87. AKHIRNYA 3 ROH SUCI KEMBALI

1432 Words
Stev Diego Toshiro, Chely Veronia, dan Ricko Hasagi sempat pingsan sekian jam, namun akhirnya sadar kembali dalam keadaan baik-baik saja. *** Kini Stev dan teman-teman menuju ke tempat tinggal guru mereka, alias Kakek Hamzo. Mereka berjalan kaki dan perlahan menuju tempat tersebut, hal itu karena mereka masih lelah dan kekuatan energi mereka belum sepenuhnya pulih. Apalagi 3 roh suci mereka belum muncul, sehingga tidak bisa menggunakan lingkaran suci untuk berkendara ke sana. Menelusuri hutan demi hutan untuk mencapai tujuan, ketika mereka sampai di desa terdekat, mereka memilih untuk istirahat sejenak di situ, apalagi waktu sudah menjelang malam, matahari sebentar lagi tenggelam, dan perut terasa lapar, jadi istirahat sebentar sekalian mengisi asupan energi lebih baik. Kemudian mereka mampir di sebuah kedai yang dulu pernah disinggahi Stev, kedai saat Stev digoda wanita seksi waktu itu. Namun sayang sekali, kedai itu belum menjual nasi, mungkin karena kejadian mengerikan itu, ditambah para warga pasti masih shock dengan kejadian yang belum lama terjadi itu. Meskipun begitu, kedai tersebut tetap buka dan menjual minuman serta makanan kecil, cukup lumayan untuk ganjal perut. Sebenarnya kedai ini baru saja buka, jadi masih sepi tanpa ada pengunjung selain Stev, Chely, dan Ricko. "Hallo permisi!" sapa Stev, diikuti dengan senyuman Chely dan Ricko. "Silakan, tapi maaf kami belum menjual nasi," jawab pemilik kedai, dia seorang wanita paruh baya, dia memberi tahu menu yang tersedia. "Oh, gak apa-apa, Bu. Itu cukup bagi kami," jawab Stev kemudian pesan minuman sesuai selera, begitu juga dengan Chely dan Ricko. Tidak lupa mereka membeli gorengan dan cemilan untuk menemani minum mereka. Sebelum Stev dan teman-teman menuju tempat duduk, pemilik kedai teringat sesuatu. "Tunggu! Kalau gak salah, kamu adalah kesatria yang pernah mampir ke sini?" tanya pemilik kedai. "Uhmm, iya benar sekali, hehe!" jawab Stev. "Wah, senang sekali bisa bertemu dengan kamu lagi," ucap pemilik kedai, sementara Stev tersenyum, Chely dan Ricko hanya terdiam karena tidak ada hubungannya dengan mereka, namun mereka mendengarkan pembicaraan Stev dan pemilik kedai. "Aku yakin kalian semua adalah kesatria, nanti aku akan bertanya sedikit pada kalian. Silakan duduk dulu, aku akan buatkan pesanan kalian," lanjut pemilik kedai membuat mereka penasaran, namun mereka berpikir pasti mengenai bencana atau kejadian mengerikan itu. "Oke, Bu. Kami siap menjawab sebisa kami, terima kasih!" balas Stev. Selanjutnya mereka segera menuju tempat duduk. Stev dan teman-teman mengobrol santai dulu sambil menunggu pesanan datang, mereka membicarakan mengenai keadaan penduduk bumi, termasuk desa mereka, dan tempat ini. Meski tidak tahu keadaan saat ini, tapi merkea yakin bahwa semua penduduk di bumi pasti sudah terbangun dari koma. Sekian detik kemudian, pemilik kedai datang membawa pesanan minuman dan makanan. "Silakan dinikmati!" "Makasih Bu!" ucap Ricko mewakili semua. Ibu pemilik kedai tersenyum, setelah membiarkan mereka minum, dia mengajak bicara santai sambil makan dan minum "Uhmm, aku hanya ingin sedikit bertanya. Apakah di tempat kalian juga mengalami hal yang sama? Kejadian datangnya awan gelap mengerikan itu?" Stev dan teman-teman sedikit terkejut mendenar pertanyaan tersebut, "Iya, Bu. Kami mengalami hal yang sama. Tapi aku senang, akhirmya semua baik-baik saja?" jawab Stev. "Iya, aku juga bersyukur! Kami semua sangat bangga dan bertemia kasih pada pahlawan yang telah menyelamatkan bumi ini. Tapi, aku bingung, sebenarnya siapa orang jahat yang melakukan itu? Kami semua gak sadar setelah awan gelap masuk ke tubuh," ucap pemilik kedai, perkataan itu membuat Stev, Chely, dan Ricko tampak terkejut, namun berusaha bersikap biasa dan memberi senyum pada wanita paruh baya itu. Entah kenapa mereka mimilih untuk tidak memberi tahu bahwa mereka adalah para pahlawan itu, mungkin agar pemilik kedai tidak terkejut. Stev bertanya mengenai keadaan semua penduduk di sini, katanya semua sudah sadar dan baik-baik saja, tidak ada korban atau pun yang terluka akibat kejadian mengerikan itu. Sebenarnya aneh menurut pemilik kedai, tapi dia dan warga lain tidak mau memikirkan itu terlalu dalam, yang terpenting mereka semua selamat. Stev dan teman-teman lega mendengar semua selamat, mereka semakin yakin bahwa keluarga dan semua penduduk di dunia ini juga selamat. Setelah itu, pemilik kedai kembali ke tempatnya, karena dia melihat ada 2 warga lain yang datang dan ingin memesan makanan. Beberapa menit berlalu, Chely mengajak untuk melanjutkan perjalanan, meski waktu semakin gelap. Stev dan Ricko setuju karena ingin segera menemui Kakek Hamzo, lalu pulang ke rumah. Mereka beranjak dari kursi untuk menyelesaikan pembayaran, pemilik kedai menyarankan untuk tinggal di desa ini malam ini, namun mereka tidak bisa karena alasan tadi, pemilik kedai pun tidak bisa memaksa mereka dan hanya memberi pesan agar hati-hati di perjalanan. "Oke, Bu. Terima kasih atas semuanya. Semoga kedai ini terus maju dan semakin laris," ucap Stev. "Wah, terima kasih atas kunjungan kalian. Jangan lupa mampir lagi ke sini, hehe." "Siap Bu! Lain kali jika lewat desa ini lagi, pasti kami akan mampir," jawab Stev. Setelah semua urusan selesai, mereka bergegas melanjutkan perjalanan. Saat baru saja keluar dari desa itu, mereka melewati tempat sepi lagi, yaitu ladang. Mereka sempat terpana melihat indahnya ladang, ingin rasanya tinggal di sini, terutama Chely, namun hanya sebatas pikiran saja. Akhirnya waktu benar-beanr sudah gelap, mereka hampir memasuki hutan lagi, tapi mereka sudah menyiapkan tempat istirahat malam. Akan tetapi saat sedang duduk bersantai, pedang suci legendaris mereka bersinar emas, hal itu membuat semua terkejut. Pedang diletakkan di pinggir tempat duduk mereka yang terbuat dari dedaunan. Ternyata ketiga roh suci muncul dari pedang mereka, melihat itu mereka baru teringat. "Astaga bikin kaget saja kalian!" ucap Ricko setelah melihat para roh suci. "Akhirmya kalian datang juga, kami sunguh menanti kedatangan kalian loh," ucap Chely merasa bahagia, bahkan langsung mendekati roh Bafly dan memeluknya. "Makasih udah datang kembali," tambah Stev. Tampak semua tersenyum mengetahui 3 roh suci baik-baik saja, mereka sudah menganggap Draga, Bafly, dan Unico bagian hidup mereka. "Terus gimana ini sebaiknya, apa lebih baik kita segera menuju kediaman Kakek Hamzo?" tanya Chely. "Ide yang bagus, kita bisa istirahat di sana, di dalam gua, pasti lebih nyaman dan aman," balas Ricko. "Oke, aku setuju!" jawab Chely. Mereka meminta bantuan 3 roh suci agar sampai lebih cepat ke tempat kakek Hamzo, dengan senang hati, para roh suci menuruti keinginan mereka, apalagi itu semua demi kebaikan para kesatria. Stev, Chely, dan Ricko saling mendekat, kemudian 3 roh suci menciptakan lingkaran suci hingga mengurung semuanya, tentu saja lingkaran suci akan digunakan untuk kendaraan menuju kediaman Kakek Hamzo, karena sangat cepat dan praktis, para kesatria juga tidak akan lelah karena perjalanan, mungkin hanya sedikit mual jika terlalu cepat. Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit, akhirnya mereka sampai juga, padahal jarak menuju tempat Kakek Hamzo sangat jauh. "Yeah, sampai juga kita!" "Apa kalian mual?" tanya Draga. "Uhmm, sedikit. Tapi ini gak masalah, apalagi ini jalan terbaik," jawab Stev. "Kalian tenang saja, gak perlu khawatir. Kami baik-baik saja kok," tambah Chely. "Oke!" Tiba-tiba ada suara seseorang memanggil agak keras. "Hey, apa yang kalian lakukan di situ?" "Whoaa!" kaget mereka. "Ya ampun Kakek Hamzo, bikin kaget saja!" ucap Chely, tampak Stev dan Ricko mengelus d**a karena masih kaget. "Hahaha! Dasar penakut!" balas Kakek Hamzo yang duduk di atas batu besar dekat gua. "Ah, Kakek nakal!" ucap Ricko, lalu melompat ke atas batu tersebut, dia langsung mencium tangan kanan gurunya itu. Ricko merasa berterima kasih kepada gurunya, karena berkat beliau, dia bisa menjadi kesatria hebat. Stev dan Chely pun begitu, mereka segera mencium tangan kanan Kakek Hamzo dan mengucapkan terima kasih. Semua bahagia bisa bertemu dengan kakek baik tersebut, bahkan berkat beliau, mereka menjadi pahlawan yang berhasil menyelamatkan dunia. Kakek Hamzo juga bangga pada mereka, semua ini sesuai dugaannya megenai Stev, Chely, dan Ricko yang sudah terpilih menjadi kesatria hebat dan pemilik pedang suci legendaris. Ketiga roh suci masih di bawah melihat mereka, mungkin karena belum mengenal Kakek Hamzo jadi menunggu dulu. Namun Kakek Hamzo ingat akan keberadaan mereka, lalu berkata, "Tunggu! Siapa mereka? Dari mana kalian bertemu dengan mereka?" "Oh iya. Kita belum mengenalkan mereka," jawab Stev. Selanjutnya, mereka mengenalkan 3 roh suci tersebut kepada Kakek Hamzo, termasuk asal mereka. Kakek Hamzo terkejut mendengar itu, dia tidak menyangka ada makhluk suci di dalam pedang legendaris. Kakek Hamzo sempat berpikir kenapa tombak legendaris miliknya tidak ada makhluk semacam itu, mungkin karena pedang suci legendaris sangat khusus, sepertinya 3 pedang itu merupakan senjata legendaris terkuat yang ada di dunia ini, sungguh menarik. Stev dan teman-teman juga menceritakan pada beliau bahwa 3 roh suci telah membantu para kesatria dalam menyelamatkan dunia. Kakek Hamzo terkesan mendegar itu, beliau mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Setelah bercerita cukup, Kakek Hamzo mengajak semua makan bersama, beliau sudah yakin bahwa para muridnya akan datang menemuinya, jadi dia memperisapkan sesuatu sebelum mereka datang. Stev, Chely, dan Ricko sangat senang mendapat itu, apalagi saat ini mereka sangat lapar. Mereka segera makan bersama hidangan yang disediakan Kakek Hamzo, tidak lupa mengucapkan terima kasih. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD