Meninggalkan Kebun Stroberi dengan hati yang berbunga dan wajah berseri-seri bercampur sedikit peluh membasahi dahinya, Vanya merasa puas sekali. Ia sampai lupa makan. Makan dalam artian makan-makanan berat. Sarapan terlewatkan. Makan siang? Entahlah.. Berdua bersama Lian, Vanya merasa sudah kenyang. Apalagi kini, ketika Vanya duduk manis di samping Lian yang sedang fokus mengemudi. Saking fokusnya memandangi wajah Lian, Vanya sampai tidak sadar bila perutnya berbunyi. Ia lapar. Tapi rasa laparnya itu terkesampingkan karena hadirnya Lian di sisi Vanya. Berbeda halnya dengan Lian yang sadar bahwa Vanya kelaparan. Gadis ini benar-benar aneh. Memangnya hanya dengan memandangi wajahnya rasa laparnya itu bisa hilang? Hah..makan itu cinta! Lian berinisiatif untuk mengajak Vanya makan. Bukan