Penyangkalan

1172 Words
Swana Pov. Semua rencana telah berubah. Tidak ada lagi acara kabur-kaburan seperti n****+ romance yang aku baca. Tidak ada pikiran naif, bodoh dan mustahil, yang mengharap saat aku menghilang ----Ford akan menyadari keberadaanku dan berharap jatuh cinta padaku sama seperti aku jatuh cinta padanya. Hidup tidak se-klise itu. Bagaimana cara Ford jatuh cinta padaku sedangkan aku hidup bersama dirinya tidak lebih dari enam bulan. Sedangkan dia dan Cindy sudah bertahun-tahun menjadi pasangan. Perlahan aku membuka tas besar, menatap kembali isinya dan tak lama kemudian baju-baju itu tertata rapi di lemari yang bahkan bisa aku masuki. Sangat mewah dan elegan. Inilah selera Ford, modern dan praktis. Tiap sudut ruangan tertata dengan rapi juga memiliki ciri khas sendiri. Aku bahkan terkejut pada saat pertama kali memasuki apartemen ini. Tak sekalipun aku mengira jika tempat tinggal memiliki tingkat keamanan tinggi, penuh keteraturan dan peraturan yang mirip dengan sebuah perusahaan. Bahkan gaya arsitektur ini sangat berbeda dengan rumah di Jakarta yang klasik dan berseni. Sementara aku melepaskan segala sesuatu yang menempel di tubuhku, aku berusaha mengendalikan diri dengan baik. Lalu menatap cermin yang menggantung di depanku dengan ukiran bunga yang cantik berwarna putih tulang. Hatiku berdenyut saat melihat wanita yang tergambar di cermin itu adalah diriku sendiri. Dengan semua hal menyedihkan juga air mata yang terus mengalir. Berperut sedikit buncit dan sama sekali tidak terlihat indah. Tidak seperti model international seperti Cindy Colona yang berbody meliuk dan seksi. Aku menyedihkan secara utuh dari ujung kaki hingga kepala. "Tapi aku nggak mau nyerah. Ford, aku bakal nyoba mendapatin hatimu. " Hanya itu yang aku punya sekarang. Tekad, pengabdian dan cinta yang tulus. Setidaknya aku berusaha mencapai masa depan yang indah bersama Ford. Tanganku menjalar ke perut. Mengelus pelan perut yang terdapat makhluk kecil yang suka menendang dan aktif. "Nak, ayo kita berjuang dapatin hati ayahmu. Mama bakal berjuang, kamu juga ikut berjuang bersama mama, okey? " Aku menarik nafas lalu menghembuskan perlahan. Mencoba membuang jauh pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran positif tentang keberhasilan seandainya aku berhasil mendapatkan cinta Ford. Demi anakku dan juga demi keutuhan keluargaku. Dan aku tidak akan minta maaf pada Cindy, sebab dialah yang memilihku sebagai korban. Maka lihatlah korbanmu yang melakukan perlawanan ini. Berlama-lama di bawah pancuran air hangat adalah yang kubutuhkan. Aku ingin berlama-lama di bawah air yang mengalir itu hingga siap menghadapi kehidupan dari balik pintu kamar mandi. Aku harus benar-benar siap menghadapai Ford, memaafkan Ford dan membuat segalanya nampak baik-baik saja meski aku tau tentang semua kebohongan dan rencana kejam Ford dan Cindy. "Kuatkan aku ya Tuhan." Aku berhasil menenangkan diri dari perasaan buruk. Semangat untuk mendapatkan kebahagiaan tumbuh subur di benakku. Kini waktunya keluar dari kamar mandi. Tak lama kemudian suara pintu terbuka. Lalu terdengar suara memanggil yang menggoda. "Swana~" "Ini dia. " Ford memulai kembali dramanya. Bersikap manis yang penuh cinta. Andai saja aku tadi melarikan diri, nasibku tidak akan berubah baik. Aku tadi lupa jika Ford memiliki uang, darah blasteran dan aku berada di negara asing. Dia pasti dengan mudah menangkapku dan menujukkan sifat aslinya. Bisa jadi Ford akan mengurungku sampai bayi ini lahir. Semua akan berakhir buruk jika aku tidak memikirkan rencana B jika rencana A gagal. Aku mengambil baju tidur berbahan sutra yang tidak pernah aku pakai. Bahannya sangat halus dan menempel membentuk tubuh sekaligus perutku yang agak buncit. Entah mengapa pemandangan ini membuatku terlihat seksi. 'Apa hanya aku ibu hamil yang merasa seksi? ' "Swana? " panggil Ford yang muncul di pintu kamar. "Ya? " Aku merasakan tubuh Ford menegang saat mengamatiku. Senyumnya luntur digantikan dengan deru nafas yang memburu juga jakun yang nail turun. Kami saling berhadapan dengan mata yang juga saling mengunci meski aku dalam posisi duduk di kursi depan meja rias. "Selamat datang Ford. Kau pasti lelah. " Aku diberkahi d**a besar dan perawakan ramping meski dalam kondisi hamil. Berdiri dengan hati-hati, tubuhku mendekat ke arahnya seperti tertarik magnet. "Hei, kau terlihat... Segar. " Dia tidak berhenti menatap bibirku. Lalu ke dadaku yang semakin membesar sejak aku hamil. Aku bahkan melihat dia berkali menelan ludahnya seolah dia membutuhkan air. "Benaran? pasti gara-gara aku berhasil ambil segi positif dari semua yang aku alami dalam hidupku. " "Ya. " Tubuh Ford semakin menempel. Dia seolah ikut tertarik sampai akhirnya tangannya berada di pinggangku. "Kamu sangat cantik. " "Masa sich. Aku kan hamil, yang ada aku sekarang ini gendut. " "Enggak, beneran. Kau sangat seksi. " Sepertinya Ford kehilangan dirinya. Atau mungkin dia terpengaruh bawaan bayi sehingga menginginkanku. Tangannya sudah berada di seluruh tubuhku. Dan nafasnya mulai membaur secara alami bersama nafasku. Sungguh ironi, hari di mana aku mengetahui kebohongannya justru menjadi hari di mana kami pertama kali bersatu dalam ikatan pernikahan. Tidak ada kebahagiaan sejati dari aktivitas kami karena aku tau dia hanya memerankan tugasnya. Tidak ada emosi cinta yang ia berikan karena aku tau---dia sangat mencintai nona Cindy. Namun bagiku, ini adalah langkah awal untuk mendapatkan hatinya. Teruslah berpura-pura Ford. Suatu saat kau akan lupa bagaimana kembali untuk tidak pura-pura. Karena kepura-puraan itu akan memberiku kesempatan masuk ke dalam hatimu. Swana Pov End. . . . Normal Pov. Drrrt. Drrrt. Ford meraba-raba nakas untuk mengambil ponsel yang berbunyi di samping ranjang. Dia mendapati jika Cindy menelponnya sepagi ini. Ford pun berdiri perlahan dari tidurnya menuju ruang kerja. Dia tidak ingin membangunkan Swana yang sedang tidur setelah aktivitas yang menciptakan kenikmatan murni tadi malam. "Mengapa kamu nelpon aku sepagi ini? " tanya Ford pelan dan tenang. Sejujurnya dia tidak menyangka jika Cindy bisa menjadi eksistensi yang melelahkan. "Hei, aku merindukanmu. Ada pameran berlian di Beverly. Kamu datang ya? " "Percuma, kita nggak mungkin berdekatan selama di sana. " "Kenapa nggak? Ada banyak kamar kosong di sana. " "Tapi media dan paparazi ada di mana-mana. Nggak usah ambil resiko agar hubungan kita nggak terekspos. " "Gimana kalau kamu bawa Swana. Dia pasti seneng banget, jadi kita nggak perlu khawatir orang-orang curiga. Please, aku cuma kangen sama kamu, Ford. " "Bener juga. " "Yeay, aku cinta kamu Ford. " Ford mendadak kaku saat ingin menjawab pernyataan Cindy. Hatinya merasa aneh dengan ucapan Cindy. Serasa ada yang salah dengan semua ini. Akan tetapi, Ford masih tetap dalam penyangkalan. "Aku juga. " Tut. Ford terduduk di kursi ruangan kerjanya. Matanya menatap kosong ke arah depan saat bayangan tadi malam menggoda ingatannya tanpa ampun. Erangan Swana, kulit lembutnya, semua terasa benar dan sempurna saat menyatu dengannya. Belum pernah ia merasakan kebahagiaan murni itu sebelumnya. "Apa yang terjadi padaku? " lirih Ford. "Tidak, aku tidak bisa membiarkan diriku terhanyut perasaan ini. Kemarin harus menjadi yang pertama dan terakhir. Tidak boleh ada perasaan lain karena aku tau dengan jelas keinginanku. " Ford menaruh mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Sangat menyedihkan menyadari dia terhanyut dan tidak berpikir jernih hingga terjadi aktivitas panas antara dirinya dan Swana. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD