Serangan Balik.

1450 Words
Ford mulai terhanyut dalam keraguan. Ia tidak memungkiri jika ada rasa nyaman saat Swana berada di sisinya. Ketenangan pikiran yang ia butuhkan saat usai bekerja ia dapatkan jika Swana mulai menyambutnya di rumah dengan senyum, melayaninya dengan makanan yang ia sukai, menghiburnya dengan pijatan kecil di bahu. Terkadang istrinya ini juga bercerita tentang perkembangan bayinya dengan cara yang unik. Semua itu tanpa sadar menimbulkan senyum di bibir Ford. Dia menyukai saat bersama Swana. "Tidak, aku tidak mau menyia-nyiakan masa muda ku dengan hal membosankan seperti itu, " guman Ford. "Cindy adalah gairahku. Aku merasa hidup jika bersama dengannya. Inilah yang benar karena aku tidak ingin membusuk karena kebosanan dan tua sebelum menikmati masa muda. " Lagi-lagi Ford menyangkal semua itu. Ford yakin jika perasaan nyaman itu akan menghilang seiring waktu. Dia lebih suka kenikmatan liar bersama Cibdy. Ford menebak jika gairahnya yang tiba-tiba muncul hanya karena emosi sesaat. Tidak akan ada waktu yang kedua setelah tadi malam. "Aku harus menjernihkan masalah ini. " Ford pun berdiri dari aerochair-nya. Tidak boleh ada penundaan untuk menjernihkan kejadian tadi malam. Baginya ini perlu di jelaskan agar Swana tidak berpikir ia mencintainya. Dia sudah terlalu banyak membohongi perempuan itu, dia tidak tega menambah kebohongan lagi. Ford kembali ke kamar dan mencoba meminta maaf pada Swana sehingga tidak terjadi kesalahpahaman tentang perasaannya. Sayangnya semua yang Ford pikirkan harus berakhir ke dalam sampah. Tubuhnya kembali terbakar saat Swana muncul dari kamar mandi dan terlihat segar. Tetesan air dari rambutnya mengalir ke kulitnya. Suami mana yang tahan melihat istri nya yang basah dan hanya terbalut dengan handuk kecil. Swana seperti bunga yang tercelup air segar. Dari situ Ford mengingat dengan jelas jika Swana yang tinggi, montok terasa lezat tadi malam. Dia tidak menduga jika akan merasakan kenikmatan murni yang membuatnya melayang, gila dan liar. Dan sekarang Ford tidak sanggup untuk melawan dorongan untuk merasakan lagi. Dia pun meraih Swana yang kebingungan. "Eh Ford, apa yang terjadi? " Swana terkejut saat Ford mendatanginya. Tidak hanya itu, Swana bisa melihat tatapan membakar Ford pada tubuhnya yang terbalut selimut. Diam-diam Swana merasa bahagia saat Ford tidak lagi menatapnya dengan pandangan biasa seperti di Jakarta. Ada emosi yang lain, yang sangat Swana nantikan. 'Nggak apa-apa kalau kamu sekarang cuma bernafsu belaka sama aku Ford. Kita suami istri, bernafsu padaku bisa dibenarkan. ' Swana terdiam menanti tiap langkah yang Ford ambil untuk menuntaskan panas di tubuhnya. Dalam hati ibu hamil itu bertanya-tanya apakah mereka akan mengulang lagi malam panas mereka. Sebab bisa dikatakan tadi malam adalah malam pertama bagi Swana. Baru pertama ia merasakan rasanya tubuhnya menyatu dengan tubuh lain. Segala hal memang asing, tubuhnya juga bereaksi dengan aneh tapi Swana menyukainya. Dan saat itulah Swana tau bagaimana surga dunia itu. "Swana, aku tidak bisa menahannya. " "Ford... " Benar saja. Ford sudah kehilangan pengendalian dirinya. Dia hanyut godaan yang tak