Setelah insiden baper tadi, Azkia melahap nasi gorengnya dengan gugup. Sambil sesekali menggigit bibir bawahnya ketika ucapan Agam terngiang ditelinganya, bodo amat jika orang-orangnya menganggapnya gila, habisnya dia masih baper sih. Habisnya Agam jika membuat baper suka tidak tanggung-tanggung, pokoknyaa nanti Agam harus tanggung jawab!
Azkia berterimakasih karena tidak mempunyai sayap, karena jika dia mempunyai sayap, pasti akan terbang menembus langit ke tujuh. Perempuan mana sih yang tidak baper digombali begitu oleh suaminya. Agam manis banget sih malem ini! Berasa Sisi di film Ganteng-ganteng Serigala yang lagi digombalin Digo. Halahh suka nyasar kemana-mana!
Keduanya sedang berada di dalam untuk kembali kerumah sakit, Azkia iseng membuka aplikasi online shop dan menemukan pakaian yang cocok dengan yang selama ini ia cari di butik namun tidak ada.
" Eemmm.. Ohiya Gam, nanti mampir ke atm dulu ya! Tadi aku buka-buka online shop, terus nemu baju yang selama ini aku pengen! Jadi aku mau transfer uangnya" Ucap Azkia sambil tersenyum sendiri membayangkan ia memakai baju itu.
Agam mengerutkan kening " Emang masih bisa? Bukannya, semua fasilitas kamu udah diblokir sama Om Handi ya Ki? Atau kecuali ATM?" Tanyanya yang membuat Azkia menunduk, ia baru mengingat hal itu.
“ Yaudah deh, berarti nggak usah jadi aja.. Aku lupa” Ucap Azkia, Agam mendengar suara gadis itu melemah tidak seantusias yang pertama. Membuat Agam sedikit merasa bersalah.
Agam memakirkan mobilnya sebuah ATM, Azkia mengerutkan keningnya, bukannya tadi ia sudah mengatakan kalau tidak usah jadi. Agam membuka dompetnya, mengambil salah satu kartu debit didalamnya lalu memberikannya pada Azkia seraya tersenyum manis. Membuat Azkia semakin bingung, sampai kerutan dikeningnya pun bertambah banyak.
" Kamu pake ini aja! Anggap deh ini hadiah pernikahan kita dari aku, terserah kamu pake buat apa aja.. Ya asalkan jangan boros, aku cuma pengusaha biasa soalnya hehe" Ucap Agam tersenyum manis, Azkia masih diam, tak menerima kartu debit darinya.
Azkia menatap kartu ditangan Agam dengan ragu " Eh nggak usah deh Gam. Gpp, kamu yang pegang aja. Nanti aku bikin lagi deh" Ucapnya merasa tidak enak
Senyum tipis Agam berikan pada istrinya itu" Gpp pake aja! Ini kan termasuk kewajiban aku buat memenuhi semua kebutuhan kamu! Jangan ngerasa gk enak gitu de" Ucap Agam sambil menyelipkan kartu debitnya itu ditangan Azkia " Cepetan ya aku tunggu disini. Ohiya, pinnya udah aku ganti jadi tanggal lahir kamu"
Dengan tangan yang menggenggam kartu debit pemberian Agam, Azkia keluar dari mobil lalu masuk kedalam ATM yang sepi dan dingin. Dengan perlahan, Azkia memasukkan kartu debit platinum yang diberikan Agam kedalam mesin ATM. Dan tangannya gemetaran untuk menekan setiap tombol, ia mengecek saldonya terlebih dahulu hingga akhirnya..
Rp. 1. 089. 652,00
" Astaghfirullah!! 1 milyar?! Demi apa!! Ini gedee bangeetttt!! Gue aja paling banyak cuma 200 juta? Lah ini?! Aduuhh Agammm!!" Pekik Azkia ketika melihat isi saldo debit Agam, Azkia memandangi mesin ATM yang masih menampilkan saldo ATM milik suaminya itu. “ Ini yang Agam bilang aku Cuma pengusaha biasa?”
Tapi dengan ragu-ragu, Azkia melakukan transaksi dengan kartu debit bersaldo 1 milyar itu. Lalu keluar dari atm dengan langkah gemetar. Ia belum pernah punya uang sebanyak itu. Bahkan untuk membuka pintu mobil saja, ia tak mampu, sampai beberapa kali ia baru bisa menariknya.
" Kamu kenapa Ki? Kok gemetaran gitu? Kedinginan yaa? Mch! Lain kali kalo mau keluar malem, pake dress yang panjang dehh.. Angin malem gk baik buat kesehatan kamu" Tanya Agam ketika Azkia masuk kedalam mobil dengan tubuh yang bergetar.
Azkia menoleh pada Agam " Bukan i-itu Agam! Tapi.. Saldonya kebanyakan" Ucapnya sambil menunjukkan kartu debit platinum yang sudah Agam berikan padanya.
" Kebanyakan? Masa sih? Aku pikir bakal kurang!" Ucap Agam sehingga membuat Azkia membulatkan matanya. 1 milyar kurang? Inisih ada yang salah dengan otak suaminya “ Aku malah takut gak bisa ngasih sebanyak yang Ayah kamu kasih buat kamu Ki” Lanjutnya.
" Tapi ayah gk pernah aku ngasih uang sebanyak itu Gam! Mening ini aku balikin aja nih, aku nggak biasa megang uang sebanyak itu Agam" Ucap Azkia sambil menyodorkan kartu debit platinum itu yang langsung ditolak secara oleh Agam.
" Eh? Itu buat kamu! Debit kamu kan diblokir sama om Handi.. Aku ada kok!" Ucap Agam sambil menepuk saku celana yang terdapat dompetnya " Ayo kerumah sakit! Nanti kemaleman loh"
Didalam mobil selama perjalanan, Azkia terus diam memikirkan akan diapakan uang sebanyak itu. Sepertinya dipakai untuk setahun tidak akan habis. Memangnya Agam sekaya apa sih sampai punya uang sebanyak itu? Tidak mungkin Agam hanya seorang pengusaha biasa. Rasanya.. Azkia belum tau semua tentang kehidupan Agam.
Dalam mobil Agam kembali hening, suara radio itu terdengar memutar lagu Melamarmu yang dicover oleh Youtuber Arvian Dwi membuat Azkia memejamkan matanya menikmati merdunya lagu yang didengarnya itu. Namun, baru sebentar Azkia memejam, tiba-tiba matanya dipaksa terbuka, Agam ikut bernyanyi mengikuti suara dari radio.
Tiba-tiba pipi Azkia memanas, apalagi saat laki-laki itu menyanyikan reff dari tersebut. Agam juga sesekali meliriknya, membuat Azkia merasa kalau lagu itu memang sengaja Agam nyanyikan untuknya.
Nyebelin banget, kenapa gue semurah ini sih.. Dia nyanyi karena ngilangin bosen aja kali, bukan sengaja nyanyi buat lo!
Azkia mengalihkan pandangannya pada jendela, tak mau melihat wajah Agam yang – Ya Azkia akui sekarang—Terlihat lebih tampan saat laki-laki itu bernyanyi. Sedangkan Agam tersenyum geli saat Azkia memalingkan wajahnya, dengan usil laki-laki itu menggenggam tangan Azkia.
“ Jadilah pasangan hidupku.. Jadilah.. Ibu dari anak-anakku.. Membuka mata, dan tertidur di, sampingku.. Aku tak main-main.. Seperti lelaki yang lain, satu yang kutahu, kuingin melamarmu.. “ Agam dengan sengajanya, menyanyikan itu sambil menggenggam tangan Azkia.
Azkia menoleh dengan wajah yang menegang “ A-Agam, ap-apaan sih!” Ucapnya agak terbata-bata karena gugup, gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangan Agam yang semakin mengerat.
Senyuman maut khas Agam itu terpatri dibibirnya “ Tadinya, kalo kita nggak nikah dadakan gini, aku bakal lamar kamu sambil nyanyiin lagu ini. Soalnya, kamu keliatan suka. Hahaha .. “ Ucapnya yang diakhiri suara tawa yang menyebalkan.
“ Apaan sih kamu!! Nyebelin banget!” Ucap Azkia sambil mencubit lengan Agam dengan tangan kirinya.
Jalanan yang macet, membuat keduanya semakin lama duduk di dalam berdua. Suasana dalam mobil tidak secanggung awal, kini Agam dan Azkia mengobrol membahas apa saja yang terlintas di pikiran masing-masing, bahkan tak malu-malu lagi untuk saling melempar candaan yang membuat gelak tawa. Sampai tak terasa, mobil yang dikendarai Agam sampai diparkiran rumah sakit.
Saat Azkia melepaskan seatbelt nya dan hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba Agam menahan lengannya membuat Azkia menoleh bingung. Agam menanggapinya dengan senyum khas dirinya yang lembut, “ Kamu tunggu disini aja. Biar aku yang buka, maaf tadi aku nggak peka” Ucapnya seraya membuka pintu mobilnya lalu keluar dari mobil.
Azkia melihat Agam yang berlari mengitari mobilnya, sedangkan jantungnya malah berdetak tidak semestinya, “ Punya suami modelan Agam ternyata nggak baik buat jantung gue” Ucapnya sambil memegangi d**a kirinya.
Pintu mobil itu terbuka, terlihat Agam yang sedang tersenyum menatapnya “ Detak jantung kamu kedengeran sampe luar tau, biasa aja padahal” Ucapnya menggoda istrinya dengan kedipan mata.
“ Apasih kamu, gak usah nyebelin gitu” Azkia keluar dari mobil sambil meninju pelan perut Agam lalu meninggalkan Agam yang masih memegangi pintu mobil. Sedangkan Agam hanya tertawa melihat tingkah istrinya yang lucu itu.
2 jam berlalu dan keadaannya hanya begini-begini saja tidak ada yang istimewa sama sekali! Azkia yang selonjoran disofa sambil menonton tv pun merasa bosan. Acara tvnya tidak ada yang menarik baginya, karena memang ia jarang menonton tv. Sedangkan Agam malah enak-enakkan main game online di handphonenya, tidak melirik Azkia sama sekali benar-benar membuat Azkia jengkel.
Kalau tau begini lebih baik Azkia pulang duluan saja tadi. Azkia pikir, Agam bakalan mengobrol apa begitu dengan mamanya hingga Azkia tidak sebosan ini. Siapa tau saja Agam menceritakan masa lalunya kan? Hehe kumat dehh sikap dora-nya ehh kepo maksudnya wkwk. Boro-boro mengobrol menceritakan masa lalu, Agam meliriknya juga tidak, seakan sudah tenggelam ke dalam game online nya itu. Memangnya game itu lebih menarik daripada Azkia apa? Menyebalkan sekali sih!
" Agaaaam" Rengek Azkia, lalu sedetik kemudian menyesali suaranya yang tampak manja begitu pada Agam. Bagaimana nanti kalau laki-laki itu ilfeel coba.
" Hemmm" Dehem Agam karena sedang fokus pada game online nya
Mendengar respon Agam yang irit itu membuat Azkia menggeser tubuhnya menjadi lebih dekat dengan Agam " Mau pulang.. Aku ngantuk!" Ucapnya sambil mengalungkan lengannya pada lengan Agam.
" Pulang? Bentar ya! Aku selesain game nya dulu.. Tanggung! Aku sedikit lagi menang nih" Ucap Agam lalu meraih kepala Azkia dan disandarkan didadanya mungkin lebih tepatnya didekap oleh tangan kiri Agam
" Itu game apaan sih Gam? Gk jelas gitu!" Tanya Azkia karena wajahnya berhadapan langsung dengan handphone Agam, Azkia melirik Agam dari bawah membuat jantungnya kembali bertingkah gila.
" Free fire. Masa kamu gk tau sih? Game ini kan lagi hits banget sekarang!" Jawab Agam sambil menolehkan pandangannya pada Azkia walau hanya sebentar.
Darko dan Sonya tersenyum lebar ketika melihat posisi Azkia yang didekap oleh Agam. Walaupun mereka tau, kalau anak dan menantunya belum saling mencintai, tapi mereka yakin, suatu saat pasti mereka akan menjadi keluarga yang bahagia dengan caranya masing-masing. Mereka memang beda, tapi bukan berarti tidak bisa bersama.
" Udah ngantuk banget?" Tanya Agam sambil mengelus kepala Azkia dan dijawab anggukan oleh Azkia " Mau aku gendong?" Dan lagi-lagi Azkia mengangguk, demi apapun matanya sudah sangat berat untuk dibuka.
Agam bangkit lebih dulu lalu jongkok didepan Azkia, dan dengan segera Azkia naik ke punggung Agam dan melingkarkan tangannya pada leher laki-laki itu. Kepalanya yang sudah sangat berat karena mengantuk ia sadarkan pada bahu Agam, dan mendapat elusan hangat dari sangat pemilik bahu. Sekilas Azkia tersenyum, beruntung karena Agam tidak memprotesnya.
" Ma Pa.. Agam pamit pulang dulu! Kasian nih tuan putri udah ngantuk! " Ucap Agam sambil melirik Azkia yang sudah tertidur dibahunya.
Sonya mengangguk seraya tersenyum lembut, senyuman seorang Ibu pada anaknya " Yaudah, tapi kamu hati-hati yaa bawa mobilnya.. Jangan kebut-kebutan. Udah malem soalnya" Ucapnya sambil mengelus kepala Agam, membuat hati Agam menghangat. Ia lupa kapan terakhir kali Mamanya itu mengelus kepalanya.
" Iya Ma pasti.. Mama juga cepet sehat ya! Maaf Agam nggak bisa salim, takutnya si bocah jutek ini jatoh hehe. Assalamualaikum" Ucap Agam tanpa menyalimi kedua orang tuanya,karena kedua tangannya menopang kaki Azkia seperti yang dibilangnya tadi pada Azkia.
Untung saja ini sudah malam, jadi lobby rumah sakit tidak terlalu ramai. Sehingga tidak terlalu malu karena keluar sambil menggendong Azkia dipunggungnya. Takutnya kan Agam disangka p*****l yang menculik bocah remaja seperti Azkia.
" Perasaan tadi kamu pas mau makan udah tidur deh, eh sekarang udah tepar lagi aja" Ucap Agam setelah mendudukkan Azkia dikursi samping kemudi, Agam menatapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sesampainya di apartment, Agam membuka password pintu apartmentnya, dan setelah pintu terbuka, Agam menutup dan menguncinya kembali. Ia segera pergi ke kamar dan membaringkan Azkia diranjangnya yang masih penuh bunga. Agam belum sempat membersihkannya, mungkin besok pagi sajalah sebelum berangkat mengajar.
Dengan telaten ia membuka sneaker putih yang membungkus kaki jenjang Azkia, lalu setelah ia membuka jaket bomber navy yang melekat pada tubuh Azkia. Agam menelan ludahnya ketika melihat leher jenjang perempuan dihadapannya. Salah satu kelemahan seorang laki-laki adalah melihat leher jenjang perempuan ya termasuk Agam. Dan lagi, Agam masih normal, Agam juga sering menonton video dewasa.
Sebelum ia berbuat yang tidak-tidak, Agam pergi kekamar mandi, ganti baju dan cuci muka. Setelah tidur diranjang disamping Azkia dengan memakai kemeja tidurnya. Baru saja ia berbaring dan memejamkan mata, sebuah tangan memeluknya dari samping. Dan juga bahunya terasa berat. Dan itu membuat jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Agam juga tidak mengerti kenapa jantungnya seperti ini?