Alea membuka matanya, ia merasa kasur yang ia tiduri tidak seempuk biasanya, tapi terasa liat, dan lembab.
Alea menundukan kepala, untuk melihat tempat yang ia tiduri, matanya melebar saat menyadari bukan kasur yang ada di bawah tubuhnya, tapi ....
"Lee!?" Alea terlompat bangun dari berbaringnya, amarah membayang di wajah dan tatapannya.
"Kurang ajar, apa yang sudah kau lakukan padaku, hahh!?" Alea memukul Lee dengan membabi buta. Lee terjengkit bangun, lalu menangkap kedua tangan Alea.
"Nyonya, anda yang sudah kurang ajar pada saya!" seru Lee sambil menggenggam kedua lengan Alea.
"Apa maksudmu!?" mata Alea melotot gusar.
"Anda datang ke kamar saya, lalu memperkosa saya. Apa anda tidak sadar sedang berada di mana?"
"Apa!?" Alea mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Lee memang benar, ini kamar Lee, bukan kamarnya.
"Anda yang sudah memperkosa saya, Nyonya. Lihatlah posisi anda, bahkan anda belum melepaskan milik saya dari dalam tubuh anda!"
Alea menatap tubuh telanjangnya, yang duduk di atas tubuh Lee. Sesuatu yang bergerak membesar di dalam tubuhnya, membuat matanya ikut membesar. Tapi, anehnya hal itu tidak membuatnya bangkit dari atas tubuh Lee.
Sesaat kemudian, kesadaran Alea datang, ia ingin turun dari atas tubuh Lee, tapi Lee menahan Alea.
"Sekarang giliran saya, Nyonya." Bisik Lee di depan wajah Alea.
"Apa maksudmu?" mata Alea menatap gusar.
"Tadi malam saya sudah melayani napsu anda selama hampir tiga jam. Pagi ini, anda harus membayar dengan melayani saya, tidak perlu tiga jam, cukup satu kali saja."
"Apa!?" tangan Alea terangkat, siap menampar pipi Lee, tapi Lee menggenggam telapak tangan Alea.
"Jangan marah Nyonya. Anda bersedia melayani saya, atau akan saya perlihatkan pada Tuan Reno, video betapa ganasnya anda semalam memangsa saya?" ancam Lee. Wajah Alea terlihat pias, rahangnya mengeras.
"Jangan coba-coba mengintimidasiku, Lee!"
"Saya tidak sedang mengintimidasi Nyonya, saya hanya ingin memberikan pilihan saja. Tadi malam itu luar biasa Nyonya, Nyonya hebat sekali, milik saya terasa hampir patah karena keganasan Nyonya." Lee menundukan kepala, disapu bahu telanjang Alea dengan lidahnya.
"Jangan kurang ajar Lee!" Alea mendorong bahu Lee dengan kuat. Ia ingin turun dari atas tubuh Lee. Kali ini Lee tidak berusaha mencegahnya, cukup baginya bisa mempermainkan Alea, yang selama ini selalu bersikap galak, dan judes padanya.
"Mandi yang bersih Nyonya, langsung ke dokter. Saya takut anda tertular penyakit saya," ujar Lee saat Alea mengambil, dan memasang jubahnya.
Kepala Alea menoleh, tatapannya seakan mata elang yang tengah menatap mangsanya.
"Apa maksudmu? Kamu punya penyakit apa!?" Alea berdiri di hadapan Lee, yang duduk dengan kaki menjuntai di tepi dipan, tanpa ia merasa perlu menutupi ketelanjangannya.
Lee balas menatap Alea, senyum mengejek tersungging di bibirnya.
"Jawab aku Lee!" Alea memukul bahu Lee, ia marah karena senyum mengejek Lee. Ia marah, karena Lee mempermainkan perasaannya.
Lee tertawa nyaring, hatinya senang sekali karena bisa mempermainkan Alea, majikan yang super galak baginya.
"Kenapa kamu tertawa, hahh!?" kali ini Alea memukul Lee dengan kedua tangannya.
"Bagi yang punya pasangan, penyakitku tidak berbahaya Nyonya, tapi akan berbahaya bagi yang belum menikah."
"Apa maksudmu!?"
Lee memutar tubuh Alea dengan satu gerakan, didorong Alea hingga bagian tubuhnya mengenai dinding.
"Kau ingin apa, Lee!" Alea berusaha melepaskan diri dari pegangan Lee. Lee menyingkap bagian bawah jubah Alea. Lalu ditariknya pinggul Alea, dan ....
"Ooh," Alea tidak bisa menahan suaranya, saat milik Lee masuk ke miliknya, melalui belakang tubuhnya.
"Penyakitku menular Nyonya, kau ingin tahu apa?" Lee menjilat daun telinga Alea lembut, membuat tubuh Alea bergidik, karena bulu tubuhnya yang terasa meremang.
"m***m, sebentar lagi, kau akan tertular kemesumanku," bisik Lee.
"Aku akan mengadukan kelakuanmu pada Mas Reno, Lee!" ancam Alea.
"Adukan saja Nyonya, ingatlah bahwa anda yang sudah memulai semua ini. Dan aku adalah tipe pria yang jika sudah merasakan nikmat, tidak akan bisa berhenti untuk menikmatinya." Lee mendorong tubuhnya, kedua tangannya menahan pinggul Alea.
"Hentikan Lee!" Alea menolehkan kepalanya, tatapannya tajam pada Lee. Bukannya berhenti, Lee justru memagut bibir Alea, dan semakin cepat memaju mundurkan tubuhnya. Alea meringis, merasakan sakit di sekujur tubuhnya, rasa sakit yang bercampur dengan rasa nikmat. Tanpa sadar, Alea sudah mengimbangi gerakan Lee, bahkan lidahnya bermain bersama lidah Lee.
Lee tidak perlu lagi menahan pinggul Alea, karena Alea suka rela bekerjasama dengannya, untuk mencapai titik klimaks mereka.
Kedua tangan Lee berpindah ke d**a Alea, diremas-remasnya kuat buah d**a Alea. Sedang tangan Alea menarik tengkuk Lee, untuk memperdalam ciuman mereka.
Alea seperti kembali kehilangan akal sehatnya. Selama menjanda ia mampu bertahan dari semua godaan pria, tapi kali ini ia merasa terjatuh dalam kubangan hasrat yang menenggelamkannya. Dan sulit untuk muncul ke permukaan.
Lee mengangkat tubuh Alea, dibaringkan di atas dipan, ia menaiki tubuh Alea, dan kembali menyerang Alea dari bagian depan.
Penyakit m***m Lee benar-benar kumat, ia tidak bisa berhenti di saat sudah merasakan nikmat. Ia lupa akan janjinya pada Reno, untuk menjaga Alea, sampai tiba waktu Alea ia ceraikan, dan kembali menikah dengan Reno.
'Masa bodoh dengan semua itu. Pernikahan ini tidak akan sah jika aku tidak menggauli Alea, bukan. Maafkan aku Tuan Reno, tapi mantan istri anda ini membuatku tidak bisa berhenti bermesum ria dengannya.'
Kali ini Lee benar-benar menikmati setiap jengkal tubuh Alea, tidak seperti semalam, saat Alea yang menguliti habis tubuhnya, dengan sapuan lidah, dan kecupan bibir.
Alea yang galak, Alea yang judes, kali ini harus takluk di bawah kuasa Lee. Lee yang sering ia bentak, sering ia pelototi.
'Jangan pongah Lee, ini untuk pertama, dan terakhir kalinya kau menyentuhku, aku pastikan hal itu!'
BERSAMBUNG