Aku selesai memakai sneakers dua kali lebih cepat dari Mas Satya. Dia masih tampak cemberut usai kejadian subuh tadi. Aku yang sedang luang, mencoba untuk mengganggu. "Mas, gimana kalau beneran jadi? Temen aku, baru sekali coba, langsung hamil." Mas Satya menatapku tajam. "Kamu nggak boleh hamil. Jangan sampai!" "Mas sendiri yang kelepasan." Dia kurang fokus semalam, sampai keinginannya keluar di luar, jadi batal. Cuman gara-gara sederhana begitu, dia sampai gelisah hingga sekarang. Saking tidak maunya dia punya anak. Aku menipiskan bibir melihat caranya mengikat sepatu dengan gerakan gontai. Lalu ketika ada ikatan sepatunya yang bermasalah, dia menggeram dan menyugar rambut secara kasar. Aku berlutut di depan sepatu kanannya yang tersimpul mati. Menariknya dengan teliti sampai ter