Setelah selesai dibuahi, A Mi membantu Ma Lu untuk berbaring terlentang dan mengangkat kedua kakinya ke atas agar memastikan semua benih Jun masuk ke dalam rahim anak jenderal itu. Tak lama kemudian, kedua kaki itu diturunkan kembali. A Mi juga kemudian menjilat semua bekas bekas cairan s****a di v****a sang calon ibu. Setelah v****a itu bersih, A Mi mendekati wajahnya ke wajah calon ibu itu dan A Mi mengucapkan selamat sudah melewati proses pembuahan rahim sambil mencium bibir dan kening Ma Lu.
Sekarang A Chao yang dari tadi sudah melihat langsung Ma Lu dibuahi oleh Jun langsung mengulurkan tangannya mencari b***************n Jun. Setelah berhasil diraih, p***s itu langsung dimasukan ke v****a nya. A Mi melakukan hal yang sama ke A Chao. p****g s**u A Chao dimainkan dan A Mi berkata dengan lembut di telinga A Chao.
"Dek A Chao. Kamu akan dibuahi sebentar lagi. Kamu akan mengandung anak dari seorang pahlawan negara. Benih nya akan segera membuahi rahim mu dan kamu akan menjadi seorang ibu. Persiapkan dirimu agar kamu bisa menjadi ibu yang baik." Kata A Mi sambil mengecup kening sang gadis cantik dan membelai lembut wajahnya. Entah kenapa, kata kata dari A Mi malah menambah gairah A Chao.
Dikarenakan rangsangan tambahan di p******a itu, A Chao langsung mendapatkan o*****e nya dan Jun menyusul dengan mengeluarkan semua s****a nya di dalam v****a selir itu. Proses sama juga dilakukan oleh A Mi. Kedua kaki selir itu diangkat tinggi agar memastikan semua benih Jun berhasil masuk ke rahim A Chao. Setelah beberapa saat, kaki itu diturunkan kembali dan A Mi lagi lagi menjilati semua s****a yang tersisa di v****a A Chao.
"Kak. Tolong jangan begitu kak. Kakak tak pantas. Kami hanya selir." Pinta A Chao yang sebenarnya juga menikmati v****a nya dijilat oleh A Mi. "Dek. Kamu adalah adik ku. Kakak hanya melayani kalian. Biarkan kakak melakukan Ini." Kata A Mi sambil tersenyum manis. "Selamat ya dek. Kamu akan menjadi ibu dengan mengandung benih suami kakak. Jadilah ibu yang baik." Kata A Mi sambil menggenggam tangan A Chao.
Gang Gu kini akan mendapatkan jatahnya. v****a dia sudah basah dan dia masih sangat terangsang. "Dek A Gu. Kamu akhirnya mendapatkan benih suami kakak. Jangan merasa minder dan kecil hati karena p******a mu kurang montok. Kelak setelah kamu hamil, p******a mu akan membesar karena akan menyusui anakmu kelak. p******a adik sebetulnya lumayan hanya sedikit lebih kecil saja dari kami bertiga. Jangan sedih. Kak Jun kelihatannya sangat menyukai p******a kamu." Kata A Mi menghibur sang adik sambil mencium wajah cantik nya dan kening nya.
"Dek. A Gu. p******a mu itu membuat dirimu terlihat awet muda. Ingat pesan kakak. Jangan kecil hati dan sedih ya. p******a mu ini masih bisa membesar. Kamu adalah wanita dan p******a yang sedang tumbuh ini tanda kalau rahim kamu sudah bisa dibuahi dan bisa memberikan keturunan untuk suamiku. Kakak sayang kalian semua" kata A Mi sambil membelai dan mencubit pelan wajahnya A Gu yang cantik dan imut itu.
Jun kemudian mengusap p****t A Gu dan A Gu langsung menoleh ke belakang mencari p***s itu. Setelah p***s itu dimasukan oleh A Gu, Jun langsung memompa dengan kecepatan tinggi. "Ohhhhh kak Jun. Nikmatnya.... ohhhhh... kakak A Mi... enak.. Tolong.. kak Jun... buahi rahimku segera.. ahhhh" teriak Gang Gu yang cepat terangsang dan tanpa bantuan A Mi, o*****e itu tiba sendirinya yang disusul oleh Jun.
Hebatnya mereka berdua mendaparkan o*****e secara bersamaan. Seperti mereka berdua. Kedua kaki A Gu yang indah seperti busur panah itu diangkat tinggi agar proses pembuahan rahim nya berhasil. Tak lama kemudian, kaki nya diturunkan oleh A Mi. Air mata keluar membasahi wajah cantik imut nya. A Mi membersihkan v****a A Gu dengan lidahnya. A Mi kemudian mencium p******a A Gu dan meraba raba gunung kembar itu. "p******a adik A Gu tetap bisa menghasilkan s**u untuk anakmu nanti." Kata A Mi sambil tersenyum dan mencium bibir A Gu.
Semua permukaan v****a dijilat sampai bersih. A Mi kemudian mengucapkan selamat lagi ke A Gu karena dia akan menjadi ibu. Setelah v****a A Gu bersih, A Mi melakukan tugasnya sebagai istri yang baik. Kemaluan Jun yang sudah membuahi 3 Wanita itu dijilat dan dibersihkan dengan mulut serta lidahnya. Jun pun mendesah karena sensasi luar biasa. Setelah bersih san mengkilap, Jun kemudian mencium istri nya dan Sang istri dipeluk erat.
A Mi didudukkan di pangkuan sang suami. "Terima kasih istriku. Aku telah melakukan tugasku. Semoga anak anak yang dilahirkan mereka bertiga akan menjadi pahlawan sejati. Mereka semua akan membuat kita bangga." Kata Jun sambil mencium kening istrinya. "Suamiku. Terima kasih sudah mau membagi benih mu ke mereka. Aku bangga menjadi istrimu." Kata A Mi. A Mi kemudian berdiri dan meminta mereka bertiga saling berpegangan tangan.
Jun tersenyum puas dengan hasil kerja kerasnya. Dia juga senang dan tenang melihat A Mi sangat sayang dengan 3 calon ibu itu. Tak lama kemudian, A Mi meminta mereka ke kamar mandi untuk dimandikan. Dengan penuh kesabaran dan kasih, A Mi membersihkan tubuh ketiga adik adik nya sampai bersih dan Sang suami juga dimandikan oleh A Mi. Setelah acara pembukaan rahim selesai, mereka berempat tidur bersama.
Besok nya L Jun melakukan inspeksi akhir dan persiapan untuk perang. Beberapa penduduk sipil juga akan membantu. Inilah saat yang ditunggu oleh Jun. Dia sudah tak sabar ingin membalas dendamnya. Darah sudah mendidih. Api dendam membara di matanya. Ketiga ajudan nya yang setia itu kini sudah menguasai banyak ilmu beladiri dan siap membantu dan menjaga L Jun di medan perang. Mereka bertiga sudah bersumpah untuk siap mati bagi sang jenderal.
Setelah semua dicek dan lolos sensor (film emangnya), L Jun kembali ke rumahnya. A Mi sudah positif hamil. Ketiga istrinya senantiasa menjaga dan membantu sang nyonya. Jun merasa tenang karena kata sang tabib perempuan, kandungan sang istri baik baik saja. "Suamiku. Aku sudah hamil. Kita tidak bisa bercinta seperti biasanya. Adik adik ini siap menggantikan Aku untuk sementara." Kata A Mi dengan lembut.
"Kalian bertiga mau kan menggantikan tempat ku untuk sementara waktu?" Tanya A Mi ke mereka bertiga. "Mau kak" jasab mereka dengan senyum lebar. "Istriku. Kamu tak perlu berbuat banyak saat ini. Istirahat saja. Biar mereka bertiga melayani dirimu." Kata Jun dengan lembut sambil mengecup bibir istrinya. Jun menatap mereka bertiga dengan senyum. "Kalian bertiga tolong bawa kak A Mi ke kamar. Setelah itu ikutlah aku ke kamar mandi dan mandi lah bersama ku." Kata Jun.
Mereka bertiga melakukan perintah Jun dan sekarang mereka berempat sedang bersenang senang di kamar mandi. Jun yang sangat gemas dengan A Gu kerap mencium dan mencubit pipi nya. A Gu memang memiliki sikap kekanak kanakan. Itu sebab Jun sangat menyukai dirinya. Setelah selesai mandi, Jun meraba raba p******a mereka bertiga dan diamati dengan seksama.
Karena masih basah, kulit putih mereka menjadi semakin berkilau dan p****g p****g s**u mereka semakin menggairahkan Jun. Setelah selesai mengamati, Jun memutuskan membawa mereka bertiga ke kamar untuk bercinta. Jaga jaga besok dia menghadap sang pencipta alias wassalam. Tanpa memakai apapun, mereka berempat langsung menuju ke kamar.
Di kamar,A Mi sedang berbaring. Melihat mereka semua telanjang, sang istri paham dan bergeser sedikit untuk memberi ruang bagi mereka yang mau berteriak dan mendesah sepanjang malam. Li Jun tidak pernah tahu kalau selama dia tidak di tempat, A Mi mengajarkan mereka bertiga teknik seks dan berbagai macam gaya serta permainan. Malam ini, Jun akan menikmati hasil didikan istri nya.
Sang istri yang sedang hamil muda itu ternyata memilih untuk meninggalkan ranjang itu dan duduk di kursi nya sambil menyaksikan "anak didik" nya mempraktekkan apa yang mereka pelajari selama ini. Ma Lu mencium bibir Jun dengan lembut. Tangan Jun meraba raba p******a indah anak Jenderal itu. Duo kembar sementara ini sibuk menjilati kemaluan sang jagoan.
Jun yang berada di bawah tubuh Ma Lu itu mulai terangsang berat. Ma Lu juga demikian. Akhirnya mereka berdua mengakhiri sesi ciuman mereka. Duo kembar itu kini mendekat ke wajah Jun dan menggoyang goyangkan d**a nya. Jun dengan gegabah meremas dan meraba raba 2 pasang p******a yang bergoyang goyang itu. Duo kembar tertawa karena geli dan merasa lucu melihat Jun bertingkah layaknya anak kecil. Gantian Ma Lu menjilati p***s suaminya itu. Lidah nya sungguh hebat dalam melakukan oral seks karena dididik oleh A Mi.
Mereka berdua kemudian menghentikan gerakan d**a nya dan Ma Lu juga menghentikan oral seks nya. Mereka berdua dengan lidahnya menjilati dan mengelitiki wajah Jun sampai ke telinga, hidung, bibir, leher dadanya. Tangan Ma Lu meraba raba p***s Jun sambil mengocok. Duo kembar itu kembali menyodorkan p******a nya ke wajah Jun untuk dihisap dan p****g nya dimainkan oleh kedua tangannya.
Sayang aksi Jun "terganggu" oleh Ma Lu. Goyangan lidah nya sungguh luar biasa. Entah apa dan bagaimana A Mi mendidik mereka bertiga saat Jun tidak di rumah. Lidah Ma Lu berputar putar ke kanan, kiri, atas bawah dan sesekali membentuk lingkaran bahkan menulis nama Jun dengan menggunakan lidahnya di p***s Jun. Jun yang merasa geli dan nikmat tak kuasa menahan o*****e nya.
Sang istri tertawa. "Sayangku. Mereka bertiga itu baru saja mulai. Itu baru sebagian kecil dari kemampuan mereka. Kalau kamu mau lebih dan masih penasaran.. kembalilah dengan selamat.." tiba tiba A Mi menangis karena sangat mencemaskan keselamatan sang suami. Mereka bertiga langsung memeluk A Mi dan menghibur nya. Mereka berempat berpelukan dan saling menguatkan seolah mereka sudah menjadi janda (kembang).
L Jun merasa tak enak hati. Dia Kemudian menghampiri istri istrinya dan memeluk mereka semua. "Aku bersumpah akan kembali dengan selamat demi kalian dan negara. Aku akan mati karena usia tua, bukan di tangan lawan." Kata Jun dengan lembut kepada mereka semua. "Suamiku. Aku mohon kembalilah dengan selamat. Kami menunggu mu." Tangis A Mi.
"Betul kak Jun. Kami semua senantiasa setia menanti kehadiranmu. Jagalah dirimu baik baik." Kata A Chao. "Kak Jun tolong jaga dirimu baik baik. Jangan sampai anak anak kami tidak melihat ayahnya." Kata Gang Gu. "Kak Jun. Aku yakin ayahku tak akan bahagia di alam sana saat dia melihat dirimu menyapa dirinya di sana." Kata Ma Lu.
Jun sangat terharu dengan istri istri nya yang setia. Mereka saling berpelukan dan kemudian langsung tidur. Besok hari, mereka berempat melepas Jun ke medan pernah. Air mata mereka mengalir deras membasahi wajah cantik mereka. Itulah saat terakhir mereka berempat melihat Jun. Mereka kembali ke rumah. Jun yang dikawal 3 ajudan nya segera menuju benteng.
Musuh sudah mulai terlihat. Sa Bun berdiri di samping Jun. Dia bersumpah akan melindungi Jun. Pemimpin pasukan padang rumput itu maju mendekati gerbang. Jun akhirnya berjumpa dengan musuh bebuyutan nya. Sambil menahan amarah, dia tetap tenang dan penuh wibawa berjumpa dengan sasaran utamanya. Bila orang ini tewas, Jun bahkan rela kembali jadi petani lagi.
Bekas luka di wajah bagian kanan. Hidung agak mancung. Mata biru. Betul. Inilah yang Jun cari. Orang yang membantai keluarga Jun. Jun memberikan pilihan yang sangat menarik. Pertama, Jun berduel dengan sang musuh 1 vs 1. Pemenang boleh mengambil semua mua nya termasuk wanita dan tidak akan diganggu gugat.. Kedua, berperang seperti biasa.
Serigala kilat itu tentu saja memilih nomor.......2. Dia haus darah dan tentara nya juga setali 3 uang alias sama saja. Jùn menggelengkan kepalanya karena dia menyayangkan pilihan yang dipilih oleh musuhnya. Mereka berdua kembali ke sisi masing masing. Masing masing jenderal memberi aba aba untuk menyerang. Tentara musuh maju dan mencoba naik ke benteng. Pasukan kerajaan dengan gigih menghentikan mereka dengan panah dan batu.
2 jam berlalu, semua pasukan musuh gagal mencapai benteng. Taktik barbar dikerahkan. Tim seruduk dipanggil. 10 laki laki bertubuh besar membawa sebuah balok besar dengan ujung mirip kemaluan lelaki. Ada 10 tentara lagi yang melindungi 10 laki kaki besar itu. Mereka mencoba mendobrak dengan balok kayu itu. Tak mau kehabisan akal, pemanah dikerahkan tapi 10 orang itu dilindungi perisai. Akhirnya terpaksa mereka memakai minyak panas dan disiram dari atas benteng. Mereka semua kena dan lari kesakitan bahkan tewas di tempat.
Tentara Musuh yang membawa 400.000 tentara. Tentara kerajaan ada 100.000 dan tentara Co Li ada 90.000. Jumlah musuh 2x lipat lebih banyak. Tentara musuh sudah mulai banyak yang tewas. Ke La Bang dan Ke Pi Ting akhirnya turun tangan sendiri. Dengan kehebatan ilmu beladiri mereka, 2 kakak adik itu mampu naik ke benteng dengan ilmu meringankan tubuh. Mereka berdua mulai menyerang dan membunuh tentara di atas benteng. Jun menyuruh ketiga ajudan nya menyerang 2 musuh nya.
Bagaimanapun juga, benteng tidak boleh jatuh. Ketiga ajudan itu dengan gagah berani melawan 2 musuh nya. Qi Bai dan Lan Jiao melawan Ke La Bang. Ma Kan melawan Ke Pi Ting. La Bang menggunakan jurus pedang terbang nya. Pedang itu sebetulnya diikat oleh benang dan bisa "terbang" dan kembali lagi. Jurus itu melukai Qi Bai. Lan Jiao menyerang Bang dengan pedang nya. Lagi lagi jurus itu dipakai tapi gagal melukai Jiao.
3 sabetan pedang Bai ditangkis oleh Bang. Jiao kini menyerang dengan jurus pedang halilintar nya. Serangan itu akhirnya mampu melukai tangan kanan Bang. Lagi lagi Bang memakai jurus pedang terbang nya. Benang itu akhirnya terlihat. Bai dan Jiao tinggal mencari saat tepat untuk memotong tali benang itu.
Qi Bai dan Lan Jiao bertempur dengan sengit dan Bang mulai kewalahan. Teknik rahasia dia sudah terbaca oleh mereka berdua. Bai melihat kesempatan dan dengan pedang nya, Bai memotong tali benang itu. Mereka berdua tanpa henti menyerang Bang dengan jurus jurus pedang mereka. Bang akhirnya terdesak dan jatuh dari benteng sampai tewas karena membentur batu di bawah.
Mereka berdua membantu Ma Kan dan mengeroyok Pi Ting. Pi Ting sendiri dari tadi masih imbang melawan Ma Kan. Dengan bantuan kedua temannya, mereka menyerang dengan senjata mereka. Pi Ting semakin terdesak. Dia tak mau senasib dengan saudaranya. Akhirnya dia mengeluarkan 3 pisau kecil dari bajunya. 3 pisau itu dilempar. Bai dan Kan bisa menghindari serangan dadakan itu kecuali Jiao. Kaki kanannya terkena pisau itu.
Bai dan Kan akhirnya menggunakan jurus pamungkas nya, tendangan ganda. Tendangan Bai dapat ditepis tapi tendangan Kan berhasil mengenai d**a musuhnya dengan keras dan telak sampai terlempar jauh ke belakang dan jatuh menyusul saudaranya. Jun kini menyuruh mereka tetap menjaga benteng. Sasaran Jun kini sudah di depan mata. Serigala Kilat berada di atas kudanya.
Jun dan dia saling menatap. Tentara Musuh sudah banyak yang berjatuhan. Meriam meriam tentara kerajaan sangat efektif membunuh musuh musuh itu. Beberapa tentara musuh masih ada tapi mereka takut maju. Serigala Kilat paham kenapa tentaranya ketakutan. Dia akhirnya mengambil panah dari tentara nya dan menembak ke arah Jun dan bisa dihindari dengan mudah.
Jun akhirnya turun untuk berduel dengan sang pemimpin musuh. Serigala Kilat menyuruh agar anak buah nya tidak mengganggu duel mereka. Jun akhirnya bertemu muka dengan muka dengan sang pembunuh. Serigala menyerang dengan tombak berputar nya secara cepat. Jun sudah menduga serangan itu, menghindar dengan cepat. Sekarang dengan pedang naga biru nya, Jun terbang melancarkan serangan nya ke arah musuh dari atas.
Tombak itu berhasil menahan serangan sang jendral muda tapi Jun berhasil menendang d**a Serigala. Lawan jatuh. Usia lawannya sudah tidak muda lagi. Jun merasa di atas angin kembali menyerang dengan 10 sabetan ke kepala musuh nya. 9 berhasil dihindari dan 1 berhasil kena dadanya tapi tidak telak. Jubah musuh nya sobek karena hunusan pedang Jun.
Mereka berdua kini mulai bertukar serangan. Suara besi besi yang beradu mengisi telinga para tentara yang sedang menonton itu. Serigala kesal, tombak itu diarahkan dari atas menuju kepala Jun seolah Jun akan terbelah menjadi 2. Dengan santai, Jun menghindari dan kakinya menahan tombak itu dengan kaki nya. Jun kini berdiri di atas ujung tombak itu dengan santai.
Serigala Kilat mencoba untuk mengangkat tombak nya tapi tak bisa padahal tubuh Jun tidak gemuk (mungkin berat di dosa). Kemudian Jun melompat dengan gerakan salto. Serigala kemudian dengan cepat menyerang Jun secara tiba tiba. Jun memang sudah menduga gerakan itu dan Jun juga sudah tahu ke mana arah serangan sang musuh. Serangan sang musuh gagal melukai Jun karena bisa dihindari..
Jun kemudian menggunakan jurus warisan kakeknya. Dengan kekuatan tenaga dalam, tangan kanan nya diarahkan ke d**a musuh. Serigala menyerang dengan tombak nya ke tangan kanan Jun tapi dengan tangkas, Jun menarik tangan kanan nya dan dengan tangan kirinya diarahkan ke d**a lawan, jurus tenaga dalam itu berhasil mengenai sasaran.
Serigala terlempar jauh ke belakang dan pingsan. Kemenangan mutlak resmi menjadi milik Jun dan kerajaan. Tentara musuh ketakutan dan mulai lari. Jun memberi kode untuk ketiga ajudan nya agar pintu gerbang utama dibuka. Saat itu, semua tentara langsung berlari mengejar tentara Musuh untuk dibantai sampai semuanya tewas.
Jun kini menatap musuhnya yang sekarat. "KAU b******n. KAU TELAH MEMBUNUH ORANG TUA KU.. KAKEK NENEK KU DAN BAHKAN ISTRIKU. DESAKU SUDAH KAU HANCURKAN. TAMAT LAH RIWAYATMU!!!" teriak Jun yang kemudian memenggal kepala musuhnya. Kepala musuh nya dibawa oleh Jun dan bendera musuh juga dibawa ke istana. Ketiga ajudan nya disuruh pergi untuk memastikan semua tentara nya tewas tanpa sisa.
Kemenangan yang luar biasa itu disambut meriah oleh sang kaisar. Kepala Serigala dipamerkan di tengah kota. Semua rakyat bersuka cita dengan kemenangan mereka. Di istana ini, kaisar bersama raja Co Li juga keempat istrinya menyambut jenderal muda itu. Raja c**i membawa dua kemenakan nya yang juga kembar.
2 kakak adik kembar itu baru saja berusia 18 tahun kemarin. Mereka berdua bernama Yuk Ngen Tot alias Yu Bu Ka dan Yuk Ngang Kang alias Yu Man Di. Wajah Mereka sangat cantik. Bahasa mereka masih memiliki logat yang sangat kental. Jun tertarik dengan logat mereka. Kaisar akan mengadakan pesta besar. Hidangan sudah disiapkan.
Kedua kerajaan kini menjalin hubungan yang sangat baik. Kedua gadis kembar ini diberikan untuk dijadikan selir Li Jun. "Hahaha ha. Li Jun. Kamu adalah jendral Bintang 5. Itu sebab kamu harus punya 5 istri. Hahaha. Tapi kebetulan mereka kembar, jadi aku berikan mereka berdua. 1 nya buat cadangan saja. Jaga jaga kayak ban serep. Hahahhaha. Kalau aja nanti bocor di tengah jalan" kata raja dari kerajaan Co Li yang bernama Bwang Ti Su.