Safira duduk di pentry ia memegang sudut bibirnya yang terluka, sungguh lelaki itu kejam dan tidak perperasaan. Kalau bukan demi Lia dan Lio ia tidak akan seperti ini. Safira berdiri dari tempat duduknya dan bersiap untuk kerumah sakit. Saat mengambil tas dan keluar Arthur menghadangnya di depan pintu. ‘’Kuantar ke rumah sakit.’’ Ujar Arthur. ‘’Gak usah.’’ Balas Safir. Safir lantas keluar melewati Arthur dan mempercepat langkahnya. Arthur berbalik mengejar Safir dan berjalan sejajar. ‘’Jangan nolak, aku juga ingin melihat anakku.’’ Kata Arthur santai. Safira langsung berhenti ia mengepalkan tangannya kuat, sungguh berdekatan dengan lelaki ini membuat amarahnya kembali bangun setelah sekian tahun. ‘’Anakmu? Yang mana? Mereka bukan anakmu tapi anakku! Kamu sendiri yang bilang kalau me