Persahabatan Dara dan Shella

2040 Words
"Dara, ini udah waktunya bayar semesteran. Paling lambat tanggal delapan belas bulan ini, kamu belum tua kan? Kamu pasti ingat kita udah tinggal skripsi aja, kan?" Ucap Shella dengan menggebu-gebu saat menghampiri Dara di salah satu kursi taman yang ada di kampus. "Iyaa, aku ingat kok. Tapi, aku belum ada uangnya Shel. Kamu tahu kan ayahku baru keluar dari rumah sakit itu semalem. Uang yang udah ku tabung buat bayar semesteran habis, buat nalangin biaya rumah sakit ayah. Sedangkan ibu belum ada uang buat gantiin uang kuliah ku." Balas Dara dengan wajah sendunya yang menatap ke arah Shella, sahabat baiknya selama berada di kampus. "Oh My God. Gue turut prihatin ya Dar. Semoga setelah ini, nyokap Lo bisa segera punya duit buat gantiin duit kuliah Lo ya. Sebelum tanggal delapan belas, masih ada waktu semingguan lagi, bisalah ya Dar, yang penting Lo harus tetep semangat jangan malah loyo. Sayang banget loh, cuma tinggal skripsi aja kita tuh." Ucap Shella lagi yang memandang ke arah sahabatnya dengan tatapan kasihan. "Iya, gue tahu. Thank you banget ya Shel, Lo emang selalu ada buat gue." Balas Dara sambil tersenyum dengan manis ke arah Shella. "Iya, Lo tenang aja. Kita kan sahabatan udah dari lama. Pastilah gue bakal dukung Lo terus." Ucap Shella sambil memeluk tubuh dara dari samping. "Shel, Lo ada nggak channel apa gitu, lowongan kerja buat gue? Yang bisa gue kerjain part time, tapi dalam waktu seminggu bisa dapet duit paling nggak sepuluhan juta lah. Ada nggak?" Tanya Dara pada Shella, sesaat setelah dua sahabat tersebut saling melepaskan pelukan masing-masing. Shella tidak langsung menjawab apa yang di tanyakan oleh Dara. Kedua alisnya yang saling menyatu menandakan bahwa dia sedang berfikir keras. Sepertinya, Shella sedikit tidak mengerti dengan permintaan dari Dara. Mendapatkan uang sepuluh juta dalam waktu seminggu? Apakah bisa? "Lo kalo mau ngelawak jangan nanggung-nanggung dong say, yang bener aja seminggu dapet sepuluh juta? Ya bisa sih, asalkan Lo nikah sama anak raja. Ya mungkin bisa ya. Bahkan Lo nggak perlu kerja keras, cukup ongkang-ongkang kaki aja, beres dah tiap masalah hidup lu." Omel Shella panjang lebar yang malah membuat Dara tertawa terbahak-bahak. "Hahaha... Baru tahu deh gue, kalo Lo bisa seabsurd itu ya Shel." Balas Dara dengan di iringi tawanya yang membahana. Beruntung, mereka berdua sedang berada di lokasi taman yang cukup luas dan sepi pengunjung. Sehingga, tawa yang keluar dari mulut Dara tidak terlalu mengganggu orang lain. "Ya lagian kamu sih, nggak jelas banget." Omel Shella lagi yang membuat tawa Dara semakin kencang. Begitulah cara komunikasi Dara dan juga Shella. Terkadang mereka akan menggunakan panggilan aku-kamu. Dan, bisa berubah-ubah lagi menjadi lo-gue. Tergantung dari mood mereka berdua saat mengobrol bersama. Namun, hal tersebutlah yang membuat keduanya semakin dekat dari hari ke hari. "Cabut yuk, udah jam 12, kayanya gue harus cari kerjaan sampingan dulu deh, nggak mungkin kan gue tetep nganggur di saat gue sedang butuh banyak uang." Ucap Dara yang tiba-tiba sudah kembali lagi dalam mode serius. "Gampang aja, kita cari aja di internet, lowongan pekerjaan yang bisa cepat menghasilkan." Ucap Shella yang memberikan saran terbaik yang bisa dia berikan pada Dara. "Good. Masalahnya, laptop gue belum bener. Masih ada di kang servis, sedangkan hape gue, you know lah yaa, nggak ada kuotanya. Pake wifi kampus, Lo juga tahu lemotnya bisa sampe bikin orang tawuran karena pada nggak sabar. Terus pake apa gue bisa cari lowongan di internet, hm?" Tanya Dara yang sepertinya sudah mulai tidak sabar dengan setiap masalah yang membelit hidupnya saat ini. "Sewot Mulu sih lu, kalem aja sih. Sekarang Lo ikut gue dulu deh, kita ke kantin bentar, gue laper. Habis isi perut nanti baru kita mikir masalah Lo. Oke?" Ucap Shella yang sudah kehabisan kata-kata dalam menghadapi temannya yang sungguh ajaib tersebut Tanpa menunggu jawaban dari Dara, Shella bergegas berjalan lebih dulu dan meninggalkan Dara yang sedang terpaku di kursi taman. Sepuluh langkah dia berjalan, Shella kembali menoleh ke arah Dara yang ternyata tidak mengikuti jejak langkah kakinya. "Bener-bener ya nih anak. Di bilang ikutin gue, malah dia diem-diem aja disitu. Hih!" Sungut Shella yang sepertinya telah kehabisan stok kesabaran yang dia miliki. "Dara, ayolah. Bengong aja Lo, ngapa sih? Lo nggak punya duit buat makan di kantin?" Ucap Shella secara spontan sambil menarik sebelah tangan Dara agar bergegas mengikuti langkah kakinya. "Iyaa Shel, duitku cuma cukup buat ongkos naik angkot doang. Kamu aja deh yang makan ke kantin. Aku mau langsung pulang aja. Nggak apa-apa kok." Balas Dara yang kini tengah menatap kosong entah ke arah mana. "Jangan gitu, Lo jangan kaya orang yang ngga punya harapan hidup dih Dar. Ada gue. Lo bisa pinjem duit gue dulu. Biasanya juga kalo gue yang nggak punya duit, Lo kan yang minjemin gue? Sekarang gantian aja. Nggak usah lebay gitu sih lo. Hidup Lo nggak akan hancur cuma karena Lo nggak bisa bayar duit semesteran. Calm down baby, tenang ada gue, oke?" Jelas Shella panjang lebar yang masih mencoba untuk membujuk Sara agar mau mengikutinya ke kantin. "Tapi gue malu, Shel." Balas Dara singkat dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Oh, s**t. Kenapa sih Dara harus pakai nangis segala?" Teriak Shella yang kedua matanya kini ikut berkaca-kaca. "Elu juga, pake nangis. Ah, elah." Balas Dara sambil tertawa dengan air mata yang terus mengalir dari kedua sudut mata indahnya. "Ini gara-gara elu Dar, makanya mataku jadi begini. Ah, eyeliner gue nggak waterproof lagi, item semua dah ini make up ku. Aahh... Dara... Nyebelin banget sih ah." Rengek Shella yang merasa kesal pada Dara karena membuat make up-nya menjadi hancur dan tidak enak lagi di pandang. "Ya, salah kamu sendiri toh yaa... Kenapa pakai ikutan nangis segala. Kalau aku kan udah jelas, ya karena aku lagi sedih makanya nangis. Lah kamu?" Ucap Dara sambil mengelap kedua sudut matanya dengan tissue. "Ya aku juga sama karena sedih juga." Balas Shella yang tidak mau kalah. "Udahlah, antar aku ke toilet. Ayooo..." Sambung Shella lagi sambil menarik sebelah tangan Dara dengan terburu-buru. "Pelan-pelan loh, kamu tuh calon pengantin, tapi kok ngga ada lembut-lembutnya. Mimpi apa Toni bisa jatuh cinta sama perempuan kaya kamu." Sungut Dara karena merasakan sakit di tangannya akibat di tarik oleh Shella. "Bodo amat. Ayoo cepet kita ke toilet." Balas Shella sambil menutupi setengah wajahnya dengan tissu. Tanpa banyak penolakan dan drama dari Dara. Akhirnya, mereka berdua pun telah sampai di toilet kampus yang cukup bersih. Keduanya masuk ke dalam toilet. Shella mulai membersihkan wajahnya yang menghitam akibat menangis dan membuat eyeliner nya luntur. Sedangkan Dara, dia hanya diam memperhatikan tangan ajaib Shella yang begitu cekatan mengusap pipinya yang mulus. "Shel... Kalo Lo nikah sama Toni, apa kita masih bisa bareng kaya gini? Katanya kan kalo udah nikah mah, seluruh hidup kita cuma buat sang suami seorang. Bener gitu apa ih?" Ucap Dara yang spontan memecah keheningan diantara dirinya dan juga Shella. "Ya nggak tahu juga, Dar. Tapi katanya sih emang gitu. Tapi kan nanti Toni mah nggak akan ada disini. Kita kan LDMan. Ya, bisalah kita bareng-bareng gini sesekali mah. Kenapa gitu Lo nanyain gituan? Pengen nikah juga?" Tanya Shella dengan seutas senyum yang mengejek dan kedua alis yang di buat naik dan turun. "Yeee... Belom lah. Mikirin duit semesteran aja gue pusing, masa iya sih udah mau mikirin ngasih makan apa buat orang lain. Gile aje. Gak lah, gue belum siap." Balas Dara yang mengelak dengan tuduhan yang di berikan Shella padanya. "Ya kan kirain. Lagian Lo duluan yang tanya-tanya soal pernikahan kok, kenapa jadi Lo yang sewot sih." Ucap Shella pelan sambil sebelah tangannya tetap konsisten membersihkan bekas eyeliner yang luntur di pipi mulusnya. "Tau ah, berisik Lo." Balas Dara yang sedikit salah tingkah karena sempat di tuduh ingin segera menikah juga, namun sayang belum ada laki-laki yang sudi meminangnya. "Yeee, sewot Mulu. Lagi PMS Lo?" Sindir Shella lagi yang semakin membuat Dara mencak-mencak. "Kelamaan Lo, gue tinggal dah, bye." Balas Dara sambil bergerak meninggalkan Shella seorang diri di dalam toilet kampus. "What the f**k! Gilaa nih anak, ngambek beneran anjir. Bentar Dara. Ngamuk mulu ih." Teriak Shella yang panik karena dara benar-benar bergerak meninggalkannya dan menjauh dari toilet. "Daraa... Tungguin gue." Teriak Shella lagi yang refleks langsung membereskan semua peralatan make-upnya dan bergegas keluar dari toilet untuk mengejar Dara. Sayangnya, tali sepatunya ternyata terlepas dan saling terinjak satu sama lain. Sehingga, saat Shella berbalik badan dan mulai melangkahkan kaki, dia malah terjatuh di depan pintu toilet. Sontak saja kejadian langka tersebut, membuat Shella menjadi objek bahan tawa dari para mahasiswa lain yang kebetulan berada di dekat toilet. "Gimana sih Shel, Lo lagi cosplay jadi putri duyung apa gimana? Kok malah tiduran di lantai kaya gini sih?" Ucap Dara dengan santainya sambil membantu Shella untuk berdiri. Ternyata, Dara tidak benar-benar meninggalkan Shella sendirian di toilet. Dia hanya keluar dari pintu dan menunggu Shella di depan pintu toilet. Sialnya, Shella memiliki karakter yang sedikit ceroboh dan grasak-grusuk yang membuatnya malah terjatuh dan menjadi tontonan mahasiswa lain. Dan, dengan sabar Dara membantu Shella untuk bisa berdiri dan tidak lagi menjadi bahan cemoohan. "Sialan Lo. Gara-gara Lo nih, gue jadi jatuh." Teriak Shella dengan wajahnya yang sudah merah padam. "Loh.. Loh.. Lo jatuh sendiri, kok malah nyalahin gue sih. Masih untung gue mau bantuin Lo berdiri. Nggak jelas Lo." Balas Dara dengan santainya sambil menahan tawa karena mengingat bagaimana cara jatuh Shella tadi. "Berisik, pokoknya Lo harus traktir gue makan di kantin. Gue nggak mau tahu Lo punya duit apa kagak." Ucap Shella dengan berapi-api yang membuat Dara malah tertawa dengan geli. "Ya.. Ya.. Terserah Lo. Yaudah ayo ke kantin." Balas Dara yang dengan santai menuruti apa yang di inginkan oleh Shella sebelum dia kembali mengeluarkan jurus menyebalkannya. Keduanya berjalan bersama menuju kantin setelah sebelumnya Shella memperbaiki make up-nya sekali lagi di kaca toilet. Rasa kesal dan malu masih begitu mendominasi Shella, sehingga dia hanya diam dan tidak terlalu banyak bicara seperti sebelumnya. Dara yang sudah mengetahui karakter sang sahabat pun, tidak terlalu menanggapi dengan serius. Meskipun begitu, dia tetap berada di sisi Shella yang memang sedikit kekanak-kanakan namun memiliki sifat yang menyenangkan. Bagi Dara, Shella sudah seperti seorang keluarga dan bukan lagi sekedar sahabat yang mengisi hari-harinya. Itulah mengapa, Dara tidak pernah benar-benar meninggalkan Shella meskipun perangai yang di tunjukkan kerap kali membuatnya darah tinggi. "Jalannya pelan-pelan aja, biar nggak jatuh lagi." Ucap Dara saat melihat Shella yang berjalan dengan sedikit lari. "Biar cepet sampe kantin, gue udah laper." Balas Shella yang sedikit tidak perduli dengan apa yang dikatakan oleh dara. Menyebalkan sekali kan si Shella ini? Tapi, hal tersebutlah yang justru membuat Dara betah berteman dengan Shella. Bahkan, sampai keduanya menjadi sahabat dekat. "Pesen apa?" Tanya Dara saat melihat Shella malah duduk di salah satu meja makan dan memainkan ponsel miliknya. "Terserah lo aja." Balas Shella dengan tak acuh tanpa menoleh sedikitpun ke arah Dara. "Kan, nggak jelas kan. Tadi aja mutung-mutung karena kelaparan, sekarang jawabnya terserah, emang dasar perempuan tulen Lo." Ucap Dara yang tidak mengerti dengan perangai Shella, yang menurutnya sedikit sulit di mengerti. "Yeeee, sewot, emangnya Lo bukan cewek tulen gitu?" Balas Shella yang semakin tak mau kalah. Kesal, Dara lebih memilih tidak menjawab apa yang di katakan oleh Shella. Dia bergegas bangkit dari tempatnya duduk, dan memilih menu makanan sederhana yang porsinya banyak, rasanya enak dan tentunya harganya yang murah. Setelah memesan, dia segera kembali mendekat ke arah Shella yang masih saja fokus pada ponselnya. Sambil menunggu pesanan mereka diantar, dara di kejutkan dengan suara teriakkan dari Shella yang membuat semua mata pengunjung kantin menuju ke arah mereka. "Daraa... O.. M.. G... Lo liat ini." Teriak Shella sambil menunjuk ke arah layar ponselnya dengan begitu histeris. "Daraaa.... Ini cocok banget buat Lo, yang pengen dapet duit sepuluh juta dalam waktu seminggu. Thanks God. Akhirnya Lo kabulkan keinginan Dara secepat ini." Teriak Shella lagi sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan sebagai tanda bahwa dia sedang bersyukur. "Ap.. Apaan ini Shel? Lo.. Lo.. Nggak salah ngasih gue kerjaan macam ini?" Balas Dara dengan tergagap karena tidak menyangka akan mendapat pekerjaan yang sungguh di luar ekspektasinya. "Nggak... Ini sesuai banget buat Lo. Jangankan seminggu dapet sepuluh juta. Ratusan juta juga pasti bisa Lo dapetin." Ucap Shella lagi yang membuat bulu kuduk dara menjadi meremang. "Gila... Kayanya Shella jadi nggak waras deh gara-gara tadi cosplay jadi putri duyung." Gumam batin Dara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. ... Bersambung Jangan lupa like komen dan share...

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD