Penyangkalan.

1077 Words
Cindy berdiri bersama pose yang cantik. Dia memiliki tatapan mata yang seksi, cara berbicara yang seksi. Semua serba seksi. Tidak mengherankan jika dirinya bisa bergabung di dunia model yang berumah di Amerika. "Ingat itu, Brain. Kau juga memiliki tanggung jawab menjaga bayi yang ada di perut Swana. " Cindy pun memutar tubuhnya ke pintu. Menghilang bersama aroma wangi dari parfum mahal. Tak ayal kedatangannya membuat para pria di sana tak berkedip. Waktu seolah ikut melambat saat wanita itu berjalan dengan langkah rapi yang memang sudah menjadi keahliannya. "Apa aku sedang bermimpi?" Brain seolah tidak mempercayai penglihatan sekaligus pendengarannya. Sebab Cindy yang selama ini ia kenal adalah wanita ambisius yang memiliki tingkat kesombongan melebihi langit. Dia tidak akan berpikir dua kali untuk mengintimidasi siapapun yang bersaing dengannya untuk mendapatkan sesuatu. Dan apa itu tadi, Cindy justru menyuruh dirinya menjaga baik-baik kandungan wanita yang merebut pria nya. "Mungkin aja dia mabuk tadi malam. Jadi nggak sadar apa yang dia omongin. " Brain mengangkat bahu tanda tak perduli dengan gerak gerik aneh Cindy. Namun ia tidak bisa menepis rasa aneh akan sikap Cindy dan bosnya. 'Kalau aku pikir-pikir sikap tuan Ford emang aneh. Masak sich cuma gara-gara nona Swana hamil dia jadi jatuh cinta sama nona Swana?' Sebuah pemikiran mengerikan muncul di benak Brain. 'Jangan-jangan...? ' Brain merinding membayangkan jika Ford dan Cindy sedang merencanakan suatu rencana sekejam itu pada Swana. "Tidak, tidak mungkin tuan Ford melakukannya. " 'Tapi kenapa tuan Ford masih biayai kartu kredit nona Cindy...?' 'Yang paling mencurigakan adalah sikap nona Cindy yang perhatian dengan bayi nona Swana. ' Kecurigaan Brain semakin bertambah dengan fakta-fakta yang ia tangkap. ''Ya ampun. " Brain akhirnya menggelengkan kepalanya karena sudah bisa menebak takbir yang tersembunyi. "Jika kalian menganiaya orang tidak berdosa maka akan ada waktunya kalian berdua menyesal. Kuharap kau menghentikan niat jahatmu, Bos, " guman Brain. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Swana saat tau rencana Ford selama ini. . . . Selama perjalanannya, Ford menerima pesan dari Cindy. *Honey, aku terbang ke Amerika. Lakukan tugasmu dengan baik demi masa depan kita, okey.* Ford cukup terkejut dengan pesan yang di kirim oleh Cindy. Dia bahkan lupa jika sudah beberapa minggu tidak menghubungi wanita itu. "Bagaimana aku bisa lupa menghubunginya? " guman Ford. Dia mengusap wajahnya seolah tersadar dengan apa yang terjadi. Selama ini, kehadiran Swana dan kehamilannya membuatnya lupa dengan Cindy. "Ini tidak mungkin. Aku pasti terlalu memikirkan bayi itu. " Ada perasaan asing saat Ford mengatakan hal itu. Dia seperti berada di sebuah penyangkalan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sebenarnya hatinya berkata jika dia memang tak sengaja melupakan Cindy mayoritas disebabkan oleh Swana. Akan tetapi mulutnya terus menyangkal jika itu semua karena Swana. Ford lebih menyukai alasan dia melupakan Cindy karena bayinya. *Aku akan menyusulmu ke Amerika. Semua sudah sesuai dengan rencana kita. * Deg. Deg. Deg. Sulit dipercaya jika Ford merasakan perasaan bersalah saat mengirimkan balasan pesan pada Cindy. Dadanya seolah terganjal batu besar yang menyesakkan. "Ugh... " Perutnya ikut merasa mual sebagai efek domino dari rasa bersalah. Semua bertambah buruk karena ngidam yang mulai menggelitik. . . . Sementara itu, Betty memulai rencana bersenang-senangnya dengan Swana. Dia memanggil beberapa terapis salon untuk melakukan spa di rumah. Betty jelas mendapatkan perawatan menyeluruh sedangkan Swana hanya mendapatkan pijatan di kaki karena sedang hamil. Tapi ia juga mendapatkan perawatan di wajahnya. Ketika semua sudah selesai, mereka duduk di taman sambil mengobrol. Sebenarnya ada banyak pemikiran yang timbul di pikiran Betty saat Ford memintanya memberi motivasi terhadap Swana. Dari awal Betty tau jika ada sesuatu yang Ford inginkan pada diri Swana dan itu jelas bukan karena Ford mencintai istrinya. Betty memang langsung mengiyakan permintaan Ford untuk membantu Swana mengobati luka hatinya. Salah satunya karena Betty melihat kasus Swana dan Ford. Di sisi lain ia juga merasa iba pada kondisi Swana. Dari yang ia tau, Swana dikurung di rumah Ford sebagai istri padahal Ford tidak berhenti menemui Cindy. Yah, Ford tidak pernah mengijinkan Swana meninggalkan rumah. Dia diam-diam memenjarakannya dengan penjara mewah bertabur kasih sayang. Dan Swana terpesona bahkan jatuh cinta pada semua klamufase ini. "Bagaimana rasanya Swana. " "Aku merasa lebih segar. " "Aku tau jika rasa segar itu timbul karena hatimu sangat bahagia. Bisa kau ceritakan padaku? " Sebagai psikolog dia berusaha mencari sumber kebahagiaan sesungguhnya. "Ford mengalami fase ngidam. " Swana mulai bercerita pada Betty. "Woah, itu diluar dugaan. " Betty menatap wajah Swana yang ceria. Terlihat binar indah yang berpedar di matanya. "Ya, aku kemarin ngerasa nggak percaya eh ternyata dia ngidam beneran. " "Dia ngidam apa? " "Nyium ketiak ku. " ''Ha? " Betty berkedip-kedip karena karena tidak percaya pada pendengarannya. 'Ngidam nyium ketiak Swana? ' tak lama ia pun tertawa terpingkal-pingkal. Memang banyak yang ngidam aneh-aneh. Tapi baginya Ford yang ngidam nyium ketiak Swana adalah hal yang fantastis. Tap. Tap. Tap. "Ford? Kau sudah pulang?" Swana dan Betty terkejut dengan kepulangan Ford yang tidak biasanya. Akan tetapi Ford tidak menjawab. Dia hanya duduk di depan Swana dan menatap gadis itu dalam-dalam. "Swana, tolong lepaskan sendalmu, " perintah Ford. "Ha? Iya, baiklah. '' Swana agak bingung dengan permintaan Ford. Tapi melihat wajah Ford yang tertekan, dia pun melepas sendalnya. Cup. Betty dan Swana hampir saja menjerit saat Ford mencium kaki Swana. "Ford, Mengapa kau mencium kakiku? " tanya Swana panik. Begitu pula dengan Betty, hanya saja dia tidak bersuara dan memilih mengernyitkan alisnya. Jelas Betty sedang menganalisa apa yang terjadi pada Ford. "Haaah, leganya. " "Kau sedang ngidam Ford? " tanya Betty. Sebenarnya Ford malu dengan kenyataan itu. Tapi percuma saja menyembunyikannya dari Betty. Wanita ini seperti mesin detektor yang mampu membaca kebohongannya dengan mudah. "Seperti yang kau lihat. " Betty tersenyum tipis. "Swana, aku rasa Ford sedang haus. Bisa kau ambilkan minuman?" "Ya Tuhan, maafkan aku Ford. Aku terlalu terkejut....mmm baiklah. Aku akan mengambilnya. " Betty menunggu Swana menghilang dari balik dinding yang memisahkan taman dan ruang tengah. Lalu memutar matanya pada Ford yang bangkit dari lantai. "Yang aku tau, ngidam itu proses kejiwaan ibu hamil biar dapatin perhatian. Kalau kau yang ngalami kemungkinan besar atau jauh dalam hatimu, kau ingin dapatin perhatian Swana. " Ford hanya mendengus sinis. "Aku yang paling tau tubuhku. " "Ya, kau memang kayak ayah yang sangat bahagia. " Betty menatap penuh makna pada Ford. Matanya seolah mengatakan 'hentikan rencana jahatmu' pada Ford. Namun Ford hanya memejamkan matanya untuk menahan rasa mual. Kalian semua nggak berhak mengaturku. Benar atau salah, itu urusanku. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD