Mumtaz dan Maharani

1456 Words

"Aku merasa dalam waktu dekat ini bakalan pergi jauh." Edo mengelus punggung Mumtaz yang lembut. "Kalau gitu, aku juga ikut," rengek Mumtaz, "bukankah kita sudah janji akan selalu bersama." "Maharani, sayang, aku ingin mengejar mimpi, demi mereka." Tatapan Edo beralih pada lima anak jalanan yang tengah melantunkan sebuah lagu dengan peralatan musik seadanya. "Kita bisa kejar itu sama-sama," kata Mumtaz mantap. "Ayahmu?" "Aku sudah muak, hanya ibu yang mengerti aku. Aku hanya ingin sedikit kebebasan. Aku ingin melangkah dengan kakiku sendiri. Mencintai dan bersama hingga maut memisahkan. Dan itu kamu." "Aku cinta kamu, Maharani." "Kapan kita pergi?" "Besok malam?" Mumtaz mengangguk, kepalanya bersandar pada bahu kokoh Edo. ? "Ayah sudah tahu kita akan pergi, lebih baik kita perg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD