23

1760 Words

Khanza menyambut kedatangan Dianna dengan wajah yang sangat cemas. Sejak tadi dirinya sudah menguap namun fikirannya terus memikirkan Dianna. Apalagi hujan deras ditambah angin yang bertiup sangat kencang. Belum lagi Farhan dan Chaira yang terus bergantian menelpon dirinya menanyakan kabar dari Dianna, membuatnya sulit untuk bisa terpejam walau sesaat saja. "Alhamdulillah kamu sudah pulang nak, bunda sangat khawatir." Khanza mendudukkan Nana di sofa. "Maafkan Nana bunda, Nana bikin bunda khawatir lagi. Nana salah, Nana tidak akan mengulanginya kembali" Nana meremas tangannya sendiri, pandangannya terus tertunduk menatap potongan-potongan ubin yang terpasang di lantai. Ia tidak berani menunjukkan wajahnya dihadapan bundanya. "Yang penting kamu baik-baik saja. Tapi pakaian kamu seperti in

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD