"Karena aku udah perko'sa kamu, ayo kita nikah!" Walau sebelumnya Ruby tempat bercanda, tapi sekilas Crystal melihat keseriusan di matanya. Menikah. Benarkah? "Ayo kita nikah dan semua tentang hidup kamu, akan jadi tanggung jawabku!" lanjut Ruby. Crystal hening, beriring air matanya yang terus luruh. Dia hanya gadis belia, berpikir telah menyerahkan kehormatan pada mantan tunangannya ini. Pria itu mengurai napas panjang, lalu mengabaikan saja. Dia mendekati meja telepon untuk menghubungi resepsionis. "Bawakan dua kemeja ke kamarku." "...." "Iya, ini aku, Ruby. Di kamar Anderson. Bawakan sarapan juga." Karena masih ketakutan, Crystal belum beranjak dari kasur. Ruby tak ingin mengusik, masuk ke toilet untuk cuci muka dan sikat gigi. Tak lama, pintu luar diketuk, lalu Ruby menyambut d