Hari pertama Alea bangun pagi dengan badan yang terasa berat. Kepalanya pusing, perutnya mual. Ia tidak bisa tidur semalam, tuntutan agar ia harus memilih antara Reno, dan Lee, membebani pikirannya. Dengan meraba-raba, Alea memijit bell untuk memanggil asisten rumah tangganya. Saat pintu terdengar diketuk, dengan malas Alea turun dari ranjang, lalu menyeret langkahnya menuju pintu, sambil menggulung rambutnya ke atas. Dibukanya pintu, Tumini berdiri di hadapannya. "Panggilkan Lee," ucapnya, sebelum Tumini sempat bertanya. "Baik Nyonya," Tumini memutar tubuhnya, siap melaksanakan perintah Alea. Alea kembali ke atas ranjang, ia berbaring sambil memijit keningnya. Cukup lama ia menunggu, Lee belum datang juga. Ia berbaring dengan satu kakinya ditekuk, pahanya dibuka sedikit. Saat ses