Gadis dengan setelan kaos dan celana denim turun dari ojek online, di tangannya terdapat satu kantong penuh makanan dan kebutuhan bulanan untuk anak-anak. Ada yang aneh ketika memasuki pelataran. Ada banyak orang berkumpul di sana. Bahkan terdengar teriakan seperti sedang terjadi keributan di sana. Ada ketua RT dan RW setempat. Mumtaz melihat rumah mereka sudah berantakan di acak-acak warga. Memang sepertinya jika tidak main hakim sendiri tidak lengkap hidup mereka. Dan Mumtaz yakin adik-adiknya tidak ada satu pun yang berbuat kekacauan. “Permisi,” teriak Mumtaz. Tidak ada satu pun yang menyadari kehadiran Mumtaz. Sampai perempuan itu harus berteriak satu kali lagi. “Nah, ini, nih. Ini orangnya yang nampung anak-anak ini.” Seorang perempuan bertubuh tambun menadahkan telunjuknya tepa