Sebuah Niat yang Jungkir Balik “Mungkin kau lupa, dari rahim siapa kau dilahirkan?” Nyonya Tami berdiri di sudut kamar menghadap jendela. Hardi mengikuti dari belakang dan ia terus melihat ke arah ibunya yang senantiasa membuang muka. “Bisa-bisanya kau menjatuhkan harga diri ibu di depan Sonya!” Sang ibu merasa anaknya sedang berlaku tak adil padanya. “Bu, sebenarnya bukan begitu maksudku! Makanya dengarkan dulu!” Hardi memegang kedua bahu ibunya dan berusaha menenangkan wanita tua tersebut. Bergaya sok jual mahal, Nyonya Tami malah memalingkan muka menjauhi anaknya. Namun sepertinya Hardi tak pantang menyerah. Sama seperti ketika merayu Sonya sebelum ini, dia juga melakukan hal-hal serupa untuk mengambil lagi hati ibunya. Dipeluknya sang ibu dari belakang, lalu ia juga mengecu