8. ?Meylisa Masih Marah

646 Words
Happy Reading!  Meylisa masuk ke dalam kamar diikuti oleh Andra. Keduanya memutuskan untuk pulang ke rumah mereka dan bicara. Ctar Andra mengunci pintu kamar lalu segera melangkah menyusul sang istri yang duduk di atas tempat tidur. "Mas tidak ingin kejadian hari ini terulang lagi." ucap Andra memulai pembicaraan. "Pasti akan terjadi lagi kalau mas masih mempersulit skripsiku." ucap Meylisa lalu melangkah menuju lemari untuk mengambil baju ganti. "Mas tidak mempersulit, mas hanya menjalankan tugas mas sebagai seorang dosen. Dan sebagai seorang dosen mas dilarang mengistimewakan salah satu mahasiswa karena itu akan menimbulkan kecemburuan." jelas Andra membuat Meylisa mendengus. "Mas tahu Anita, putri dosen Harja?" tanya Meylisa membuat Andra diam. "Anita bisa bimbingan di rumah kok. Bahkan teman-temannya juga sering datang ke rumah untuk konsul skripsi." ucap Meylisa membuat Andra menggeleng. "Itu beda_" "Apa bedanya, mas?" tanya Meylisa. "Kalau Anita putri pak Harja maka aku istri mas kan?" lanjut Meylisa lalu membawa baju ganti menuju kamar mandi. "Kita belum selesai bicara." ucap Andra membuat Meylisa membatalkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar mandi. "Bagaimana mau selesai kalau mas terus merasa benar."ucap Meylisa lalu masuk ke dalam kamar mandi. Brakk Andra menghela napas lalu melangkah keluar dari kamar. Ia akan pergi membeli makanan. Dilihat dari situasinya tidak mungkin Meylisa mau memasak. Satu jam kemudian, Andra datang dengan beberapa jenis makanan. "Mas beli makan di luar padahal aku mau masak?" tanya Meylisa kesal sedang Andra hanya terdiam. "Mas pikir kamu nggak masak." jawab Andra pelan. "Belum masak bukan nggak masak." ketus Meylisa membuat Andra tersenyum tipis. "Ya sudah. Kan makanannya juga belum dibuat kan? Kita makan yang mas beli saja." ucap Andra lalu meletakkan makanan yang ia beli di atas meja. Meylisa menghela napas lalu melangkah mengambil piring dan peralatan makan lainnya. "Mas beli lauk kesukaan kamu." beritahu Andra lalu meletakkan bebek goreng sambal ijo di depan istrinya. Meylisa tidak merespon perkataan suaminya, meskipun ia tetap mengisi piring suaminya dengan nasi dan menuangkan air putih. "Nanti print proposalnya, mas sudah beli kertasnya tadi." beritahu Andra namun Meylisa tetap diam. Ia hanya fokus makan saja. Selesai makan, Meylisa segera membereskan meja lalu mencuci piring. Sedang Andra langsung menyiapkan cemilan, ia ingin mengajak Meylisa nonton film kesukaan mereka dulu. "Temenin mas nonton, ya?" pinta Andra setelah Meylisa selesai mencuci piring. "Aku mau print proposalku." jawab Meylisa ketus lalu segera melangkah menuju kamar. Andra membawa cemilan yang tadi ia siapkan ke kamar. "Setelah print proposal, kita_" "Aku mau tidur."potong Meylisa membuat Andra diam. Akhirnya untuk beberapa saat hanya suara mesin print yang memenuhi kamar. "Besok kalau mau bimbingan, mas ada di lantai lima." beritahu Andra dan Meylisa hanya memberi respon kecil kemudian kembali fokus pada apa yang ia lakukan. "Pastikan tidak ada typo dan pengerjaan sudah sesuai buku ped__" Brak Meylisa tiba-tiba saja memukul mesin printnya. "Ini mesin print kenapa berisik banget sih, minta diganti apa?" ketus Meylisa membuat Andra mendadak diam. Karena tak mau menyulut amarah istrinya lagi, Andra bergegas menuju meja kerjanya dan memilih memeriksa laporan keuangan rumah makan yang ia punya. "Mas tintanya habis." beritahu Meylisa membuat Andra menatap istrinya. "Tintanya ada di dalam lemari bawah." beritahu Andra membuat Meylisa berdecak kesal. "Ck! Nanti tangan aku kotor." rajuk Meylisa membuat Andra bergegas berdiri. Setelah menyuntikkan tinta, Andra segera masuk ke kamar mandi mencuci tangan. "Mas jadi ke Surabaya?" tanya Meylisa saat suaminya kembali. Andra mengangguk. "Kalau nggak ikut kamu bisa nginap di rumah mama atau bunda." ucap Andra. "Nggak mau. Aku mau nginap di rumah teman." ucap Meylisa membuat Andra menoleh kaget. "Siapa?" "Tasya. Kan mas tahu temanku yang paling dekat cuma Tasya." jawab Meylisa membuat Andra mengangguk. "Boleh. Tapi cuma sehari. Sisanya kamu nginep di rumah mama atau bunda." tegas Andra membuat Meylisa melotot. "Tapi__" "Tidak ada tapi. Kamu nginep di rumah mama atau ikut mas ke Surabaya." putus Andra membuat Meylisa mendengus kecil namun tidak mendebat lagi. Lagipula kalau suaminya sudah pergi, Meylisa bisa nginap di manapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD