Bab 8

1762 Words

Keesokan harinya, tepat pukul 14.45 aku sudah sampai di bioskop, tempat di mana aku akan kencan sama Mas Natan. Tadi Mas Natan sudah mengirimiku pesan yang mengatakan bahwa dia sudah dalam berjalanan. Aku sungguh menantikan hari ini. Ini adalah kencan kami yang sungguhan. Aku melirik jam di tangan kiriku. Pukul 15.20. Mas Natan mana, sih? Apa dia sedang kena macet? Tapi masak dia tidak mengirimiu pesan kalau dia akan telat? Masak iya ngajakin kencan tapi dianya telat sendiri. Gak lucu banget sumpah. Dengan gemas aku mengiriminya pesan singkat yang mengatakan bahwa Mas Natan sudah telat banget dan aku udah jamuran nunggu di sini. Namun setelah beberapa kali aku mengiriminya pesan, tak ada satu pun balasan darinya. Kucoba telepon tapi nomornya tidak aktif. Aku mendengus kesal. Masak i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD