2. Di Club Red Wine

1077 Words
Dan seperti yang sudah direncanakan beberapa Minggu sebelumnya. Karena besok adalah bagian dia libur. Malam ini, Baby akan hang out dengan para sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu.  Baby sudah duduk dimeja riasnya , dengan memakai pakaian cukup sexy namun tetap terlihat ellegant. Jangan sampai dia dicap w************n. Baby hanya memakai black dress sepaha disertai blazer hitam dan heels silver blink-blinknya dan tak lupa pouch dengan warna senada sepatunya. Rambutnya hanya dibuat agak bergelombang dan tergerai sedikit messy. 'Ahh, sempurna,' gumamnya. Polesan make up nya hanya tipis saja. Baby tidak terlalu minat dengan make up. Yang wajib menurutnya adalah maskara , eyeliner dan balm nude nya.  "Yes , I'm ready girls," ucapnya saat menerima telepon dari sahabatnya. Baby pun keluar dari kamarnya. Setelah mengeluarkan kunci mobilnya dari pouch nya. Baby segera melajukan Audi hitamnya. Ini adalah pemberian Aretha. Entahlah pemberian atau memang fasilitas yang ia dapatkan. Tetap saja Baby benar-benar merasa bersyukur.  Setelah sampai di Club terwahid sekota ini, "Red Wine Club". Club ini biasa didatangi para jetset dan crazyrich lah pokoknya.  Baby berjalan menuju ruang VViP yang sudah dipesan para sahabatnya. Dan Baby membuka pintunya. "Yuhuuuu, girls. I'm coming," sapa Baby. "For God sake!!! Baby you look amazing," sambutan dari Ana yang langsung menggelegar diruangan tersebut.  "Babe, makin sexy aja Lo," sahut Renata dan Nina berbarengan. "Gila loh babe, kalo lihat Lo begini, gue nyesel kita putus beberapa bulan kemarin," celetuk Bara. Sahabat, mantan...dan sekarang balik lagi jadi sahabat. Hahaha....rumit yah. "Anjrit lo Bar, berarti lo cuma mau sexy nya aja dong. Dasar mesuum," balas Baby. Baby pun duduk di posisi diantara Bara dan Renata. Mereka bercanda, berbicara aktifitas yang mereka lalui beberapa Minggu ini. Melepaskan kerinduan dan kepenatan. Sambil sesekali menatap dari balik kaca ruangan tersebut ke arah lantai dansa. Melihat para pemuda pemudi jetset yang sedang menikmati surga dunia. Penuh alkohol, wanita pemuas sexx dan uang. Alunan distorsi menggebu detakan jantung. Baby mengambil orange juice nya. Baby tidak suka 'minum' dan dia sungguh muak mencium bau alkohol. Dia datang ke Club hanya untuk senang-senang dan berdansa tentunya. "Babe, kita turun yuk?" ajak Bara.  Setelah ia menaruh minumannya, ia mengangguk menerima ajakan Bara. "Jangan jauh-jauh dari gue ya. Penuh banget," Baby. "Yes my babe," Bara dengan senyum genitnya. "Renata, lo jangan mabuk-mabuk ya. Lo ngerepotin orang kalo mabuk," ucap Bara sebelum meninggalkan mereka bertiga. "Sialan lo jirr!!" Umpat Renata. Setelah sampai dilantai dansa, mereka menikmati alunan distorsi yang dimainkan DJ diatas panggung. Semua pengunjung bersorak.  Baby pun meliukkan tubuhnya yang sexy dengan lincah. Sesekali tangannya melingkari leher Bara. Bara menatap Baby dengan tatapan 'menginginkan'.  "s**t!!" Umpat Bara tidak tahan ditengah keramaian. Bara pun menarik tengkuk Baby dan menciumnya dengan panas. Baby yang kaget, sontak mendorong tubuh Bara menjauh.  "s**t!! Bara! Apa-apaan lo?" Tanyanya marah. "Gila. Gue enggak tahan lihat lo babe," ucap Bara masih dengan pandangan gairahnya dan menyentuh pinggang Baby ingin memeluknya. Namun tidak terjadi. Baby pun menampar wajah Bara, "ash*le!!!" Baby meninggalkan Bara. Dan ia berjalan menjauhi lantai dansa. Masih terdengar Bara meneriakkan namanya, namun Baby tetap berjalan menjauhi tanpa menoleh. Sebelum ke toilet, Baby keruangan VVIP tempat mereka. Namun tiga sahabatnya sudah tidak ada diruangan tersebut. Mungkin sedang berdansa. Baby pun mengambil pouchnya dan meminum orange juicenya kembali. Di dalam toilet. Baby segera membasuh wajahnya kasar dan mengelapnya dengan tissue. Dia memoles balmnya lagi, menata rambutnya. Dan menata mood nya yang sudah dirusak Bara.  Baby gerah, badannya terasa panas. Ada desir aneh yang ia rasakan. Ia melihat wajahnya di cermin, sudah memerah.  'Arrggh, ada apa ini? Sialan, enggak enak banget!' Baby keluar dari toilet dengan sempoyongan. Dia merasa pandangannya kabur. Dia berjalan terseok-seok. Padahal dia tidak minum alkohol. Baby berpegangan pada dinding sepanjang perjalanan dari keluar toilet. Banyak orang lalu lalang yang memandangnya aneh dan beberapa pasangan menertawakannya.  Ya Tuhan, kenapa panas sekali. Apa AC di Club ini mati?  BRUKKK!!! Baby menabrak seorang pria berkemeja abu yang digulung sampai siku, dilapisi vest abu tua, dasinya masih rapih, celana bahan sewarna dengan vestnya. Badannya....sexy. kekar, berotot. Baby mendongakkan wajahnya dan menatap mata pria itu. Pria itu masih memegang bahu Baby , menahannya agar tidak terjatuh.  Mata Baby mulai b*******h melihat pria itu. Aroma tubuhnya sangat maskulin.  "Hey nona, kau kenapa?" Tanya pria tersebut dengan raut wajah cemas. Baby hanya tersenyum menggoda. Dan seketika Baby menarik tengkuk pria itu agar menunduk sejajar dengan Baby dan.....Baby mencium bibir pria itu. Arrggghhh, ada apa ini? Aku menginginkan nya. Lebih dari ini.  Kuyakin ada yang salah pada diriku. Oh, s**t!!!!  Baby melumat bibir pria itu dengan panas. Dan Baby mengeluarkan suara lenguhan yang tidak dapat ditolak oleh pria itu. Lalu Baby melepaskan ciuman panasnya, masih dengan sedikit kesadaran. "Ahh, panas. Tolong aku!" Ucap Baby. Namun, ucapan dan gerak tubuh Baby berlawanan. Dia menggesek-gesekkan dadanya ke d**a bidang pria itu. Pria itu tahu, wanita di depannya sedang mengalami apa. Dan tentunya tahu juga apa yang wanita itu butuhkan. "Sial!!! Jangan goyang gitu. Ahh....lo bikin gue tegang nih," pria itu. Baby masih mendengar ucapan pria itu namun kesadarannya sungguh sangat tipis untuk menjauh dan menolak panas yang sedang membara ditubuhnya saat ini.  Lagi-lagi Baby mencium bibir pria itu dan menjilati lehernya. Baby akan melepas kancing kemejanya, namun... "f**k!!! Gue udah enggak tahan. Kita ke hotel," pria itu mengendong Baby ala bridal style dan berjalan dengan tergesa menuju basement. Pria itu membuka mobilnya dan mendudukkan Baby di kursi penumpang dan segera menutup pintu mobilnya. Pria itu segera duduk dikursi kemudi. Dan sekilas melihat Baby yang sedang mendesah dengan suara sexy nya. Baby sedang mencoba membuka blazer hitamnya. Dan menatap pria itu dengan tatapan penuh gairah. Tangan Baby memegang paha pria itu dengan lembut dan perlahan. Telunjuk Baby dimasukkan kedalam mulutnya, menyedotnya sehingga terlihat sangat....erotis. Sungguh, ini karunia atau bencana!!! Batin pria itu. Persetan dengan itu, wanita itu sudah membuat sesuatu milik si pria menegang dan ingin segera menuju sarang penuh kenikmatan dunia. Pria itu segera melajukan mobilnya ke hotel yang tak jauh dari Club tersebut. Setelah sampai , dia memberikan kunci mobilnya pada petugas Valley. Dan dengan menggendong Baby masih dengan gaya bridal style nya. Pria itu tak mempedulikan tatapan para pengunjung hotel. Langsung menuju lift.  Didalam lift, Baby yang masih digendong pria itu terus saja mencium bibir, pipi dan menjilat telinga pria itu. Sesekali menggigit leher pria itu. Membuat pria tersebut semakin tak sabar ingin menaruh wanita ini ke ranjangnya.  "Hey sexy, Gue suka aroma lo. Sexy. Aahhh...." Ucap Baby dengan lenguhan penuh gairah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD