Part : 13

1355 Words
"Oh maaf mbak. Eh maksud saya nona... ini ada surat untuk jenderal Jun. Perkenalkan, nama saya E Dan. Temen seperjuangan Ba Bi dan A Su. Saya yakin mereka sudah sering ke sini." Kata E Dan sambil tersenyum manis. "Oh mereka berdua. Kenal kok. Tapi kok saya baru ketemu sama kamu ya? Tumben.. eh iya saya Cu Ka" Jawab Cu Ka yang tersenyum manis. "Oh itu karena...ya... mereka ada keperluan pribadi di sini dan saya baru bertama kali kemari untuk kirim surat. Di samping itu, saya tidak ada keperluan pribadi di sini jadi ya... tak ada alasan untuk mampir." Kata E Dan. "Begitu rupanya. Baiklah. Ngomong ngomong ini isinya apa ya?" Tanya Cu Ka penasaran. "Wah, saya tidak tahu nona. Mungkin itu beberapa dokumen dari forum crot. Tapi bisa saja surat rahasia. Hanya boleh dilihat oleh ayah mu saja." Kata jenderal itu sambil tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Nanti saya akan berikan ke ayah saya." Jawab Cu Ka dengan lembut dan tersenyum. "Nona. Ini kayaknya ada kebakaran deh. Kok ada nya asap ya?" Tanya jendral muda itu bingung. "Hallah!!! Lupa matiin kompor. Bentar ya..." kata Cu Ka panik dan langsung lari ke dapur. Jenderal muda itu menyusul gadis cantik itu ke dapur untuk membantu. "Untung saja keburu.... kalau tidak, bisa kebakaran. Terima kasih sudah menolong saya" Kata Cu Ka. Tal lama kemudian Jendral muda itu berpamitan dan kembali ke istana. Gadis itu tersenyum manis dan manja menatap jenderal tampan itu. Mereka berdua berpisah. Cu Ka langsung meletakan surat itu di atas meja ayahnya. Sore hari, sang ayah pulang dari istana dan membaca surat di meja nya. Kerajaan Co Li meminta bantuan karena musuh ada niat menyerang dalam waktu dekat. Jun paham dan dia segera mengadakan rapat dadakan dengan anak anak nya di rumah. Setelah mengumpulkan anak anak nya, Jun meminta anak anaknya berkumpul di istana besok untuk melakukan persiapan perang. Kerajaan tidak akan menyerah. Mereka akan bertempur sampai titik darah penghabisan. Besok nya mereka semua berkumpul. Jun menyuruh anak anak nya melakukan inspeksi terhadap kesiapan para tentara kerajaan sampai angkatan laut juga diperiksa kesiapan nya. Semua harus dalam kondisi siap tempur. Ketika mereka semua sibuk bekerja, tiba tiba ada surat melalui merpati pos ditujukan untuk Jun. Jenderal yang sarat pengalaman itu kaget. "Jenderal Jun. Sebaiknya kalian tidak usah berperang dengan ku. Tak ada guna. Menyerah saja. Kami akan memperlakukan kalian dengan baik. Kalau melawan... ya habis sudah riwayat kalian. 4 hari kami akan kembali." Begitulah isi surat tersebut. Geram tapi tetap tenang. Jun kembali bekerja seperti biasa dan dia mulai membagi tugas untuk anak anaknya dan para pihak yang bersangkutan. Ada 4 pintu gerbang yang harus dijaga pastinya. Yang utara akan dijaga A Su dan anak perempuan nya, Sa Yu. Gerbang barat dijaga oleh Ma Ta dan Ba Bi. Gerbang timur akan dijaga oleh Na Si dan Gan Teng. 1 gerbang yang paling penting adalah yang selatan. Ini akan dijaga langsung oleh L Jun, 3 ajudan nya juga oleh 5000 pasukan khusus. Malam nya Mereka pulang ke rumah dan membahas rencana mereka dan apa saja yang Harus dilakukan. Setelah selesai membahas itu semua, Teng iseng iseng berjalan keluar dan ingin berjumpa dengan Elisabeth tapi sayangnya gadis impian dia sudah pergi kembali ke eropa karena nendengar kabar akan terjadi nya perang. Teng sedih dan berharap dia akan berjumpa dengan gadis itu lagi. Dia akhirnya pulang ke rumah nya. Hari berganti hari, akhirnya saat yang ditunggu telah tiba. Me Na Wan sendiri datang membawa 3 juta pasukan nya ke depan gerbang selatan yang dijaga sangat ketat. Dia berjumpa langsung dengan Jun dan bernegosiasi untuk menyerah tapi jawaban Jun tetap sama. Dia memilih bertarung dan mati terhormat. Perang akhir nya dimulai. 3 juta tentara musuh menyerbu dari 4 arah. Anak anak Jun yang sudah terlatih akan menghadapi ujian terbesar nya. A Su dan Sa Yu akan menjaga gerbang utara. Musuh relatif mudah. Mereka mendekati benteng dengan cara kuno dan dengan mudah tentara kerajaan membantai mereka semua. Minyak panas, panah, batu sampai meriam diarahkan ke mereka semua. Kalaupun ada musuh yang berhasil naik, pasti habis di tangan sepasang kekasih itu. Mereka menjalankan tugas nya dengan baik. Semua berjalan dengan baik sampai musuh tampaknya tak ada henti henti mencoba naik ke benteng. Mereka berdua dan para tentara di atas benteng harus fokus penuh agar tidak kecolongan. Anak panah sudah menipis. Pasukan pemanah ditarik mundur untuk sementara membuat kedua sejoli itu harus kerja lebih keras lagi agar gerbang itu tidak jatuh ke tangan musuh. Komandan musuh memberi aba aba untuk pasukan pemanah. Ribuan panah ditembak. Pasukan kerajaan sudah mengantisipasi hal itu dan mereka sudah memakai jubah besi + perisai. Beberapa ada yang kurang beruntung sehingga terluka. Meskipun demikian, pasukan kerajaan yang saat ini menjaga gerbang utama tetap tenang di bawah komando anak gadis sang jendral bersama kekasihnya. Sementara di gerbang barat, 2 sejoli, Ma Ta dan Ba Bi juga bernasib sama. Tak ada 1 pun musuh yang berhasil lolos sampai pihak musuh menembak panah ke arah mereka. Beberapa terluka dan ada yang tewas tapi tak sebanyak jumlah musuh. Tentara kerajaan memang tak sebanyak tentara musuh. Tentara kerajaan sangat diuntungkan karena musuh hanya menyerang lewat darat. Bila Sampai mereka menyerang lewat laut, menyerah lebih masuk akal. Mogokkerja tidak memiliki jenderal perang yang hebat. Me Na Wan yang memimpin mereka sendiri di medan perang. Hanya bermodalkan banyak tentara, dia membantai semua musuhnya tanpa memiliki strategi perang yang jitu. Me Na Wan memiliki kemampuan beladiri yang sangat hebat dan itu sebab dia sangat yakin bisa menaklukan lawan nya yang 1 ini. Gerbang barat sementara ini aman dan hanya sedikit yang tewas karena panah. Gerbang timur saat ini dijaga oleh Na Si dan Gan Teng. Mereka dengan hebat bisa menghalau semua musuh dan sejauh ini belum ada yang tewas. Beberapa terluka tapi tidak parah. Bagi mereka berdua yang sangat kompak dan hebat, musuh musuh mereka hanya lelucon saja. Mereka yakin musuh akan mundur... Sampai mereka kecolongan.... Me Na Wan yang awalnya di gerbang selatan langsung menyusup ke gerbang timur. Dengan keahlian nya.. dia lolos dari pengamatan Jun dan berhasil bergabung dengan tentaranya di gerbang timur sana. Dengan kemampuan menembak panah yang hebat, dia menembak panah ke Na Si tepat ke leher nya sehingga anak laki laki Jun tewas di tempat. Gan Teng yang melihat langsung kakak nya tewas, menjadi murka. Dia yang masih muda, langsung turun membantai semua pasukan musuh dengan ganas tanpa peduli resiko nya. Di sinilah bencana itu dimulai. Jun yang belum tahu kematian anaknya kaget saat melihat A Teng bertindak di luar rencana. Dia segera memanggil anaknya untuk kembali di pos nya tapi tidak dihiraukan. Jun kesal dan dia turun sendiri untuk membawa anaknya kembali ke pos. Setelah dia menemui anaknya yang kesurupan itu, Teng berkata kalau Na Si tewas kena panah. Kaget, Jun yang tak mau gegabah langsung menyuruh Teng kembali ke pos dan menahan diri untuk tetap tenang agar semua berjalan seperti rencana. Kedua anak perempuan Jun belum tahu tentang ini dan dia meminta agar Teng tidak memberitahu kepada kedua adiknya tentang kematian Na Si. Kejadian tak terduga ini memaksa Jun harus membuat rencana dadakan. Dia mengutus 1 ajudan nya, Ma Kan untuk menggantikan Teng dan Na Si. Ma Kan yang sudah sarat pengalaman tentu saja tahu dan bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Gerbang timur yang tadi bermasalah, langsung kembali kondusif karena Jun dan ajudan nya. Situasi masih aman sementara ini. Meski tentara tidak banyak tapi mereka bisa memberikan perlawanan sengit dan bertahan. Gerbang selatan kali ini yang dipimpin oleh Jun dan kedua ajudan nya tetap dalam kondisi aman. Wan yang tadi menghilang, kini tiba tiba muncul dari bawah menyerang Jun dan kedua ajudan nya. Jun langsung berhadapan dengan Wan. Tentara mulai panik tapi Qi Bai dan Lan Jiao menyuruh tentara tetap fokus. Jiao membantu Jun menyerang musuh nya dan Qi Bai tetap memimpin para pasukan melindungi gerbang. Jun sebagai seorang lelaki dan petarung sejati dengan menggunakan jubah kebesarannya tentu ingin menghadapi lawannya ini dengan adil. Dia meminta Jiao membantu menjaga gerbang menemani Bai dan Kan karena gerbang selatan adalah gerbang sangat penting. Gerbang itu tak boleh jatuh ke tangan musuh. Sekali saja gerbang itu jebol, 90% kerajaan akan habis. Kini saatnya Jun berduel 1 vs 1 dengan Wan di atas benteng
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD