Identity 4 - Terjerat Cintamu
Amelia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi didepan matanya. Mana bisa ada orang yang baru saja bertemu tadi siang. Eh malamnya langsung melamarnya. Yang datang lelaki tampan pula. Mimpi apa Amelia bisa bertemu dengan lelaki tampan seperti Remon? Sejak tadi Remon masih curi-curi pandang pada Amelia. Bahkan beberapa kali ia melemparkan senyumannya yang menawan. Jantung Amelia berdegup kencang. Amelia benar-benar terjerat cintanya Remon. Tidak ada orang yang seserius ini pada Amelia. Yang ada mereka semua kabur saat melihat wajah Amelia. Padahal memiliki tanda lahir seperti Amelia, tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah Amelia orangnya baik hati kok. Amelia juga bukan tipe orang yang usil dan ingin ikut campur masalah orang lain. Amelia hanya perlu teman yang mengerti dirinya, itu saja cukup. Namun, mereka semua tetap memandang Amelia dengan sebelah mata.
Mereka malu jika harus berdekatan dengan Amelia. Beruntungnya ada Najla yang mau menjadi sahabatnya. Kalau tidak, Amelia merasa menjadi manusia paling kesepian di dunia ini. Amelia jadi ingat kata-kata Najla. Yang bilang kalau suatu saat pasti Amelia akan menemukan cinta sejatinya. Apa Remon adalah jawaban dari do'a yang selama ini Amelia inginkan? Remon adalah kado terindah bagi Amelia.
Jika ya, maka Amelia akan menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini. Mungkin ini adalah titik terang dari segala kegelapan dalan hidup Amelia. Amelia selalu menepis perasaannya saat ia mulai suka pada seorang cowok. Amelia tidak mau kecewa berkali-kali. Karena memang cowok yang Amelia suka, belum tentu suka balik sama Amelia.
Dulu saat Amelia duduk di bangku SMA. Amelia pernah suka pada ketua OSIS di sekolahnya. Setiap ketua OSIS itu minta tolong pada Amelia. Amelia selalu gerak cepat mengabulkan permintaan si ketua OSIS. Amelia memang seperti itu. Dia selalu melakukan apapun demi orang yang dia cintai.
"Maaf, Mel. Kayaknya kita enggak usah deh dekat dekat aku lagi. Pertemanan kita cukup sampai di sini aja ya. Aku sekarang udah punya pacar. Pacar aku cukup posesif. Jadi dari pada dia cemburu sama kamu. Lebih baik aku yang pergi menjauh, sebelum ssmuanya menjadi kacau," ucap sang ketua OSIS.
"Baiklah, aku mengerti kok," sahut Amelia dengan wajah sedihnya. Amelia sudah tahu semua ini pasti akan terjadi. Cepat atau lambat ketua OSIS yang dekat dengannya itu pasti akan pergi meninggalkan Amelia. Amelia kembali kesepian lagi. Saat ketua OSIS itu pergi dan menjauh dari Amelia. Habis manis sepah dibuang. Mungkin peri bahasa itu yang cocok untuk menggambarkan ketua OSIS saat itu.
Amelia kira setelah itu masalah akan selesai. Pacarannya ketua OSIS marah marah ada Amelia. Dia melabrak Amelia. Amelia dibully habis-habisan. Bahkan caci makin dan hinaan terus saja terucap dari pacarnya ketua OSIS. Amelia memang selalu mengalami hal ini, di tudung, dikambing hitamkan dan banyak lagi. Padahal awalnya ketua OSIS itu sendiri yang selalu meminta tolong pada Amelia. Karena tidak ada niat apapun. Amelia bersedia membantu. Bahkan menyusun konsep untuk acara di sekolahnya. Amelia selalu senang ketika melihat ketua OSIS itu senang. Jadi Amelia selalu membantunya tanpa pamrih. Namun, malah hinaan, hujatan dan sampai dibully yang Amelia dapatkan.
"Pergi jauh elo dari hidup cowok gue. Gatel banget sih nempel terus sama cowok gue!" Bentak pacarnya ketua OSIS saat itu.
"Aku tidak punya hubungan apa-apa kok sama dia. Jadi kamu tenang saja," sahut Amelia saat itu. Amelia sampai terkejut kenapa pacarnya sampai mabraknya.
Padahal pacarnya sang ketua OSIS terlihat sangat cantik. Tapi kenapa sampai melabrak Amelia? Takut Amelia merebutnya? Tidak usah sampai bertindak seperti itu bukan? Amelia malah mundur teratur saat ketua OSIS memintanya untuk menjauhi dirinya. Amelia juga sadar diri. Amelia tidak mungkin bisa mendapatkan hati ketua OSIS. Amelia hanya mencintainya dalam diam. Itupun kandas saat Amelia tahu kalau ketua OSIS sudah punya pacar. Jadi selama ini Amelia hanya dimanfaatkan oleh ketua OSIS. Kebaikannya malah jadi bumerang bagi Amelia. Padahal Amelia tulus selalu menolongnya. Namun, tidak apa. Mungkin Amelia harus menelan pil pahit yang ketua OSIS itu berikan.
Makanya setelah kerjadian itu, Amelia lebih selektif lagi memilih teman. Amelia tidak mau dimanfaatkan lagi oleh mereka. Amelia lebih baik hidup sendiri tanpa teman. Dari pada hasil kebaikannya hanya mendapatkan hinaan dan Bullyan? Amelia menjadi lebih tertutup. Saat masuk kuliah Amelia mulai menjaga jarak dengan teman-teman. Karena memang teman-temannya juga selalu memandang Amelia rendah. Amelia tidak mau mencari penyakit dengan semua itu.
Namun, berbeda dengan Najla. Dia pantang menyerah terus mendekati Amelia. Katanya Najla tulus ingin berteman dengan Amelia. Sampai-sampai Najla terus membela Amelia saat Amelia di bully teman-teman. Kadang Najla sendiri yang terkena imbas dari kejahilan teman-teman kampus Amelia. Padahal tujuan utamanya adalah Amelia, tapi malah kena Najla. Saat itulah Amelia mulai yakin. Kalau Najla memang benar-benar tulus mau jadi sahabatnya. Saat itu Amelia merasa menjadi orang yang sangat beruntung. Najla benar-benar seperti malaikat pelindung dihidupnya.
**********
Selesai acara makan malam. Amelia dan Remon pergi ke taman rumah Amelia. Sepertinya Amelia memang ingin banyak ngobrol dengan Remon.
"Kamu serius dengan lamaran kamu ke aku? Kita baru saja bertemu siang ini loh. Apa kamu tidak menyesal?" Tanya Amelia dengan hati yang berdebar-debar. Takut-takut Remon berubah pikiran dan membatalkan lamarannya.
"Tentu, Mel. Aku memang baru bertemu dengan kamu siang tadi. Cuma aku memang sudah menyimpan rasa sejak lama sama kamu. Akunya saja yang baru berani menyapa kamu. Aku terlalu pengecut untuk nyamperin kamu. Ternyata kamu orangnya baik banget, aku nyesel enggak sapa kamu dari dulu. Padahal kalau enggak kita bisa pacaran dulu. Ya enggak?" Jawab Remon santai. Hal itu justru mengejutkan bagi Amelia. Itu artinya Remon sudah lama diam diam suka pada Amelia. Gadis buruk rupa yang sering di bully oleh teman-temannya. Sekarang malah dilamar oleh lelaki tampan seperti Remon.
"Aku itu jelek loh, banyak orang yang enggak mau berteman sama aku. Apa kamu nanti enggak menyesal?" Amelia benar-benar ingin tahu apa Remon benar-benar serius dengan dirinya.
Remon mendekati Amelia. Ia menggenggam tangan Amelia. "Mel, kecantikan bukan segalanya. Aku justru suka sama kepribadian kamu yang ramah. Itu justru lebih cantik dari apapun. Aku sama sekali enggak menyesal dengan apa yang aku perbuat hari ini. Aku justru merasa jadi lelaki yang paling beruntung. Karena sebentar lagi kamu menjadi milik aku," jelas Remon sangat lembut. Membuat Amelia bener-bener tersihir oleh cinta Remon. Remon sudah seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk Amelia. Untuk menghibur hidup Amelia yang sepi. Menguatkan Amelia di saat semua orang membencinya. Justru Remon malah melihat sisi lain dari Amelia.
Mereka saling berpelukan. Malam ini Amelia sangat bahagia. Ia merasa menjadi perempuan paling bahagia. Kedepannya mungkin mereka harus mengenal lebih dalam lagi. Sampai tanggal pernikahan benar-benar di tentukan. Remon cukup berani sih menurut Amelia. Dia datang dengan rasa percaya diri yang tinggi. Lalu melamar anak orang dengan tanpa basa basi. Ya tentu hal ini yang diinginkan setiap perempuan. Apalagi perempuan seperti Amelia. Yang cintanya selalu kandas sebelum berlayar. Amelia hanya bisa suka pada lelaki lain. Setelah itu kandas karena tahu lelaki itu sudah punya kekasih. Cintanya selalu bertepuk sebelah tangan. Sampai-sampai Amelia punya pikiran untuk melakukan operasi plastik, saking ingin menjadi cantik seperti perempuan yang lainnya.