Sudah beberapa jam Mumtaz dan Alif duduk di sebuah bangku. Persis di bawah tiang penerangan dengan lampu bohlam yang menciptakan kesan remang-remang. Usai membagi nasi padang pada adik-adik Mumtaz, keduanya menikmati masing-masing sebungkus nasi padang dalam diam. Lalu membuang bungkusannya kedalam kantong kresek setelah sebungkus nasi yang penuh bumbu itu tandas. "Saya gak tahu apa yang sedang kamu lakukan di sini. Padahal dengan menjentikkan jari kamu bisa hidup dalam kemewahan. Mempercantik dan merawat diri di salon kecantikan. Atau diantar sopir ketika hendak pergi ke satu tujuan." Alif menenggak air mineral yang isinya hanya tinggal seperempatnya saja. "Gue juga gak tahu apa yang Om lakukan di sini. Padahal Om bisa saja makan enak di restoran Sederhana. Ngapain susah-susah ikut mak