sengaja istrinya lakukan. Pria itu tidak butuh waktu dua kali untuk menuntaskan hasratnya. Handuk terlepas di bawah kakinya. Menyusul kaos kasual dan boxer Ford. Ford menyapu Swana bersama gelombang libido yang memuncak. Tangannya, bibirnya, lidahnya ia gunakan untuk menunjukkan pada sang istri bagaimana bercinta yang sesungguhnya. Swana yang kewalahan tidak menepis gelora gairah yang bangkit karena Ford. Dia menginginkan lebih tapi menahan diri, itu semua karena ada bayi di perutnya. Swana harus menjaga agar bayinya tidak terluka karena aktivitas mereka. 'Aku harap ini awal yang bagus, dan kedepannya menjadi lebih bagus lagi.' Ford terengah dan menempelkan keningnya pada kening Swana. Dia masih meresapi sisa getaran puncak kenikmatan yang datang. "Terima kasih untuk tiap menit yang kau berikan bersamaku, Swana. " Ford nampak kesulitan menstabilkan deru nafasnya karena o*****e yang mengguncang jiwa. Begitu pula dengan Swana. Suatu hari dia ingin Ford melakukannya dengan penuh cinta. Bukan sekedar nafsu seperti sekarang. Hari ini memang sudah cukup baik untuk memulai hari. Swana cukup bersenang-senang pagi ini. . . . Melihat Ford selesai mandi, berpakaian dengan wajah puas membuat Swana tersentuh. Swana berhasil membuat Ford merasakan perasaan lain yang ingin gadis itu tumbuhkan. Tadi malam ia memulainya, lalu pagi ini adalah efeknya, jadi bisa bisa dikatakan jika langkah Swana berhasil. Terlebih mereka juga sarapan yang Swana buatkan dengan cara yang unik. Ford bergerak gelisah. Dua emosi yang nyaris sama besarnya memukul kepalanya dengan rasa bingung. Perasaan nyaman yang kembali muncul saat dekat dengan Swana mengacaukan perasaannya pada Cindy. Itu membuat Ford ragu menuruti keinginan Cindy yang mencetuskan ide untuk mengajak Swana ke pameran. 'Tapi aku nggak mau mengecewakan Cindy. ' Ford pun mengambil keputusan terburuk. "Swana, nanti malam bersiaplah. Aku mau ngajak kamu ke pameran perhiasan. " Swana memutar tubuh perlahan menghadap Ford yang berdiri di samping kaca jendela besar apartemen Upper Side. Ia hampir menahan nafas karena sosok Ford diterpa cahaya dari luar hingga membentuk siluet yang menakjubkan. Swana memang tidak memiliki kesempatan untuk tidak jatuh cinta pada Ford. "Kamu ngajak aku? Apa kamu yakin aku ikut? Aku takut nanti malu-maluin kamu di pesta. " "Nggak kok. Kamu kan bahasa inggrisnya lancar. Lagi pula waktunya kamu pakai baju-baju yang aku belikan buatmu. " Swana tersenyum tulus. Dia sebenarnya tau jika rencana Ford karena tadi pagi sempat menguping pembicaraan mereka berdua. Dia pun mulai memikirkan cara agar Ford tidak bisa meninggalkannya meski sedetik sehingga akan membuat Cindy menggila. 'Jangan salahkan aku jika kejam sama kamu, Cindy. Ayo sama-sama ngerasakan sakit hati itu gimana. ' Swana bertekad malam nanti, dia akan membuat hubungan mereka berdua retak. Juga membuat Cindy tau apa yang ia rasakan. Wanita itu tidak berhak melakukan semua permainan ini padanya. 'Mungkin ada gunanya aku baca n****+ romance. Ada banyak taktik yang aku dapatin dari n****+-n****+ itu buat pukul balik Cindy. ' "Terima kasih Ford. Kamu memang yang terbaik di dunia. " Dengan sikap manja, Swana memeluk Ford. Langkah berani yang baru ia lakukan setelah mereka menikah. Tidak ada waktu untuk berpura-pura malu. Dia dikejar batas waktu untuk memiliki pria ini secara utuh. Di samping itu lawannya adalah super model. Jadi kesempatan untuk mendapatkan hati Ford adalah membuatnya merasa senyaman mungkin, meretakkan hubungan mereka berdua juga membuat Ford sadar. Lain hanya dengan Swana dan beribu rencana untuk mendapatkan hati suaminya. Ford justru sangat tersiksa jika Swana menempel padanya. "Swana, jangan memelukku seperti itu atau kau akan mengalami aktivitas panas lagi. " Swana buru-buru melepaskan pelukannya. "Maaf, aku nggak sadar peluk kamu." "Nggak apa-apa. Cuma aku nggak mau bayi kita terganggu jika kita terlalu banyak aktivitas menyenangkan, pelukanmu bangunin sesuatu di bawah sana, " goda Ford. Dia kini juga menjelma menjadi pria perayu. Swana memerah karena malu, kata-kata vulgar Ford tidak bisa membuatnya berkata-kata. Itu justru membuat Ford semakin gila. Untuk menghentikannya, Ford segera pamit ke kantor pada Swana. "Baiklah. Aku pergi dulu. Jangan lupa nanti malam, okey." "Iya. " Swana segera duduk di ranjang begitu Ford menutup pintu. Dia segera mengambil ponsel dan melakukan panggilan jarak jauh ke Jakarta. Orang yang ia hubungi adalah Betty. Swana hendak meminta pendapat tentang fasion untuk hadir di acara pameran perhiasan. Itu ia lakukan untuk memberi pelajaran pada Cindy. Saat panggilannya tersambung, Swana langsung menanyakan kabar dan bercerita. Dia sungguh sangat merindukan wanita bijak itu. "Jadi mereka melakukan itu ke kamu? " "Aku awalnya nggak percaya, Mbak. Meski demikian aku sudah jatuh cinta sama Ford. Jadi aku mau berjuang dapatin hatinya mbak. " Helaan nafas terdengar dari ujung telepon. Betty tau jika Swana memang sudah mencintai Ford sejak lama. "Buka lemari bajumu trus tunjukin gaun paling mahal yang Ford belikan buat kamu. " "Iya Mbak. " Swana mengubah panggilannya ke video call. Dia kemudian mengarahkannya pada gaun mahal yang Ford berikan. "Yang warna merah itu Swana. Aku rasa kamu cocok pake baju merah brokat itu. Bahu offshouder dengan bagian perut mengembang kayak ekor duyung. Jadi kamu nggak keliatan hamil. " "Aku coba ya Mbak? " Swana pun mencoba gaun itu. Dan benar saja, dia seolah gadis yang memakai gaun ekor duyung. "Woah, cantik Swana. Sekarang kunjungi salon kecantikan yang terkenal di sana, beri dirimu manicure paris. Jangan lupa, kau dulu pernah aku ajari cara make up yang natural. Gunakan itu sekarang. " "Iya Mbak. Terima kasih. " Sebelum menutup telepon, Betty memberi saran pada Swana untuk memuluskan rencananya. "Swana, aku punya teman pria lajang di Manhattan. Kebetulan dia tadi bilang diundang ke pameran yang kamu maksud tadi. Aku akan minta dia buat Ford cemburu." "Eh, apa itu nggak akan nyusahin dia Mbak? " "Tenang saja, dia pria cerdas. Kau pasti terbantu sama kecerdikannya. " "Iya Mbak. " Swana mulai menuruti saran Betty. Dia ingin bertempur habis-habisan dengan Cindy. Ternyata perasaannya tidak seburuk yang ia bayangkan. Swana justru merasa tertantang dengan semua ini. "Aku sangat bersemangat. " Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD