Anima baru sadar setelah beberapa menit kemudian. Tapi dia tidak lagi berada di kawasan sekolah, tapi di rumah sakit. "Masih mual?" tanya Galih pada sang putri. "Gak terlalu, acaranya gimana pa? Maaf Anima repotin papa!" Anima mengusap perutnya dengan mata terpejam, karena masih sedikit mual. Galih menggeleng, putrinya masih memikirkan acara itu di saat kondisinya seperti ini. Dia menoleh ke arah pintu, ada seorang pemuda dan gadis cantik yang ingin masuk ke dalam. "Masuklah!" pinta Galih pada keduanya. "Kamu gak papa?" Dika langsung bertanya, mengejutkan Galih dan gadis di sisinya. Karena Dika panggil Anima dengan sebutan kamu, padahal kurang pantas dengan jarak usia mereka yang cukup jauh. "Gak papa. Makasih!" Anima memperhatikan seragam mereka yang berbeda. Karena seragam yan