bc

Love And Revenge (Dendam Yang Tertanam ~ INDONESIA)

book_age18+
12.6K
FOLLOW
40.2K
READ
arranged marriage
badboy
goodgirl
badgirl
CEO
billionairess
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

MATURE ROMANCE (Mengandung unsur dewasa)

Cinta dan dendam?

Maureen Marrins, seorang gadis biasa memiliki hubungan dengan seorang Arthur, pria yang lahir dari keluarga bangsawan, hubungan mereka tak di restui oleh keluarga Arthur, dan kehidupan keduanya menjadi lebih sulit. Namun, Arthur mencintai Maureen tanpa melihat kekurangan Maureen, di saat Arthur memutuskan untuk menikahi Maureen meski tanpa kehadiran keluarga, Maureen memilih meninggalkan Arthur, meninggalkan lelaki yang sudah memberikannya kebahagiaan.

Ketika Maureen meninggalkan Arthur di hari pernikahan mereka, cinta yang di miliki pria bangsawan itu berubah menjadi dendam. 12 tahun kemudian kembali bertemu ketika Arthur sudah memiliki seorang putri dari hasil pernikahannya, dan Mauuren yang sudah sukses dalam karirnya.

chap-preview
Free preview
Seksualitas dan Kenangan
"Argghh...." Desahan itu membuat kekasihnya makin kalap, nafsu itu berada di ubun-ubun memecah keheningan, membuat Suara bergemah di ruangan ini, keringat bercucuran membuat keduanya saling bertukar sensasi, membuat keduanya melupakan dunia ini sementara, hal yang menyenangkan dan sangat nikmat itu yang sedang di pikiran anak adam dan hawa saat ini, persetan akan semuanya, restu itu tak lagi di inginkan, keduanya benar-benar menikmatinya, menikmati hubungan tanpa restu ini. Setelah pelepasan itu terjadi, keheningan lagi-lagi memecah, tak satupun yang mendengar aksi mereka, rumah kecil dengan panorama perkebunan ini menjadi saksi, hiruk pikuk burung-burung berterbangan menjadi musik yang menyenangkan buat kedua insan yang sedang bercinta. "Nona, Nona Maureen ... sadarlah, Nona." Suara bisik itu terdengar tepat di telinga Maureen yang sedang tertidur pulas. Bola mata Maureen terbuka dengan pelan, lalu menyadari jika ia sedang berada di studio, dimana para model melakukan pemotretan untuk edisi majalah bulan ini. Tentu membuat Maureen begitu malu. Maureen memperbaiki gaya duduknya dan berdeham. "Ya tuhan … apa seksualitasku membuatku sepi sampai selalu memikirkan hal yang benar-benar memancing keinginanku?" batin Maureen mencoba lebih fokus dan melupakan bagaimanakah ia memimpikan bagaimana Arthur merabahnya ... mencumbunya. "Ada apa, Jes?" tanya Maureen. "Nona Maureen, William Veliks sudah melakukan pemotretan, silahkan lihat hasilnya semua sudah tercantum sesuai tema yang anda minta," ucap Jescyn—asistennya. "Baiklah, Jes, bawa saja ke ruanganku, aku akan melihatnya nanti," ucap Maureen dan beranjak dari duduknya meninggalkan Jescyn dan studio pemotretan. Melelahkan  baginya jika tanpa di sadari ia selalu memimpikan hal indah yang ia habiskan bersama Arthur. Di dalam kesuksesan yang Maureen miliki, ada sesuatu yang selalu membuatnya teringat akan masa lalunya, menjalani kehidupannya bersama seorang pria yang belum menikahinya, saling b******u dan saling memberikan kehangatan dan juga kenikmatan lewat percintaan yang mereka lakukan setiap hari tak mengenal waktu. Nama yang selalu terbersik di hati dan pikirannya adalah Arthur Max Leandro. Pria kaya ... pria sempurna, pria keturunan bangsawan, pria berkharisma, pria dengan karakter hebat, pria baik dan pria yang suka akan hal yang panas. Tentu bagi Maureen itu adalah hal yang biasa bercinta dengan seorang kekasih. Apalagi umurnya sudah tak muda lagi, tentu ia membutuhkan cinta dan bercinta dengan caranya. Sesuatu terjadi dengan hubungan mereka sampai pada akhirnya mereka harus berpisah, perpisahan yang sebelumnya tak pernah mereka inginkan dan tak pernah mereka bayangkan, hanya saja terlalu banyak hal yang akan dirugikan dengan hubungan mereka. Kabar pria itu pun bagaikan di telan bumi, tak berkabar, tak berjejak, tak berbekas... walaupun keluarganya adalah keturunan seorang bangsawan, seperti keluarga lainnya yang selalu mengekspos kehidupan keluarganya entah itu keturunan bangsawan ataupun keluarga selebriti, di Canada keluarga selebriti dan keluarga bangsawan di perlakukan sama oleh media jadi semua tak akan di lewatkan media tentang kehidupan sehari-hari Arthur. Sungguh Media tak pernah memberitakannya. *** Flasback ON Gemuru dan kicauan burung terdengar menyambut pagi hari, mansion milik keluarga Leandro terdengar sangat berisik tapi menyejukkan, kenapa tidak? Sebuah perkebunan besar menyambut pagi hari dengan ramai. Ada beberapa kebun yaitu kebun Lavender, kebun jeruk, kebun apel di tempat sebesar ini, cahaya matahari masuk menembus tirai berwarna putih membuat kedua insan itu mengedipkan mata karena cahayanya. Arthur memeluk Maureen penuh kehangatan, separuh jiwa yang ada di sampingnya kini sedang menatapnya haru. Perbedaan jenis dan kehidupan tak lantas membuat mereka saling membedakan. "Bangun-lah, Sayang," ucap Maureen dengan mengecup pipi kanan Arthur lembut. Arthur tersenyum menerima kecupan itu di pagi hari. "Hmm, kamu pun harus bangun, Sayang, jangan membuatku menerkanmu di pagi hari, ada banyak pekerjaan yang harus ku lakukan," ucap Arthur dan Maureen terkekeh. Maureen tertawa kecil. "Apakah nafsumu itu selalu saja bangkit hanya jika aku bernapas?" tanya Maureen nakal. "Hem, napasmu saja membuatku bangkit, apalagi dengan gerakanmu ... hal yang selalu membuatku gila setiap kali melihatnya," ucap Arthur mengelus punggung telanjang Maureen dan mengecup pundak gadis itu. Si gadis berkulit putih. "Baiklah, waktunya bangun," ujar Maureen. "Aku akan mandi, Sayang." "Apakah kita harus mandi bersama?" goda Maureen. "Jangan memancingku, Sayang, aku tidak akan bisa bekerja jika kita berakhir di ranjang ini," kekeh Arthur. Maureen terkekeh pelan. "Oke oke, kamu bisa mandi, aku akan menemui Mabell untuk menyiapkan sarapan." "Kamu hanya harus melihatnya tak perlu membantunya, lagian itu tugas Mabell untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk kita berdua," ujar Arthur beranjak dari ranjang dan menutupi tubuh gelanjangnya dengan jubahnya. "Jangan terlalu tegas pada Mabell, Sayang, dia berada di pihak kita jadi jangan terlalu mengerasinya, aku akan membantunya walaupun itu adalah hal yang kecil, hem." "Jangan melukai tangan cantikmu itu, Sayang. Please ... itu milikku," ujar Arthur membuat Maureen tertawa kecil. "Kamu tak akan mandi jika terus berbicara, mandi lah ... aku akan menunggumu." "Menunggu di ranjang ini?" tunjuk Arthur membuat Maureen menggeleng tak percaya. "Jangan terus menggodaku, Sayang, aku tak akan keluar dari kamar ini jika kamu terus saja menggodaku," kekeh Maureen. *** Di meja makan, Arthur sudah sangat rapi dengan setelan jas mewah berwarna navy membalut rapi di tubuh seksi seorang Arthur Leandro, menandakan bahwa dia dari keluarga bangsawan dan pengusaha yang tak tertandingi, membuat sang kekasih Maureen sering merasa kecil setiap kali Arthur menunjukkan siapa sang kekasih sebenarnya. "Ada apa, Sayang? Kenapa menatapku demikian?" tanya Arthur. "Kamu sangat tampan," puji Maureen. "Bukankah sejak dulu aku memang tampan? Sejak lahir wajah ini memang akan menjadi idola semua wanita termaksud dirimu," ujar Arthur menyunggingkan senyum tampannya, membuat Maureen jatuh cinta setiap kali melihatnya, apalagi yang di butuhkan Maureen jika orang yang di cintanya kini berada dekat dengannya. Maureen wanita yang menyukai setiap perhatian kecil. "Kamu harus janji, Sayang, jangan pernah terlihat tampan di depan wanita lain," ujar Maureen. "Haha. Dasar kamu, ya ... walaupun para wanita itu tersandung ketika melihat wajah tampan kekasihmu ini, bagiku hanya kamu yang terindah dan tak akan pernah terkalahkan dari wanita di luar sana," ujar Arthur membuat Maureen menggelengkan kepala karena mendengar gombalan sang kekasih. Begitu pun Mabell yang sedang menata sarapan di atas meja tertawa kecil mendengar gombalan majikannya yang sangat mencintai Maureen. Siapa yang bisa menghentikan dua anak adam dan hawa yang sedang jatuh cinta? Sekali pun di pisahkan secara paksa tak akan mampu membuat keduanya terpisahkan karena komitmen adalah hal yang terpenting untuk membangun sebuah hubungan. "Jangan terus menggodaku. Simpan gombalmu itu, lebih baik kita sarapan, kamu akan terlambat berangkat kerja jika terus menggombaliku," ucap Maureen dengan senyum mengambang tak kuasa menahan perasaan bahagianya. "Baiklah, Sayang," ujar Arthur menggenggam kuat tangan kekasihnya seakan lewat genggaman itu Arthur mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. "Aku mencintaimu, Sayang, orang tua ku pun tak akan mampu memisahkan kita karena yang menjalaninya adalah kita berdua." "Benarkah?" "Hem, kamu milikku dan aku milikmu, bukankah kita selalu membahas hal itu setiap waktu? Kita sudah hidup bersama, hanya waktu saja yang akan menjawab kapan kita akan menikah." "Hmm, aku percaya, Sayang." senyum Maureen. "Baiklah, aku akan berangkat untuk bekerja, jika kamu ingin berpergian kesuatu tempat, jangan lupa untuk mengabariku," ujar Arthur mengecup puncak kepala Maureen. ”Iya, Sayang. Aku pasti akan mengabarimu,” kata Maureen. “Kamu hati-hati di jalan." “Hem. Aku akan hati-hati. Kamu juga, ya, jangan melakukan sesuatu yang akan membuatmu terluka,” kata Arthur, membuat Maureen mengangguk. Ia memang sangat di cintai dan di sayangi. Arthur lalu melangkah meninggalkan Maureen yang kini masih melihat punggungnya. Maureen sangat bahagia, meski ia tak di restui, namun yang ia utamakan saat ini adalah perasaan Arthur yang tak berubah padanya. Jika suatu saat perasaan itu berubah, Maureen siap pergi dan meninggalkan semuanya. “Aku kagum sama kalian berdua,” kata Mabell. “Terima kasih, Mabell, ayo sarapan bersamaku,” ajak Maureen. “Tidak perlu. Saya sudah sarapan.” “Ayo jangan menolak.” Maureen menarik Mabell sehingga pelayan itu duduk di sampingnya. “Tapi—“ “Tidak perlu tapi-tapi, Mabell. Hanya aku yang ada di sini sekarang, jadi kamu tidak usah takut.” Mabell memang takut pada Arthur, karena Arthur akan marah meski itu adalah hal kecil, namun Maureen mengerti kekasihnya itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bite My Lower Lip (Indonesia)

read
109.3K
bc

OM's Mine

read
36.6K
bc

Mrs. Rivera

read
47.2K
bc

OBSESSED

read
90.8K
bc

Sang Penggoda (Indonesia)

read
98.3K
bc

I'm Not Rapunzel

read
83.3K
bc

You Hurt Me (Bahasa Indonesia)

read
473.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook