15. TOMBAK LEGENDARIS

1529 Words
Ada 3 buah pedang suci legendaris terdahulu tersegel di 3 titik dunia, siapakah yang mampu mengambil pedang-pedang itu? Apakah Stev salah satunya? Belum bisa dipastikan, namun Stev akan mencoba mengambilnya, meski nyawa taruhannya. *** Stev terus dilatih oleh Kakek Hamzo, dia juga bertarung adu pukul oleh Kakek Hamzo untuk latihan. Awalnya Stev kalah telak hingga terkena pukulan di beberapa badannya, termasuk perut dan punggung namun itu semua untuk latihan agar Stev menjadi kuat. Semenjak 2 hari latihan, Stev sudah mulai bisa mengimbangi kekuatan Kakek Hamzo, dia tidak pernah lagi mendapat pukulan, bahkan hampir memukul Kakek Hamzo. Stev juga terus berlatih gerakan cepat, lari di dinding atau pohon dan berlatih mematahkan bata atau kayu agar pukulannya menjadi kuat. Saat 3 hari latihan, gerakan Stev sudah mulai cepat dan sudah bisa lari dengan sempurna di atas 20 batang pohon, dia juga bisa berdiri seimbang tanpa jatuh di batang kerucut, keahlian Stev sudah naik sangat pesat. Saat ini Stev sudah bisa lari di dinding atau pohon dengan cepat, semua itu berkat latihan tiap hari dan energi fisik dibuka serta diperlancar Kakek Hamzo. Stev juga dilatih menggunakan pedang dengan baik, dia menggunakan pedang dari Kakek Chimon, selain itu sudah diketahui bahwa dari dulu Stev sering belajar pedang. Sehingga saat ini sangat ahli dalam memainkan pedang, meski pedang biasa. Tapi Stev dan Kakek Hamzo yakin, jika Stev mampu mengambil pedang legendaris, maka Stev pasti bisa memakainya. Menurut Kakek Hamzo, besok Stev diperbolehkan berangkat untuk mengambil salah 1 pedang suci legendaris, karena saat ini kekuatan dan beladiri Stev sudah sangat baik. "Kamu hebat, Stev! Kalau begini, besok kamu sudah pantas memulai perjalanan untuk mengambil pedang legendaris," ucap Kakek Hamzo setelah melihat Stev menebas beberapa ranting pohon menggunakan pedang dengan cepat, sebelum itu dia lari di batang pohon untuk naik ke atas. Bahkan turun ke tanah dengan melompat gesit tanpa terjatuh, kakinya pun sudah dilatih agar kuat dalam terjun ke bawah. Namun ada batasan, yaitu tidak boleh lompat setinggi 5 meter lebih, karena berbahaya untuk kakinya. Stev mengerti itu dan tidak mau coba-coba, kecuali dengan pengaman dan bawahnya air atau sesuatu yang empuk. Saat siang hari, Kakek Hamzo ingin menunjukkan kekuatan tersembunyi dirinya. Dia mengambil tombak legendaris yang dia sembunyikan di dalam gua, Stev terkejut melihat itu. Tombak itu tampak istimewa dengan warna keemasan di bagian tertentu. "Wah, itu tombak apa dan dari mana Kek?" tanya Stev terkejut. "Ini adalah tombak legendaris, dan tombak ini dulu tersimpan di gua ini selama puluhan tahun," jawab Kakek Hamzo membuat Stev makin terkejut dan tidak menyangka. Di gua ini memang memiliki kisah istimewa dan menarik, sepertinya Kakek Hamzo terpilih untuk memiliki tombak legendaris itu, karena hanya Kakek Hamzo yang bisa menemukannya lebih awal. Katanya tombak itu juga tersegel di batu yang ada di dalam gua tersebut, bahkan sebelum dicabut, tombak itu bercahaya jingga agak keemasan. Kakek Hamzo berhasil mencabutnya dengan cukup mudah, itu menandakan bahwa Kakek Hamzo layak memiliki tombak legendaris. Kakek Hamzo tidak kecewa saat gagal mendapat salah 1 pedang legendaris, hal itu karena dia sudah mendapat gantinya, yaitu tombak legendaris. Kakek Hamzo bercerita bahwa dia sudah menggunakan tombak legendaris miliknya untuk kebaikan, yaitu untuk melawan penjahat, para perampok dan pernah juga melawan pembunuh kejam. Stev terkagum dengan kebaikan Kakek Hamzo tersebut, dia juga berharap agar bisa menjadi orang baik seperti Kakek Hamzo. Sejak hari pertama, Stev sudah menganggap bahwa Kakek Hamzo adalah gurunya, sedangkan Kakek Hamzo juga menganggap Stev adalah murid pertamanya. Sekarang saatnya Kakek Hamzo menggunakan teknik tombak legendaris tersebut, mereka berdua menuju tempat latihan lagi. Stev ingin memperhatikan dengan fokus dan serius, kira-kira bagaimana kekuatan tombak legendaris tersebut. Stev tidak diperbolehkan dekat-dekat karena cukup berbahaya. "Baik Kek!" jawab Stev menuruti. Sekian detik kemudian, Kakek Hamzo mulai menggunakan dan mengayunkan tombak legendaris dengan biasa. Di putar-putar dan digerak-gerakkan, lalu tusuk kanan tusuk kiri dengan cepat, sungguh ahli permainan tombak Kakek Hamzo. Sesaat kemudian, Kakek Hamzo menusuk sebuah batu besar. "Glarrr!" Batu itu seperti meledak hingga hancur berantakan menjadi potongan batu kecil, sungguh menakjubkan. "Wow, hebat sekali bisa begitu." Sesaat kemudian, Kakek Hamzo melempar tombaknya ke pohon berukuran sedang ... Tombak langsung menembus pohon itu, bahkan menembus lagi pohon di belakang nya. Sungguh tajam, bahkan kedua pohon berlubang cukup besar. Kakek Hamzo mengambil tombak tersebut dengan berlari cepat. "Wow, benar-benar luar biasa," kagum Stev lagi. Tombak itu memang bukan tombak sembarangan, sungguh menarik. "Masih ada lagi yang istimewa dari tombak ini, liat baik-baik Stev!" ucap Kakek Hamzo teriak karena posisinya agak jauh. "Hah, apa itu Kek?" tanya Stev penasaran. "Lihat saja baik-baik!" "Baik Kek." Sesaat kemudian, Kakek Hamzo memasang kuda-kuda sambil memegang tombak legendaris, dia mengincar sebuah batu yang lebih besar dari tadi. "Tombak Cosmik, Laser Penghancur!" Sebuah laser berwarna jingga melesat dari ujung tombak, dan langsung mengenai batu besar hingga hancur lebur menjadi kecil, bahkan terlihat kepulan asap karena ledakan batu tersebut, sungguh kekuatan yang menakjubkan. "Wow, itu gilax!" kaget Stev. "Mungkinkah itu kekuatan super atau magic?" lanjutnya bertanya-tanya. Sesaat kemudian, Kakek Hamzo menggunakan teknik lain tombak legendaris ... "Tombak Cosmik, Hujan Energi!" Banyak energi berwarna jingga melesat dari ujung tombak, mirip seperti hujan. Serangan tersebut mengarah pada pepohonan ukuran sedang, sehingga terjadi banyak lubang dan akhirnya beberapa pohon tersebut tumbang, sungguh luar biasa. "Itu sangat ajaib. Ternyata ada kekuatan magic seperti itu," ucap Stev terkagum lagi. Kakek Hamzo tersenyum, kemudian mengakhiri pertunjukkan kekuatan tombak legendaris miliknya, dia mendekati Stev, begitu juga Stev langsung berlari ke arahnya karena sangat terkagum. "Kakek, apaan itu tadi? Apakah itu semua cuma ilusi?" tanya Stev merasa belum percaya. "Hah, ilusi? Hmm, coba perhatikan batu dan pohon itu? Apakah masih utuh dan berdiri tegap?" balas Kakek Hamzo sambil menunjuk batu dan pohon yang terkena serangan tombak legendaris tadi. Stev memperhatikan itu, ternyata benar-benar batu hancur dan pohon tumbang secara nyata. "Gak mungkin ...," ucap Stev masih kurang percaya. "Gimana, apa seperti itu ilusi?" "Ternyata memang nyata, tapi bagaimana bisa?" "Ya, kekuatan seperti magic memang ada di dunia ini. Mau percaya atau tidak, itu adalah kenyataan," ucap Kakek Hamzo dengan serius. "Baiklah Kek, saya percaya." Stev berpikir apakah mungkin pedang legendaris juga memiliki kekuatan ajaib, bisa jadi seperti itu. "Baiklah, kita istirahat dulu. Ini sudah waktunya makan siang," ajak Kakek Hamzo. "Siap Kek!" Mereka menuju tempat istirahat, saat di perjalanan, Kakek Hamzo memberi tahu bahwa dia tidak akan meminjamkan tombak legendaris miliknya pada Stev, karena mungkin tidak cocok. Padahal Stev ingin sekali memakainya. "Hah, kenapa Kek?" "Karena tombak ini sudah memilihku. Aku yakin kamu akan memiliki senjata legendaris lainnya," jawab Kakek Hamzo. "Apa mungkin salah satu pedang legendaris itu?" "Aku gak tau, tapi semoga saja memang itu." Stev sedikit menggerutu karena Kakek Hamzo kurang yakin, tapi Stev harus tetap mencoba mengambil senjata pedang itu. Meski begitu, Kakek Hamzo memberi dukungan penuh kepada Stev agar semangat dan yakin bisa mendapat salah 1 pedang legendaris. Saat ini, Stev ingin memegang tombak legendaris yang dibawa Kakek Hamzo itu, dia sangat penasaran. "Wah, ini sungguh keren. Agak berat juga ya Kek," ucap Stev setelah diijinkan memegang tombak tersebut. "Iya, mungkin karena kamu bukan pemiliknya," balas Kakek Hamzo. Mereka makan siang bersama, istirahat secukupnya dan kata Kakek Hamzo, latihan untuk Stev sudah cukup untuk sekarang ini, jadi hari ini hingga besok pagi Stev tidak perlu latihan lagi, karena semua teknik beladiri dan kekuatan fisik sudah dikuasai Stev. Setelah istirahat, Stev memilih bermain-main dengan kambing dan monyet jantan, seperti berlarian, kejar-kejaran hingga saling lempar isi rambutan, Stev juga melakukan lari di pohon untuk memetik buah rambutan. Saat sore hari, dia bersantai dan mengobrol bersama Kakek Hamzo, ditemani para kambing dan monyet jantan di sekeliling mereka, tidak lupa juga mengunjungi para binatang betina. Saat itu, Stev memberi tahu Kakek Hamzo bahwa dia membawa pisau ajaib milik Khen, dia ingin menanyakan itu pada Kakek Hamzo. Sebelumnya, Stev memang menyembunyikan keajaiban pisau tersebut, dan Kakek Hamzo mengira itu adalah pisau biasa. "Apa? Pisau ajaib?" kaget Kakek Hamzo, dia meminjam pisau tersebut dan ingin mencari tahu lebih. "Ternyata memang benar, ini adalah pisau ajaib. Sebenarnya ini termasuk senjata legendaris, yaitu pisau legendaris. Ya, aku yakin sekali itu," ucap Kakek Hamzo, dia melihat dengan mata batin bahwa pisau tersebut memiliki aura berwarna ungu, tapi entah kenapa tidak bereaksi atau menunjukkan keajaibannya, mungkin karena tidak dibawa pemiliknya. Di dunia ini sebenarnya ada beberapa senjata legendaris, termasuk pedang, tombak dan pisau itu, masih ada lainnya yang belum diketahui. Pasti besok saat menghadiri turnamen, banyak senjata legendaris yang bermunculan. Stev terkejut mendengar itu, dia tidak menyangka sahabat terbaiknya memiliki pisau legendaris. Namun mereka tidak tahu persis seperti apa kekuatannya, sepertinya Khen juga belum memahami itu, suatu saat jika Stev pulang, dia kan memberi tahu ini pada Khen. Sedikit bisa diketahui bahwa pisau ajaib milik Khen bisa bergerak sendiri, atau bisa jadi digerakkan dari jarak jauh, seperti saat menusuk kelinci waktu itu, tapi uniknya, kenapa Stev bisa membuat pisau itu bergerak? Mungkin karena kemauan pisau legendaris itu sendiri atau pisau itu tahu bahwa Stev adalah sahabat terbaik Khen. Waktu terus berlalu, hari mulai gelap. Setelah Stev selesai mandi, dia dan Kakek Hamzo menghabiskan waktu di luar samping gua sambil menyalakan api unggun kecil, mereka juga bakar jagung dan ketela. Saat malam semakin larut, Stev dan Kakek Hamzo tidur di dalam gua agar hangat, dia dalam gua tidak gelap karena ada obor kecil yang dibuat oleh Kakek Hamzo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD