Indira memberi info penting di group keluarga, yaitu mengajak … lebih tepatnya memerintah, semua anggota keluarga yang masih menginap di hotel, untuk makan siang bersama.
“Huffttt!” Arion seketika memasang wajah malas. Bukan maksud hati ingin membantah pada omanya itu. Dia bukanlah tipe cucu durhaka seperti Aruna.
Namun yang tak diinginkan oleh Arion adalah, jika nanti oma banyak bertanya lagi pada Mentari maupun ibunya. Akan sungguh berbahaya jika omanya sampai curiga nanti.
“Kenapa mukamu begitu?” tanya Mentari penuh selidik.
“Kenapa memangnya mukaku?” Arion justru balik bertanya, tapi tanpa menoleh sedikitpun pada Mentari. Pandangannya hanya fokus pada layar handphone saja.
“Antara lagi kesal atau malas,” tebak Mentari. Dia masih menatap lekat-lekat pada ekspresi wajah suami formal
