darel katakan di depan istrinya. Secara terang-terangan mengajak Rhea datang ke pertemuan bisnis padahal Alea ada di dek