BAB 9

966 Words
Selamat membaca **** Angrum berjalan tertatih-tatih sedikit kesulitan karena di dorong Anita "Masih sakit?" Tanya Arfan yang berjalan di sampingnya "Tidak" "Mau aku Gendong?" Itu Sebuah tawaram "TIDAK Perlu" "Aku akan mengantarmu TAPI Kita Harus Berjalan kesemek dulu. Motorku di bengkel. TAPI TIDAK JAUH Dari here" kata Arfam Dan Angrum mengangguk. *** Malam ini Angrum hanya pada layar handphonenya melihat isi pesan grup dari teman-teman. Malam ini tiba-tiba Alfin dan Arfan masuk ke dalam grup membuat grup semakin gaduh. Sesekali Angrum membalas dan sisanya hanya menyimak. Dia jadi malu karena teman-teman terus meningkatkan hubungan yang semakin dekat. Semuanya kompak meminta kapan saja Angrum dan Arfan akan menyetujui. Satu pesan masuk. AryoArfanG 'kamu harus segara tidur. Selamat malam bidadariku ' Angrum hanya tersenyum. Meskipun Arfan memiliki sikap dingin tetapi jika dia mengirim pesan dia tiba-tiba menjadi laki-laki manis di setiap malamnya. *** Pagi ini Angrum sibuk harus membawa perbekalan makanan untuk persiapan dua membawa. "Semuanya sudah di masukkan?" Tanya Pulang "Sudah Bu" "Yasudah, kamu harus segera berangkat." Kata izin "mengalihkan" "Kamu hati-hati. Itu yang paling penting!" "Iya, Ibu, aku akan hati-hati" Angrum berjalan menuju lapangan sekolah untuk Absen. Ketiga sahabatnya melambaikan tangan tanda kelas Angrum kelas ada. Setelah selesai semua siswa berjalan menuju lokasi yang akan dibuat sebagai tempat kemah. "Silakan dirikan Tenda sesuai dengan kelompok masing-masing yang sudah ditentukan sebelumnya." Suara Alwi yang terdengar keras karena Toa, membuat semuanya mulai mendirikan tenda. "Yeeeh kita satu tenda" Kata Aluna "Iya" jawab Alena "Kak Alwi emang pengertian membuat kelompok satu tenda berempat." "Tapi kelompok jelajah malam berempat juga?" "Katanya si mendominasi orang" kata Aluna "Terus kita sama siapa?" Tanya Angrum "Belum ada persetujuan resmi" kata Alena "Kamu pasti ingin bersama Alfin!" Kata Aluna. "Iya. Memangnya kenapa? Kamu iri?" Tanya Alena "Waaah Alena sangat sadis sekarang" Adelia tertawa Angrum hanya tersenyum sambil terus menyiapkan untuk membangun tenda. "Untuk semua peserta di perbolehkan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum kita melakukan kegiatan selanjutnya" Semuanya kembali ke tenda masing-masing untuk dibeli bekal yang telah diambil masing-masing dari masing-masing dari rumah. "Hai Rum?" Sapa Alwi yang mengecek tenda Angrum "Eh, hai" "Kamu tidak makan?" "Aku akan makan sekarang" "Oh oke." Lanjutkan tersenyum dan pergi. "Kamu kenal Alwi, Rum?" Tanya Alena "Kenal. Kenapa?" Tanya Angrum "Keren. Kenalan Angrum semuanya tampan" kata Aluna "Kamu tidak perlu iri," kata Adelia, "Kapan saja kenal dia?" Tanya Alena "Sejak aku jadi kena tamparan Anita saat dia bertengkar dengan Aluna. Saat itu aku di UKS dia mulai datang untuk menyimpan obat. Terus kenalan." " "Hanya itu. Beberapa kali kami bertemu di sekolah, karena memang satu sekolah kan" Angrum tertawa. "Pernah ngobrol?" Tanya Adelia "Sering" "Dia suka sama kamu" lanjut Aluna "Apa?" Angrum terlihat kaget "Kamu bukan peramal" kata Adelia "Kita lihat saja nanti!" Jawab Aluna. "Terserah" jawab Adelia *** "yeeee" kata Alena setengah teriak setelah mengumumkan kelompok untuk jelajah malam. "Astaga. Sakit telingaku Alena" kata Adelia "Gara-gara dia satu kelompok dengan Alfin dia jadi seperti orang gila." Kata Aluna "Aku tahu kamu Iri Aluna" jawab Alena "Angrum kenapa tidak ikut suka seperti Alena. Bukannya kamu satu kelompok juga dengan Arfan?" Tanya Adelia "Iya. Tapi aku senang biasa saja" kata Angrum "Alasan. Aku tahu kamu senang" kata Alena "Angrum tidak sepertimu" kata Aluna dan Alena hanya menjulurkan Lidahnya. Aku dan Adelia tersenyum. Semuanya kembali ke tenda untuk mengambil jaket karena suara Alwi telah mulai terdengar untuk membuka karena ada api unggun. "Aduh, sepertinya aku lupa membawa jaket" kata Angrum sambil sibuk membongkar tasnya. "Aduh Angrum kamu ini. Bagaimana, aku juga tidak membawa dua" kata Alena "Aku juga hanya satu. Bagiamana ini, kamu itu dingin" kata Aluna "Tidak apa-apa, jangan khawatir, aku akan pakai baju lapis-lapis saja, agar hangat "kata Angrum. "Yasudah Cepat pakai. Kita Harus Segera Bergabung DENGAN yang lain" kata Adelia Penghasilan kena pajak Selesai Semuanya bergegas Ke Lapangan Utama Dan hampir SEMUA Sudah berkumpul. "Silakan bertemu sesuai kelompok jelajah malam yang sudah di tentukan" Dan semuanya sesuai dengan kelompok yang sudah ada di tentukan. "Hai" sapa Alfin yang langsung duduk di sebelah Alena yang tersenyum manis "Kenapa kamu tidak pakai jaket?" Tanya Arfan yang mengambil posisi duduk di sebelah Angrum "Lupa!" "Lupa meminta apa lupa memakainya?" "Aku lupa pertemuan" jawab Angrum. "Ceroboh" "Kita tidak membawa jaket dua juga Fan" kata Alena "Biarlah, bukan salah kalian" ketus Arfan mungkin dia kesal dan Angrum hanya diam. Api Unggun mulai dengan kerumunan banyak siswa yang menampilkan mulai tari nyanyi dan lain-lain. "Sini pindah" kata Arfan "Mau apa?" Tanya Angrum pelan tiga temannya tidak ada yang menghiraukan mereka, semuanya sibuk tertawa dan lainnya. "Sini" kata Arfan dan langsung memegang tangan Angrum di gesekannya kedua telapak tangan Angrum lalu ditiup olehnya. "Hangat?" Tanya Arfan "Lumayan" jawab Angrum yang terlihat Canggung "Jangan canggung, masing-masing saja" kata Arfan "Iya. Tapi aku akan membawa sendiri" dan Arfan melepaskan tangan Angrum. "Haciim" Angrum terus saja bersin-bersin "Alena bawa tisue" tanya Angrum "hasiiim" "Aduuuhh Angrum mulai deh. Nih minyak kayu putih" "Tidak mau, aku juga dingin. Biarkan saja itu bukan salahku" "Tidak apa-apa Alfin, Aku sudah biasa" "Permisi" kata Adelia ke Arah Alwi yang tidak jauh dari tempat kelompok mereka sekarang dapat dibagikan semuanya. "Iya?" Jawab Alwi dan menghampiri Adelia "Begini, Angrum, teman kami berusaha dingin dan dia lupa membawa jaketnya. Bolehkah tidak Angrum diam di tenda saja?" Tanya Adelia "Oh tentu saja bisa, ya, dan nanti akan ku Carikan jaket, mungkin saja ada yang membawa dua" kata Alwi "Iya, Terimakasih" kata Adelia "Iya sama-sama. Yasudah segera membawa Angrum ke tenda. Dan ... "Alwi membuka jeketnya" pakai jaket aku dulu saja, sebelum aku menemukan jaket lain, "Tidak perlu .. haciiim ... di tas aku selimut..haciiim .. ada selimut" kata Angrum "Tidak apa-apa Angrum santai saja." Kata Alwi "Terimakasih" kata Alena dan Aluna ikut mengangguk tanda meminta terimakasih. "Sama-sama" kata Alwi dan keempatnya mengantar Angrum ke tenda setelah berbicara kepada Alfin dan Arfan yang hanya diam dari tadi. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD